Socially Responsible Investing (SRI) & Robotika dan Sistem Cerdas untuk Menjawab Permasalahan Bangsa

Prof IrwanProf Irwan Adi Ekaputra

Socially Responsible Investing (SRI)

Kemarin tgl 13 Desember 2017 di UI digelar upacara pengukuhan sebagai Profesor kepada Prof Irwan Adi Ekaputra. Dalam pidato ilmiahnya Prof Irwan berjudul Socially Responsible Investing (SRI)  atau dikenal sebagai sustainable investing. Merupakan cabang ilmu finance yang mempelajari fenomena investasi pada perusahaan yang bertanggung jawab. Perusahaan yang dalam menjalankankan usahanya mempertimbangkan secara seimbang tidak hanya kepentingan keuangan namun juga aspek lingkungan, sosial dan tata kelola.

Prof Irwan, selanjutnya menceritakan bahwa ethical dari SRI sudah dimulai sejak pertengahan tahun 1700 ketika John Wesley, pendiri Gereja Methodist mengharuskan investasi keuangan mengikuti ajaran New Testamen. Selama beberapa generasi, investor berbasis religi tidak berinvestasi pada perusahaan yang mendukung kekerasan, memproduksi senjata, mendukung perbudakan. Sebagai contoh, investor akan menjauhi investasi di sektor membuat minuman beralkohol karena pengaruh buruknya juga rokok, meskipun kinerjanya lebih menguntungkan dari pada sektor lainnya.

Pada abad ke 20 SRI berkembang terkait dengan aspek lingkungan, upaya sistematis untuk mengidentifikasi dampak kegiatan ekonomi padalingkungan dimulai sejak tahun 1960an ketika persoalan ekologis mengemuka. Perusahaan kimia bidang pertanian AS gencar memasarkan DDT sebagai pestisida  namun peristiwa mengerikan direkam secara lengkap oleh Carson (1962) dalam buku fenomenal Silent Spring. Ketika itu musim semi tidak lagi diwarnai dengan kicau burung. Pohon apel yang berbunga tidak dikunjungi lebah untuk menyerbuki. Ayam tidak mampu menetaskan telor.

Pada tahun 1972 PBB menanggapi serius  masalah lingkungan melalui penyelenggaraan UN Conference on the Human Environment. Hasilnya pendirian UN Environment Program (UNEP) pada tahun 173. Tugas UNEP menyusun standar kebijakan dan inisiatif internasional terkait lingkungan berbasis hasil perkembangan ilmu pengetahuan. Banyak pihak makin waspada akan dampak negatif kegiatan ekonomi terhadap lingkungan setelah terjadi peristiwa besar, yang pertama meledaknya PLTN Chernobyl di Ukraina ( bagian dari Uni Sovyet) pada 1986. Ledakan tersebut mengakibatkan polusi radio aktif yang luas dan meningkatnya kematian karena kanker. Kedua, kapal supertanker Exxon Valdez menabrak bukit karang di sekitar Alaska pada tahun 1989. Persitiwa tersebut mengakibatkan tumpahnya 11 juta galon minyak mentah

Aplikasi SRI

Investasi berbasis teori klasik dan berbasis SRI. Proses investasi menurut teori klasik para investor atau fund manager memperhatikan interaksi antara faktor risk, return dan liquidity. Sementara SRI menambahkan satu faktor lagi, yaitu sustainability. Aspek kesinambungan tidak hanya mencakup kegiatan usaha perusahaan namun juga etika dalam berusaha, kelestarian alam, dampak sosial dan management. Investasi yang melaksanakan SRI setidaknya menggunakan satu dari tiga cara untuk mencapai tujuannya: (1) screening approach, (2) shareholder activism dan (3) community development investing.

Paska krisis keuangan Global tahun 2008 popularitas SRI naik. Reksa Dana SRI di AS tumbuh dari USD 12 milyar di tahun 1995 menjadi lebih dari USD 1 Trilyun di tahun 2015. Pada tahun 2009 Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia menerbitkan Indeks Sri-KEHATI.  Indeks tersebut memuat 25 emiten yg memenuhi kriteria seleksi berupa prinsip sustainability, kepedulian lingkungan dan management yang baik.  Indeks SRI-KEHATI memberikan imbal hasil 17,19% sedangkan IHSG tumbuh 13,39 %.

Tantangan & Peluang

Perusahaan Indonesia yg bergerak di sektor terkait erat dengan lingkungan seperti sektor kehutanan, pertambangan (terutama Batybara) dan perkebuan (terutama Kelapa Sawit) semakin mendapat sorotan. Menurut Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan luas hutan Indonesia pada 2016 mencapai 124 juta hektar. Namun demikian sejak 2010 – 2015 Indonesia kehilangan hutan seluas 684 ribu hektar per tahun akibat pembalakan liar, kebakaran hutan dan alih fungsi. Indonesia mengikuti Brasil sebagai dua negara dengan kehilangan hutan terluas. Pengembangan perkebunan kelapa sawit dilakukan secara agresif di Indonesia dengan semakin meningkatnya perminaan minyak kelapa sawit dunia.  Konversi hutan dan lahan gambut dalam skala besar mengubah lingkungan ekologis dan meningkatkan polusi.

