Aturan Fiskal Meningkatkan Stabilitas di Tengah Meningkatnya Tekanan Berbelanja

Oleh Era Dabla-Norris PhD, Raphael Lam PhD, Francisco Roch PhD

IMF 25 Sept 2025

Negara-negara semakin banyak mengadopsi aturan dan kerangka kerja fiskal yang bertujuan memberikan kejelasan dan prediktabilitas pada pengeluaran pemerintah. Namun, aturan-aturan ini belum efektif dalam menjaga defisit dan utang dalam batas yang diinginkan. Seperti yang kami tunjukkan dalam laporan terbaru, sekitar 40 persen negara maju dan hampir dua pertiga negara berkembang melampaui batas fiskal mereka sendiri.

Aturan fiskal yang kuat dan efektif sangat penting untuk mengatasi tantangan yang semakin besar yang dihadapi negara-negara—mulai dari rekor utang dan meningkatnya tekanan belanja pertahanan hingga aging populations serta kebutuhan pembangunan dan sosial. Dengan tantangan-tantangan ini, keuangan Pemerintah menjadi semakin menipis. Di sinilah aturan fiskal dapat membantu: aturan tersebut menetapkan batasan numerik pada pengeluaran, defisit, atau utang, dan bertindak sebagai pagar pembatas untuk mendorong disiplin dan menunjukkan komitmen terhadap keuangan publik yang sehat.

Ini bukanlah ide baru. Aturan fiskal telah digunakan sejak pertengahan 1980-an, dan penggunaannya telah meningkat selama dua dekade terakhir. Saat ini, lebih dari 120 negara telah menerapkannya, menurut IMF Fiscal Rules and Fiscal Council database yang mencakup 122 negara dan 54 dewan fiskal.

chart1

Laporan kami melacak perkembangan aturan fiskal dan bagaimana negara-negara mematuhinya. Pada tahun-tahun awal, kami menemukan bahwa aturan tersebut terlalu kaku dan membatasi respons terhadap perlambatan ekonomi. Fleksibilitas yang lebih besar akhirnya diperkenalkan dan terbukti efektif, memungkinkan pemerintah untuk memberikan dukungan yang diperlukan bagi perekonomian yang sedang lesu, terutama dalam krisis berat seperti pandemi. Namun, guncangan yang parah merupakan ujian yang signifikan bagi aturan fiskal, dengan defisit dan utang banyak negara yang melampaui batas mereka sendiri. Lebih dari dua pertiga negara telah merevisi aturan fiskal mereka, seringkali membuatnya lebih fleksibel tanpa secara signifikan melindungi keuangan publik.

Pagar Pengaman yang Efektif

Agar aturan fiskal efektif, aturan tersebut harus mencapai keseimbangan yang cermat: aturan tersebut harus menjaga keberlanjutan fiskal sekaligus memberikan ruang dan fleksibilitas yang memadai untuk pengeluaran prioritas. Analisis kami menunjukkan bahwa aturan yang efektif perlu memiliki beberapa elemen: aturan tersebut didasarkan pada target atau jangkar fiskal yang jelas dan tepat untuk memandu kebijakan; aturan tersebut memiliki cara yang kuat untuk mengoreksi arah ketika tekanan pengeluaran atau guncangan yang merugikan membuat aturan tersebut keluar jalur; dan terdapat lembaga fiskal yang mendukung untuk memandu dan mendukung implementasinya.

Pertama, fiscal anchor (jangkar) yang bijaksana – misalnya rasio utang terhadap PDB atau target keseimbangan anggaran jangka menengah – harus disesuaikan dalam kerangka risiko dengan kapasitas utang dan paparan negara terhadap guncangan. Agar kredibel, jangkar tersebut harus mudah dipantau, dikomunikasikan dengan jelas kepada publik, dan terkait erat dengan anggaran tahunan.

Kedua, ketika ambang batas dilanggar, negara-negara membutuhkan prosedur yang jelas untuk kembali ke jalur yang benar. Pemicu, jadwal, dan respons kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya dapat membantu mengembalikan batasan aturan fiskal—seperti mewajibkan pemerintah untuk menyerahkan rencana fiskal atau mengambil tindakan korektif—dan memulihkan disiplin. Beberapa negara melangkah lebih jauh, menggunakan pemicu progresif yang mengaktifkan langkah-langkah yang lebih ketat, misalnya ketika utang mendekati level kritis.

Mekanisme ini bukan hanya kebijakan yang baik—tetapi juga membantu negara-negara menurunkan biaya pembiayaan mereka. Analisis terhadap enam negara (Armenia, Kosta Rika, Siprus, Republik Ceko, Polandia, dan Republik Slowakia) menunjukkan bahwa mekanisme koreksi yang dirancang dengan baik membantu menurunkan biaya penerbitan utang sekitar 0,3 poin persentase dalam enam bulan dan 0,75 poin persentase dalam setahun, dibandingkan dengan negara-negara serupa tanpa aturan fiskal yang efektif.

chart2

Ketiga, aturan fiskal akan berfungsi paling baik ketika negara memiliki lembaga yang efektif untuk mendukung dan menerapkannya. Lebih spesifik lagi, kerangka fiskal jangka menengah harus menerjemahkan aturan fiskal ke dalam rencana jangka panjang dan menyelaraskan keputusan anggaran jangka pendek dengan tujuan utang jangka panjang.

Dewan fiskal juga dapat bertindak sebagai pengawas nonpartisan, menyusun dan/atau mengevaluasi prakiraan pemerintah, memantau kepatuhan, dan menginformasikan publik tentang kondisi keuangan pemerintah. Misalnya, dewan fiskal di Belanda menilai prakiraan pemerintah dan mengevaluasi biaya inisiatif kebijakan, sekaligus memberikan informasi berharga kepada publik. Analisis kami menunjukkan bahwa negara-negara dengan dewan fiskal yang lebih independen cenderung mengalami defisit yang lebih kecil dan kepatuhan yang lebih baik terhadap aturan. Intinya adalah: menghubungkan anggaran tahunan dengan kerangka kerja fiskal jangka menengah dan pengawasan independen dapat memperkuat kredibilitas kebijakan dan membuat aturan fiskal lebih efektif.

Menyeimbangkan disiplin dan tekanan pengeluaran

Pemerintah menghadapi tuntutan yang semakin meningkat dan sah untuk berinvestasi dalam infrastruktur, layanan publik, dan keamanan ekonomi. Masyarakat yang menua akan membutuhkan lebih banyak pengeluaran untuk layanan kesehatan dan pensiun, dan banyak negara sedang meningkatkan anggaran pertahanan. 

Ketika tekanan ini meningkat, negara-negara harus memperkuat – bukan melemahkan – komitmen mereka terhadap disiplin fiskal dan memastikan bahwa keuangan publik tetap menjadi sumber stabilitas, bukan kerentanan.

Menetapkan aturan fiskal tidaklah bertentangan dengan tujuan-tujuan ini. Namun, kalibrasi dan perancangan aturan yang cermat sangatlah penting. Negara-negara dengan utang rendah dapat melonggarkan batasan mereka untuk mendukung pengeluaran yang mendorong pertumbuhan selama utang mereka tetap berada dalam batas stabilisasi utang. Sebaliknya, negara-negara dengan utang tinggi perlu menyesuaikan pengeluaran baru dengan peningkatan pendapatan dan/atau merealokasi pengeluaran yang ada untuk menghindari peningkatan risiko fiskal dan utang.

Seiring meningkatnya tekanan ini, negara-negara harus memperkuat – bukan melemahkan – komitmen mereka terhadap disiplin fiskal dan memastikan bahwa keuangan publik tetap menjadi sumber stabilitas, bukan kerentanan.

terjemahan bebas oleh gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *