The former US Supreme Court Justice, William O. Douglas; At the constitutional level where we work, 90% of any decision is emotional. The rational part supplies the reasons for supporting our predilections.
Peristiwa Bom Bunuh Diri di Terminal Trans Jkt sekitar pk 21.00 tgl 24 Mei 2017 dengan korban meninggal 3 dari Kepolisian dan 2 dari Pelaku. Diduga kuat merupakan rangkaian peristiwa ledakan Bom yang terjadi di beberapa negara.
Mesir, Minggu, 9 April 2017, di beberapa gereja di Tanta dan Alexandria yang menyebabkan korban tewas 36 orang dan luka 100 orang. Ledakan memorakporandakan gerbong kereta yang sedang dalam perjalanan menuju stasiun kereta bawah tanah Technical Institute di St Petersburg, Rusia pada Senin (3/4). Setidaknya 11 orang tewas dan 43 luka-luka.
Konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, sedikitnya 22 orang lainnya yang termasuk juga anak-anak, tewas dan 59 orang lainnya luka-luka. Kebanyakan penonton konser Ariana Grande merupakan anak-anak dan remaja. Salah satu korban tewas diidentifikasi sebagai bocah perempuan berusia 8 tahun. Pelakunya Salman Abedi keturunan Lybia tewas dalam peristiwa itu. Kemudian serangan ke Kota Marawi, Filipina Selatan pada Selasa (23/5/2017).
Irjen Ansyaad Mbai mantan Kepala BNPT ( Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme ) mengatakan bahwa pelaku Bom terutama anak2 muda adalah korban dari ajaran guru mereka. Guru2 itu mengajarkan radikalisme. Hal itu diulang kembali oleh Irjen lulusan terbaik Akabri Kepolisian tahun 1973 dalam acara Mata Nadjwa semalam ( 24,5,17 ).
Direktur Eksekutif Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan Ifa Hanifah Misbach menyatakan 9,8% anak SMA di Indonesia menyetujui dan mendukung gerakan ISIS berdasarkan survei dari SETARA Institute dan MSRC. Selanjutnya diungkapkan sekitar 30% menganggap Pancasila sebagai idiologi tidak relevan.
Mereka yang sudah masuk dalam organisasi radikal menutup diri terhadap pemikiran orang luar. Sangat disayangkan tokoh ulama seperti Quraiz Shihab, Buya Syafii Maarif dimarginalkan oleh karena bukan dari kelompok mereka.
Tepat pemikiran nara sumber yang hadir di acara Mata Nadjwa agar mereka anggota dan simpatisan gerakan radikal yang menutup diri harus diajak berdialog dalam setiap kesempatan, dalam berbagai acara kegiatan seperti kesenian, olah raga dll.
Di acara ILC TV One tgl 23 Mei 2017, terjadi dialog yang sangat menarik. Relevan pemikiran mantan US Supreme Court Justice, William O. Douglas bahwa 90% keputusan sifatnya emotional dan bagian yang rational malah mendukung apa yang kita suka. maka…..We only to listen with what we want to hear. We only to see with what we want to see.
dikumpulkan oleh gandatmadi46@yahoo.com