Perubahan lingkungan ternyata menciptakan peluang. Paris Climate Agreement 2015 membuka peluang bagi perusahaan melakukan komersialisasi hak paten atas clean technology. Saat ini lebih dari 500 ribu hak paten terdaftar berasal dari berbagai negara yang didominasiEropa, RRT dan AS. Perusahaan yang berhasil memanfaatkan clean technology akan mampu mencetak keuntungan sekaligus menjaga lingkungan.

Universitas Indonesia perlu mendorong penelitian interdisiplin dalam bidang clean technology, untuk selanjutnya memperoleh hak paten.

Riwayat hidup singkat

Lahir di Surabaya th 1967. Meraih gelar doktor th 2003 dari UI, meraih gelar magister manajemen th 1995 dari UI dan Ir th 1990 dari IPB. Memperoleh penghargaan sebagai Dosen Terbaik ke dua tahun 2010 dan terbaik tahun 2007. Peserta Terbaik dalam Microeconomics on Competitiveness Course dari UI-Havard University th 2003. Mahasiswa berprestasi dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI pada th 1990.

Publikasi berjumlah 31 di media nasional  sejak tahun 2004.  Publikasi ilmiah 20 , penelitian tidak dipublikasikan 9.

Prof Irwan adalah putra mas Untung Sutomo dan mba Ismusilah. Mas Untung Sutomo alumni SMAN 3 Sby angkatan 1962, baik mas Untung Sutomo dan ananda Irwan adalah anggota email grup kita.


Prof JatmikoProf Dr Eng Wisnu Jatmiko

Robotika dan Sistem Cerdas untuk Menjawab Permasalahan Bangsa

Pada hari yang sama, Rabu 13 Desember 2017 juga dikukuhkan Prof Dr Eng Wisnu Jatmiko ST M Kom  dengan pidato ilmiahnya berjudul Robotika dan Sistem Cerdas untuk Menjawab Permasalahan Bangsa. Pria kelahiran Surabaya tahun 1973 dan peraih Habibie Award th 2015,  melakukan sejumlah penelitian seperti dipaparkan dalam pidato ilmiah tersebutPengembangan Teknologi Robot Cerdas

Pengembangan otak pada Robot atau artificial intelligence.

Kecerdasan buatan ini memungkinkan komputer untuk memodelkan atau meniru perilaku cerdas manusia. Bidang robotika yang sangat prospektif  untuk diteliti  seperti Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Selain UAV  adalah mobile robot, sensing robot dan telepresence robot.

Pengembangan Metode Pencarian Sumber Kebocoran Gas ( Odor Sourc makanane Localization).

Metode ini terinspirasi perilaku semut  dalam mencari makanan. Selain itu metode pencarian Particle Swarm Optimization (PSO) yang terinspirasi perilaku burung atau ikan mencari makanan.

Swarm Robot untuk Pemulih Jaringan Komunikasi.

Kerusakan jaringan akibat dari bencana alam diperlukan perbaikan secepatnya sehingga dibutuhkan teknologi robot cerdas.Dalam hal ini dipergunakan Autonomus robot untuk melakukan penelitian  sehingga mampu melakukan self positioning dan self configured. Kapabilitas ini memungkinkan robot beradaptasi pada proses routing untuk mengirimkan pesan antara dua titik terputus. Agar supaya lokasi robot aptimal dibutuhkan modul GPS.

Swarm Quadcopter untuk Surveillance.

Salah satu langkah mencegah pencurian kekayaan alam seperti illegal fishing, illegal logging, illegal mining dan pembalakan satwa liar yaitu dengan penwasan dengan bantuan robot cerdas, quadcopter. Swarm robot mampu berkomunikasi  satu sama lain sehingga mampu mendeteksi objek tertentu lewat kameranya.

Pengembangan Sistem Cerdas untuk Mendeteksi Kelainan Kesehatan.

Suatu sistem  yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi suatu penyakit secara otomatis. Penelitian untuk pengembangan ini memperoleh dana hibah resit UI serta Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.  Sistem ini dibekali dengan sistem cerdas terutama sensor dan aplikasi smartphone.

Sistem Cerdas untuk Pendeteksian, Pelacakan dan Perhitungan Objek.

Salah satu aplikasi adalah Intelligent Transportation System (ITS) diantaranya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah lalu lintas; menghitung jumlah kendaraan yang lewat jalur tertentu, Sejak 2007 sampai 2011 Peneliti sudah melakukan pengembangan pengaturan lalu lintas dengan menggunakan algoritma Self Organizing Map. Tahun 2012 – 2016 mengembangkan sistem dengan algoritmaBackground Subtraction dan 2016 – 2017 menggunakan algoritma Particle Filter.

Riwayat Hidup Singkat:

S1 Teknik Elektro UI, S2 Ilmu Komputer UI  dan S3 Micro nano Engineering Nagoya University.

Memperoleh 29 penghargaan untuk kegiatan ilmiah terutama bidang riset. Kegiatan Penelitian 47. Publikasi buku 12. Artikel Jurnal Internasional 37. Mengikuti pertemuan internasional 120 kali.

diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published.