Apakah BI akan menaikkan suku bunga lagi dan US VS China trade war

Apakah BI akan menaikkan suku bunga lagi

Setelah Bank Sentral AS, The FED pada 13Juni 2018 telah menaikkan interest rate dari 1,75% menjadi 2%? Sejumlah pebisnis memprakirakan BI rate menjadi 5,25% atau kenaikkan sebesar 50 basis point dari 4,75%.  Untuk membuat keputusan tersebut terdapat beberapa hal yg perlu diperhatikan:

1.Berapa kurs rupiah setelah kantor secara resmi buka?

2.Dampak jumlah uang beredar selama bulan Ramadhan dan Lebaran apakah berpengaruh terhadap tertahannya penguatan rupiah? Keputusan Pemerintah memberikan THR berjumlah Rp +/- 35 trilyun menaikkan  daya beli dan jumlah uang beredar tetapi inflasi terjaga.

3.Kegiatan Bursa Efek dan Bursa Global?

Seluruh negara2 menyesalkan the FED karena  menaikkan suku bunga, sebab dengan menaikkan suku bunga pinjaman dalam inflasi yang rendah stabil mengurangi growth  PDB/GDP.  Managing Director IMF, Christine Lagarde mengatakan dengan menaikkan suku bunga pinjaman menyebabkan growth AS pada tahun ini diatas 3%, tahun 2019 kurang dari 3% dan Jika rencana menaikkan suku bunga sampai angka 3,5% maka growth AS dibawah 1% bahkan bisa menuju resesi.

Tingkat sukubunga sejumlah negara: Turki17,75%, Mexico 7,5%, Rusia 7,25%, Brasil 6,5%, India 6,25%, RRC 6,25%,  Australia 1,5%, Korsel 1,5%, UK 0,5%, Netherlands o,o%, Jepang – 0,10%, Swis –o,75%.

US VS China trade war

Presiden Trump mengumumkan Jumat 15 Juni 2018  bahwa AS akan mengenakan tarif 25 persen pada $ 50 miliar barang dari China. Disebabkan praktik perdagangan China yang tidak adil,” kata pihak Gedung Putih.

Pemerintahan Trump  juga mengancam akan memberlakukan lebih banyak tarif jika China membalas – dan China sudah mengindikasikan akan melakukannya. “Kami akan segera memperkenalkan langkah-langkah perpajakan dalam skala yang sama dan dengan intensitas yang sama,” pernyataan dari kementerian perdagangan China, menurut Xinhua.

Ketegangan di antara mitra dagang Amerika terus meningkat. Mr Trump telah mengenakan tarif terhadap  impor baja dan aluminium dari Kanada, Meksiko dan sekutu Eropa, dan negara-negara tersebut telah merespon untuk jenis yang sama. Tetapi sampai sekarang, jumlah uang dolar yang terlibat relatif kecil.

Pengenaan tarif $ 50 miliar menandai eskalasi secara  signifikan, terutama dengan potensi tambahan $ 100 miliar. Tarif akan ditetapkan mulai 6 Juli senilai $ 34 miliar barang; periode peninjauan akan dimulai untuk sisa $ 16 miliar.

Sebuah pernyataan dari Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat mengatakan tarif tersebut secara khusus menargetkan barang-barang China yang terkait dengan teknologi dan inovasi. Tarif menaikkan biaya untuk bisnis, dan dapat menyebabkan orang Amerika membayar lebih untuk berbagai macam produk. Pernyataan itu mengatakan daftar produk tidak termasuk barang yg  “umumnya dibeli oleh konsumen Amerika seperti telepon seluler atau televisi.

Ada tiga cara utama tarif AS thd China yg berpotensi  merugikan perusahaan Amerika. Tarif impor Cina akan meningkatkan biaya bahan baku untuk kepentingan bisnis AS, memaksa mereka membayar lebih untuk membuat barang yang sama, apakah mobil, peralatan atau elektronik. Tarif timbal balik Cina membuat barang AS lebih mahal bagi konsumen Cina, melukai banyak bisnis yang mencoba peruntungannya di pasar terbesar dunia, China

Akhirnya, China dapat menyulitkan perusahaan Amerika untuk melakukan bisnis dengan menggunakan metode lain, seperti meningkatkan peraturan tentang perusahaan AS di China atau memperlambat transaksi.

Cina menjual barang senilai $ 375 miliar lebih banyak daripada yang dibeli, dan Mr. Trump telah bertekad untuk menurunkan jumlah itu. Tetapi berbagai bisnis Amerika bergantung pada Cina, dan petani Amerika adalah salah satu target potensial untuk pembalasan dari China.

Misalnya, tahun lalu AS mengekspor babi senilai $ 1,1 miliar ke China. Ini adalah industri yang mendukung sekitar 550.000 pekerjaan di sebagian besar pedesaan Amerika. Dan 56 persen dari semua ekspor kedelai AS masuk ke China.

https://www.bloomberg.com/news/videos/2018-06-19/indonesia-s-indrawati-says-em-countries-must-adjust-to-new-normal-video (wawancara Bloomberg Surveilance dengan Menkeu Sri Mulyani di London pada tgl 19 Juni 2018)

Dari beberapa sumber informasi diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published.