Government Spending (G)

PDB = Y = C+ I + G + (X − M)

(metode pengeluaran)

The most important part of the economy is consumer spending. The other three components are business expenditures, government spending, and net exports – Kimberly Amadeo

Government Spending (G)

Pengeluaran pemerintah mencakup semua konsumsi pemerintah, investasi, dan pembayaran transfer. Dalam akuntansi pendapatan nasional, akuisisi barang dan jasa oleh pemerintah untuk memenuhi secara langsung kebutuhan individu atau kolektif masyarakat, digolongkan sebagai pengeluaran konsumsi final pemerintah. Pembelian barang dan jasa oleh pemerintah yang dimaksudkan untuk menciptakan manfaat di masa depan, seperti investasi infrastruktur atau pengeluaran penelitian, digolongkan sebagai investasi pemerintah (pembentukan modal bruto pemerintah). Kedua jenis pengeluaran pemerintah ini, untuk konsumsi akhir dan untuk pembentukan modal bruto, bersama-sama merupakan salah satu komponen utama dari PDB.

Spending pemerintah dapat dibiayai dengan pinjaman pemerintah, atau dari  pajak atau mix keduanya. Perubahan dalam pengeluaran pemerintah adalah komponen utama kebijakan fiskal yang digunakan untuk menstabilkan siklus bisnis ekonomi makro.

Kebijakan fiskal dapat didefinisikan sebagai penggunaan pengeluaran pemerintah dan / atau perpajakan sebagai mekanisme untuk mempengaruhi perekonomian. Ada dua jenis kebijakan fiskal: kebijakan fiskal ekspansif, dan kebijakan fiskal kontraktif. Kebijakan fiskal ekspansif adalah peningkatan pengeluaran pemerintah atau penurunan pajak, sedangkan kebijakan fiskal kontraksioner adalah penurunan pengeluaran pemerintah atau kenaikan pajak. Kebijakan fiskal ekspansif dapat digunakan oleh pemerintah untuk merangsang ekonomi selama resesi. Misalnya, peningkatan pengeluaran pemerintah secara langsung meningkatkan permintaan barang dan jasa, yang dapat membantu meningkatkan output dan lapangan kerja.

Di sisi lain, kebijakan fiskal kontraktif dapat digunakan oleh pemerintah untuk mendinginkan perekonomian selama economic boom. Penurunan pengeluaran pemerintah dapat membantu mengendalikan inflasi. Selama krisis ekonomi, dalam jangka pendek, pengeluaran pemerintah dapat diubah baik melalui stabilisasi otomatis atau stabilisasi diskresioner (discretionary stabilization). Stabilisasi otomatis adalah ketika kebijakan yang ada secara otomatis mengubah pengeluaran pemerintah atau pajak sebagai respons terhadap perubahan ekonomi, tanpa tambahan undang-undang.

Di sisi lain, kebijakan fiskal kontraktif dapat digunakan oleh pemerintah untuk mendinginkan perekonomian selama economic boom. Penurunan pengeluaran pemerintah dapat membantu mengendalikan inflasi. [3] Selama krisis ekonomi, dalam jangka pendek, pengeluaran pemerintah dapat diubah baik melalui stabilisasi otomatis atau stabilisasi diskresioner (discretionary stabilization). Stabilisasi otomatis adalah ketika kebijakan yang ada secara otomatis mengubah pengeluaran pemerintah atau pajak sebagai respons terhadap perubahan ekonomi, tanpa tambahan undang-undang.

Kebijakan diskresioner adalah kebijakan ekonomi berdasarkan penilaian ad hoc pembuat kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh aturan yang telah ditentukan. Misalnya, bankir sentral dapat membuat keputusan tentang suku bunga berdasarkan kasus per kasus mengabaikan aturan yang ditetapkan, seperti aturan Taylor, aturan k-persen Friedman, atau target pendapatan nominal untuk menentukan suku bunga atau suplai uang. Dalam praktiknya sebagian besar tindakan kebijakan bersifat diskresioner.

“Kebijakan diskresioner” dapat merujuk pada pengambilan keputusan dalam kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Yang sebaliknya adalah kebijakan komitmen.

Rapat Dewan Gubernur BI yg mengusulkan kepada Ketua KKSK agar Bank Century di bailout, diawali dengan merubah persyaratan adalah bentuk kebijakan diskresioner. Ketua The FED, Allan Greenspan pada periode pertama masa jabatannya dalam keputusan memilih mengikuti aturan seperti Taylor Rule sedang dalam masa jabatan periode ke dua memilih kebijakan diskresioner.

John Maynard Keynes adalah salah satu ekonom pertama yang mengadvokasi pengeluaran defisit pemerintah sebagai bagian dari respons kebijakan fiskal terhadap kontraksi ekonomi. Menurut ekonomi Keynesian, peningkatan pengeluaran pemerintah meningkatkan permintaan agregat dan meningkatkan konsumsi, yang mengarah pada peningkatan produksi dan pemulihan yang lebih cepat dari resesi. Ekonom klasik, di sisi lain, percaya bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah memperburuk kontraksi ekonomi dengan mengalihkan sumber daya dari sektor swasta, yang mereka anggap produktif, ke sektor publik, yang mereka anggap tidak produktif.

Di bidang ekonomi, potensi “pergeseran” sumber daya dari sektor swasta ke sektor publik (Pemerintah)  sebagai akibat dari peningkatan pengeluaran defisit pemerintah disebut crowding out.

Berikut data tentang persentasi Tax thd GDP dan Government Spending thd GDP tahun 2014:

Tax Ratio -1Tax Ratio 2

Tax Ratio 3Negara2 kaya minyak  pendapatan pajaknya rendah tapi G Spendingnya tinggi, perlu pendalaman mengapa hal itu dilakukan

Who Control The Economy of a Country.

Supply and demand are the forces that drive the U.S. economy. Lebih jauh lagi kegiatan ekonomi dikendalikan oleh Wallstreet. Regulasi moneter di kuasai Bank Sentral, The FED yang independen dari campur tangan Presiden.  Intervensi Pemerintah ketika mengalami situasi krisis seperti Global Krisis 2007/08.  Apa yang dilakukan President Trump, yang menurut sejumlah kalangan irasional tetapi ekonomi US justru positif.

Thailand adalah negara berkembang yg paling sering mengalami gonjang ganjing pemerintahan, pergantian pemerintahan dilakukan melalui kudeta militer secara damai, disertai demo besar2an. Kemudian pemerintah tersebut menjadi legal setelah Raja menerimanya.

Namun aktivitas ekonomi tidak terpengaruh banyak. PDB USD 455 ( kurang dari sepertiga PDB Indonesia) dengan growth tahun 2018 pada level 4,1% , inflasi 3,02%. Pendapatan per capita USD 6,729 sementara Indonesia USD 3,789. Current Account surplus USD 49,2 Miliar sementara Indonesia masih negatif. Dalam kondisi ekonomi seperti yang dialami Thailand terbukti ekonomi berjalan normal.

Bagaimana dengan Indonesia?

Kelemahan utama kita adalah kurs Rupiah yang rentan dan penyebabnya adalah Current Account Deficit (CAD), didalam CAD terdapat defisit Export minus Import. Namun ekonomi sehari hari dengan jatuhnya kurs Rupiah apakah terpuruk? Sama sekali tidak.

dikumpulkan dari sejumlah sumber berita

gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *