Wawancara semalam jam 21.00 tgl 27.22017 yg ditayangkan CNN Indonesia dengan peraih Nobel Prize bidang ekonomi 2003, Robert Engle super cepat. Terlihat Prof Engle tidak mempersiapkan untuk wawancara. Semoga kedepan diselenggarakan dengan lebih baik.i.
Dalam wawancara tsb dikemukakan bahwa kondisi Moneter kita Srisk pada angka nol artinya sangat aman. Menurut Prof Engle perbankan harus lebih agresif menyalurkan kredit. Prof juga sepakat dengan IMF bahwa ekonomi dunia sangat lesu. Negara2 super kaya baru seperti China pertumbuhannya melambat yg beberapa tahun lalu diatas 10% demikian halnya dengan India, Brasilia. Eropa kasus Brexit menyisakan sejumlah masalah.
CNN setelah itu mewancarai ekonom Raden Pardede yg tidak seluruhnya sependapat dengan Prof Engle sebab ada indikasi sejumlah Bank tidak cukup modal, yg dia maksud; Bank menerima deposito dari masyarakat kemudian memberikan kredit kepada masyarakat bisnis. Deposito yg diterima umumnya berjangka pendek sampai menengah sedang kredit yg disalurkan umumnya berjangka menengah sampai panjang dengan demikian potensi kekurangan likwiditas.
Bank Sentral atau BI serta OJK yg melakukan pengawasan karena memiliki sejumlah instrumen yaitu mengendalikan jumlah uang beredar, yang dimaksud uang kartal ( kertas dan coin ) serta uang giral. Senjata yg paling efektif adalah membatasi penyaluran kredit oleh Perbankan yaitu menaikkan persyaratan jumlah kredit dengan cadangan deposito Bank di BI. Instrumen yang lain adalah menaikkan suku bunga tetapi hal ini efektif untuk mengedalikan inflasi. Penjualan SUN oleh BI berarti menarik jumlah uang beredar namun sifatnya jangka pendek.
Ditanyakan oleh Host CNN kepada Prof Engle tentang volalitas foreign aset karena ada potensi outflow US$ dari Indonesia karena faktor Trump yg mendorong The FED menaikkan suku bunga sehingga akan terjadi repatriasi. Setahu saya Pemerintah dan BI telah punya perjanjian bilateral jika sewaktu waktu membutuhkan dana jika outflow kelewat deras. Janji Raja Salman untuk investasi US$ 25 milyar dan dari Australia US$ 5 milyar akan sangat berarti atau menambah cushion ( bantal ) terhadap volalitas. Perekonomian RI ditopang oleh konsumsi di kisaran 55% dari GDP sehingga proyeksi growth 5% plus sangat masuk akal.
Lantas mengapa masih berseliweran analisa2 pesimistis ttg perekonomian kita? Dikemukakan pembangunan infra struktur dibiayai swasta dari kredit Bank. Perbankan memperoleh pinjaman dari luar negeri terutama dari China. Akibatnya perbankan kita dikendalikan China – bahaya kuning. Perlu dipahami tidak ada Bank menerima pinjaman dari luar jika tidak memiliki prediksi untuk disalurkan ( hal itu bagian dari business plan – kursus manajemen tingkat awal sudah diajarkan ) . Bank tidak akan memberikan kredit jika resiko pengembaliannya tinggi ( BI dan OJK yg pertama melakukan kontrol ). Krisis 1997/98 memberikan pengalaman yg berharga bagi kita.
Saya tidak menolak kemungkinan terjadi shocks seperti krisis keuangan tahun 2007 yg melanda US kemudian menyebar keseluruh dunia. Kalau kasus seperti itu Sri Mulyani, Boediono, Darmin Nasution, Khatib Basri, Raden Pardede sudah sangat memahami …entah kalau oleh sebab yang lain yaitu chaos di pemerintahan.
gandatmadi46@yahoo.com