Jatim – Budi daya Udang Vannamei

Udang vannamei

udang vannameiUdang Vannamei di sebut juga dengan udang putih yang merupakan sumber daya ikan golongan Crustacea. Udang ini merupakan spesies asli dari perairan Amerika Tengah. Resmi diperkenalkan dan dibudidayakan di Indonesia pada tahun 2000.

Hal yang menggairahkan kembali pada usaha pertambakan di Indonesia pada saat ini yang sebelumnya mengalami kegagalan budidaya akibat serangan penyakit bintik putih (white spot) pada budidaya udang windu (Penaeus monodon).

Udang vaname dikenal memiliki nama ilmiah yakni penaeus vannamei. Udang jenis ini memiliki 2 gigi pada tepi rostrum pada bagian ventral dan 8 – 9 gigi pada bagian tepi rostrum bagian dorsal. Penaeus vannamei memiliki toleransi salinitas yaitu dari 2 – 40 ppt tapi akan tumbuh cepat pada salinitas yang lebih rendah

Tabel Salinitas

salinitasUntuk mengukur tingkat salinitas adalah dengan menggunakan alat bernama refraktometer dan salinometer

Berdasarkan toleransinya terhadap salinitas, maka udang vannamei termasuk ke dalam golongan euryhaline laut, yaitu hewan laut yang mampu hidup pada kisaran salinitas yang tinggi yaitu antara 2 – 40 ppt (Wyban et.al, 1991).

Di beberapa tempat, udang vannamei ditemukan masih mampu hidup pada salinitas 40 permil, namun terbukti mengalami pertumbuhan yang lambat. Jika nilai salinitas terlalu tinggi, konversi rasio pakan akan semakin tinggi sehingga sirkulasi air secara kontinyu sangat diperlukan (Poernomo, 1994, dalam Apriyanto, 2012)

Menurut (Ghufran dan Kordi, 2006), suhu optimal untuk pertumbuhan udang vannamei antara 12-370C tumbuh dengan baik pada suhu 24-340C dan ideal pada suhu 28-310C.

Provinsi Jatim

panen udangWagub Jatim,Emil Dardak menghadiri panen raya udang vannamei di IBL Prigi, Trenggalek

Pemerintah Provinsi Jawa Timur  melalui Dinas Kelautan dan Perikanan berhasil mengembangkan standar operasional prosedur (SOP) budi daya udang vannamei. Pengembangan teknologi berbasis bio herbal itu mempersingkat jangka waktu pemeliharaan dengan hasil optimal.

Tim IBL menerapkan metode bio herbal dengan memanfaatkan bakteri yang sudah dilemahkan. Tata kelola air dibantu dengan bakteri yang dilemahkan berdampak terhadap bibit udang yang sedang dibudidayakan. Misal, penggunaan listrik lebih efisien dan penggunaan pakan lebih rendah.

“Metode optimalisasi pengelolaan air inilah yang membuat rentang waktu budidaya lebih pendek,” kata Hari Pranoto, Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim.

Dalam panen raya udang vannamei di Instalasi Budi Daya Laut (IBL) Prigi, Trenggalek, Jawa Timur, Jumat (10/1/2020), sebanyak belasan ton udang vannamei dipanen. Udang-udang berukuran 40 itu merupakan hasil budi daya selama 70 hari. Waktu ini lebih pendek ketimbang budi daya biasa yang memakan waktu sekitar 120 hari..

Keberhasilan SOP budidaya udang vannamei di  ini juga dikembangkan dan disebarluaskan ke petani tambak udang di pesisir Jatim lainnya, seperti, Blitar, Tulungagung, dan Pacitan.

Pemprov Jatim mencatat kemampuan produksi udang vannamei di Jatim baru mampu memenuhi 70,8 persen kebutuhan industri di daerah tersebut. Volume produksi udang vannamei di seluruh kawasan pesisir Jatim sekitar 93.000 ton berdasarkan estimasi produksi selama kurun 2019.

 

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published.