Ignasius Jonan, alumnus SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya lulus tahun 1982 dan melanjutkan pendidikannya pada program studi S-1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR, lulus tahun 1986. Ia juga pernah mengenyam pendidikan di Fletcher School, Universitas Tufts, Amerika Serikat.
Dalam artikel ini menampilkan prestasi Ignasius Jonan sebagai Dirut KA Indonesia dan sebagai Menteri ESDM:
Wajah Kereta Api Indonesia
Pada masa penjajahan Jepang dan Belanda jalur lintasan kereta api secara total mencapai sekitar 8.159 km. Lintasan ini berada di Jawa dan Sumatera. Hampir seluruh lintasan ini dulunya aktif digunakan, baik untuk angkutan barang maupun penumpang. Kini lintasan yang non aktif, mencapai tak kurang dari 3.343 km.
Sebelum tahun 2009, wajah kereta api di Indonesia masih begitu buruk. Di bawah kepemimpinan Ignasius Jonan, KAI berbenah dan mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan. Cerita perjuangan Jonan memperbaiki KAI ini dituangkan dalam buku berjudul KAI Recipe: Perjalanan Transformasi Kereta Api Indonesia.
“Setahun setelah era Pak Jonan, nilai laba-rugi perusahaan mulai biru. Dari yang sebelumnya minus menjadi plus. Bahkan keuntungan pada tahun 2014 mendekati Rp 1 triliun,” kata Toto Pranoto dalam diskusi buku KAI Recipe: Perjalanan Transformasi Kereta Api Indonesia di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (10/6/2015).
Toto merupakan salah satu dari 4 penulis buku KAI Recipe yang diterbitkan oleh Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LM FEB) UI. 3 Penulis lainnya adalah Nurdin Sobari, Ruslan Prijadi dan Thamrin PH Simanjuntak.
PT Freeport Indonesia
Pemerintah Indonesia menyatakan secara resmi telah menguasai saham mayoritas perusahaan emas yang beroperasi di Mimika, Papua, PT Freeport Indonesia. Pemerintah melalui perusahaan pelat merah, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, kini memegang 51,23% saham Freeport. Saham itu ditebus dengan harga US$3,85 miliar atau sekitar Rp56,1 triliun.
Porsi saham Freeport itu merupakan yang terbesar yang pernah dipegang pemerintah. “Ini adalah momen yang bersejarah setelah Freeport beroperasi di Indonesia sejak 1973,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Pemerintah Indonesia menyatakan secara resmi telah menguasai saham mayoritas perusahaan emas yang beroperasi di Mimika, Papua, PT Freeport Indonesia. Pemerintah melalui perusahaan BUMN, PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, kini memegang 51,23% saham Freeport. Saham itu ditebus dengan harga US$3,85 miliar atau sekitar Rp56,1 triliun.
Porsi saham Freeport itu merupakan yang terbesar yang pernah dipegang pemerintah. “Ini adalah momen yang bersejarah setelah Freeport beroperasi di Indonesia sejak 1973,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/12/2018).
Catatan Prof. Rhenald Kasali, pendiri program doktor ilmu strategi Fakultas Ekonomi UI tentang proses divestasi saham Freeport. Pengalihan mayoritas saham PT Freeport ke BUMN Indonesia dikenal sebagai proses divestasi terumit sepanjang sejarah corporate action.
Selain melibatkan proses politik yang “banyak makan korban”, rentang waktunya panjang sekali, juga kental dengan nuansa strateginya. Termasuk bagaimana eksekutif-eksekutif perempuan Indonesia, Sri Mulyani – Rini Suwandi – Siti Nurbaya bersama Ignasius Jonan mengajarkan American Boys agar patuh terhadap hukum Indonesia dan mengubah mindset-nya.
Mereka meminta PT FI menjalankan janji-janji yang belum dieksekusi setelah deal dengan presiden-presiden di masa lalu. Janji-janji itu diantaranya: divestasi saham dan membangun smelter, lalu beralih dari rejim kontrak karya (Kebijakan tahun 1971) ke rejim IUP menurut UU Minerba No. 4/2009.
Meski HOA (Head of Agreement) telah di tandatangani antara Inalum dengan Freeport McMoran tetapi finalisasi masih alot karena soal harga devestasi. Tak dinyana Rio Tinto perusahaan asal Inggris bersedia menjual sahamnya kepada Indonesia. Seperti diketahui Rio Tinto pemilikannya dalam bentuk Participating Interest (PI) sehingga menikmati 40% keuntungan Freeport sebelum dibagi kepada pihak Indonesia. Kepemilikan Rio Tinto tsb kemudian dibeli sehingga Inalum dan Pemda Papua meraih pemilikan menjadi 51,23%
dari sejumlah sumber informasi
gandatmadi46@yahoo.com