Ekonomi Indonesia diukur dari DSR, Undisbursed Loan, World Uncertainty Index dan Tabungan masyarakat.

1.Debt Service Ratio (DSR) of 2024?

Debt Service Ratio adalah perbandingan antara jumlah utang yang diajukan oleh pihak kreditur. Semakin besar rasio DSR yang kamu miliki dan di luar dari batas yang dianjurkan, maka besar kemungkinan pengajuan kamu sebaagai calon debitur menjadi tidak disetujui. Dengan DSR, Perusahaan pembiayaan dapat mengetahui apakah calon debitur dapat membayar cicilan per bulan atau tidak. Maka dari itu, kamu juga harus memperhitungkan DSR sebelum kamu melakukan pinjaman pembiayaan.

Debt Service Ratio yang dianjurkan untuk pinjaman berada pada angka 30% hingga 35% dari pendapatan per bulan. Beberapa beranggapan jika DSR hingga 40% masih bisa masuk tergolong aman. Namun, sebaiknya kamu memiliki DSR yang lebih rendah lagi sebelum mengajukan pinjaman pembiayaan. Penilaian ini juga akan menjadi pertimbangan laporan keuangan serta kondisi keuangan debitur saat ini.

Debt Service Ratio (DSR) USA, German, Japan, UK, Netherlands, Japan, G20

  • USA Household Debt Service Payments as a Percent of Disposable Personal Income: 11.25% as of April 2025.
  • Germany Household DSR: 5.4% as of March 2025
  • UK  not available
  • Netherlands:  No DSR figures were specified
  • G20: A Development Finance International policy briefing presented to the G20 in October 2024 warned of a severe debt service crisis for developing countries, with average government debt service projected to consume 47% of budgets in 2025.
  • Indonesia: An analysis of global debt in July 2025 highlighted Indonesia’s external debt-to-GDP ratio of 30.6% as the lowest among G20 members, indicating overall higher debt service requirements for the group.
  • Indonesia awal 2025, DSR tercatat 45%

Malaysia

  • Median Household DSR (2024): 35% for outstanding loans and 41% for new loan approvals, which the central bank considers to be within “prudent levels”.
  • Private Non-financial Sector DSR (Q4 2024): 15.4%.
  • Household debt-to-GDP (June 2024): 83.8%

Singapore

  • Total Debt Servicing Ratio (TDSR): Capped at 55% of a borrower’s gross monthly income for property loans, which applies to all debt obligations.

Utang Pemerintah Indonesia.

Depkeu Keuangan mencatat utang pemerintah hingga Juni 2025 mencapai Rp9.138,05 triliun atau setara 39,86% terhadap produk domestik bruto (PDB), di bawah ambang batas maksimal 60% sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

APBN 2025 menetapkan belanja negara sebesar Rp 3.621,3 triliun, dengan pendapatan negara Rp 3.005,1 triliun, menghasilkan defisit Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen dari PDB.

Tax ratio masih stagnan di angka 10–11 persen (World Bank, Indonesia Economic Prospects, Desember 2024)
2.Kredit Menganggur (Undisbursed Loan)

BI mencatat undisbursed loan (kredit menganggur) pada Agustus 2025 mencapai Rp2.372,11 triliun, setara dengan 22,71% dari total plafon kredit. Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan akhir 2024 dan disebabkan oleh sikap wait and see pelaku usaha terhadap kondisi ekonomi, suku bunga kredit yang masih tinggi, dan penggunaan dana internal untuk pembiayaan usaha. Sektor industri, pertambangan, jasa dunia usaha, dan perdagangan mencatat rasio undisbursed loan terbesar, terutama pada kredit modal kerja.

Hal tersebut tercermin dalam catatan kredit menganggur atau undisbursed loan yang dimiliki beberapa bank. Di mana, nilai kredit menganggur yang mereka miliki justru tumbuh kencang.

Pertumbuhan kredit menganggur juga dialami oleh PT Bank Mandiri Tbk. Bank berlogo pita emas ini memiliki kredit menganggur per Mei 2025 mencapai Rp 262,8 triliun atau naik 7,97% YoY.

Meski demikian, catatan tersebut sudah mulai turun jika dibandingkan dengan posisi akhir 2024. Pada periode Desember 2024, kredit menganggur Bank Mandiri senilai Rp 267,3 triliun.

Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara bilang, salah satu alasan adanya undisbursed loan ini adalah belum sepenuhnya pencairan kredit dilakukan sesuai jadwal. Ini dampak dari adanya proyek atau kredit investasi yang masih dalam proses. 

PT Bank CIMB Niaga Tbk yang mencatat kredit menganggur senilai Rp 109,3 triliun per Mei 2025. Nilai tersebut turun tipis dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 109,9 triliun.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengakui pihaknya sebisa mungkin untuk menjaga agar kredit menganggur tidak terlalu melonjak. Alasannya, bank juga perlu untuk menghemat modalnya.

PT Bank Maybank Indonesia Tbk yang mencatat kredit menganggur sekitar Rp 52 triliun per Mei 2025. Nilai tersebut naik dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 38,4 triliun.

Sebaliknya PT Bank Central Asia Tbk (BCA) masih optimistis dalam memproyeksikan pertumbuhan penyaluran KMK pada tahun 2025. Berkaca pada kinerja per Maret 2025, kredit modal kerja BCA mencapai Rp 421,5 triliun, atau tumbuh sebesar 9,4% yoy.  

3.World Uncertainty Index (WUI) 2024

Pada tahun 2024, Economist Intelligence Unit (EIU) melaporkan lanskap politik dan ekonomi Indonesia, mencatat demokrasi Indonesia dinilai “cacat” dengan skor 6,44 dari 10, menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dan bahwa kebijakan ekonomi akan berfokus pada pembangunan infrastruktur di bawah pemerintahan baru Prabowo Subianto setelah kemenangannya dalam pemilu. EIU juga menyoroti tren ekonomi seperti ekspor yang menguat, minat yang berkelanjutan terhadap proyek Nusantara, dan hubungan ekonomi Indonesia-Tiongkok yang semakin erat, di samping risiko-risiko yang muncul.

Proyek ibu kota Nusantara diperkirakan akan terus berlanjut, meskipun potensi masalah pendanaan dapat menyebabkan peningkatan pinjaman luar negeri atau pengurangan rencana.

Indeks Demokrasi EIU tahun 2024 menempatkan Indonesia dalam kategori “demokrasi yang cacat”, dengan skor 6,44, menandai tren penurunan selama tiga tahun.

Prospek Perdagangan: Perkiraan EIU menunjukkan bahwa ekspor Indonesia akan menguat pada tahun 2024, meskipun terdapat tantangan seperti larangan ekspor tembaga.

Hubungan ekonomi dengan Tiongkok semakin erat, meskipun terdapat tantangan seperti skeptisisme publik dan pemerintah.

4.Tabungan masyarakat.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) mencatatkan ada kesenjangan yang besar dalam kondisi tabungan masyarakat Indonesia.

Saldo rata-rata rekening dengan nominal di bawah Rp 100 juta, yang mewakili 98,2% dari seluruh rekening terus mengalami penurunan drastis, dari Rp 4,29 juta pada 2012 menjadi Rp 1,78 juta pada 2025. Hal ini menandai penurunan kumulatif sebesar 58,5% atau pertumbuhan rata-rata tahunan Compound Annual Growth Rate (CAGR) turun sebesar 6,55%.

diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *