Oleh Sara Ryding, B.Sc. dan review oleh Emily Henderson, B.Sc.
Sara is a passionate life sciences writer who specializes in zoology and ornithology. She is currently completing a Ph.D. at Deakin University in Australia which focuses on how the beaks of birds change with global warming.
Apa yg dimaksud dng Inactivated Vaccine?
Inactivated vaccines terdiri atas virus dan bakteri yang dimatikan atau tidak aktif oleh karena itu berbeda dengan live tetapi attenuated vaccines (dilemahkan). Jenis vaksin yang digunakan dapat berbeda tergantung pada infeksi yang bersangkutan, bagaimana sistem kekebalan merespon patogen yang akan diobati oleh vaksin, dan berbagai pertimbangan praktis terkait dengan pemberian vaksin.
Bagaimana cara kerja Inactivated vaccines?
Banyak vaksin yang biasa digunakan, seperti vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) dan vaksin cacar air, merupakan vaksin hidup dilemahkan (live attenuated vaccines) Vaksin ini memiliki versi virus hidup yang dilemahkan, untuk menghentikannya menyebabkan penyakit tetapi tetap mendorong produksi sel T. Vaksin yang dilemahkan adalah bentuk lain dari vaksin, dimana virus dinonaktifkan selama proses pembuatan vaksin.
Note: Sel T (juga disebut limfosit T) adalah salah satu komponen utama dari sistem kekebalan adaptif. Peran mereka termasuk membunuh secara langsung sel inang yang terinfeksi, mengaktifkan sel kekebalan lainnya, memproduksi sitokin dan mengatur respons imun.
Inactivated vaccines tidak terlalu dipengaruhi oleh antibodi didalam tubuh, dibandingkan dengan vaksin hidup. Artinya, obat ini aman, dapat diberikan saat antibodi ada di dalam darah (seperti selama masa bayi atau setelah diberi obat yg mengandung antibodi).
Inactivated vaccines tidak dapat mereplikasi dan selalu membutuhkan dosis berulang untuk mencapai kekebalan. Dosis pertama adalah mempersiapkan sistem kekebalan untuk merespons, tetapi respon kekebalan pelindung tidak berkembang sampai dosis kedua atau selanjutnya.
Karena virus mati selama pembuatan vaksin, interaksi mereka dengan sistem imun berbeda dengan vaksin live, attenuated vaccines. Respon kekebalan terhadap vaksin hidup mirip dengan menghadapi virus itu sendiri, sedangkan inactivated vaccines menunjukkan sedikit atau tidak ada kekebalan seluler. Ini juga berarti bahwa inactivated vaccines dapat digunakan untuk meningkatkan suplemen vaksinasi sebelumnya.
Bagaimana cara membuat inactivated vaccine?
Untuk membuat inactivated vaccine virus harus ditumbuhkan di media kultur (cairan atau gel yang dirancang untuk pertumbuhan mikroorganisme). Ini seringkali dapat menjadi langkah awal yang membatasi dalam produksi vaksin, karena produsen perlu memahami kondisi apa yang mendorong pertumbuhan virus.
Inaktivasi virus dilakukan dengan panas. Terkadang, inaktivasi dilakukan dengan bahan kimia seperti formalin. Ketika vaksin yang sedang diproduksi itu fraksional, yang berarti berbasis protein atau polisakarida, vaksin mengalami pemurnian lebih lanjut sehingga hanya subunit yang diinginkan yang tersisa.
Patogen apa yang dapat diobati dengan inactivated vaccine? Kebanyakan inactivated vaccine tersedia sebagai vaksin yang tidak diaktifkan oleh sel utuh. Ini dapat menargetkan virus seperti polio, hepatitis A, dan rabies. Ada juga vaksin fraksi untuk hepatitis B, antraks, dan toksoid seperti tetanus.
Beberapa inactivated vaccine telah dihentikan. Inactivated vaccine untuk influenza dan penyakit bakterial seperti tifus, kolera, dan wabah. Ada juga subunit vaksin untuk penyakit Lyme yang telah dihentikan.
Namun, meskipun inactivated vaccines telah direkomendasikan untuk influenza, kemanjurannya dapat berkurang bila digunakan pada anak-anak. Penelitian yang lebih luas yang membandingkan live attenuated vaccines dengan Inactivated vaccine 18% lebih efektif dalam mengurangi tingkat serangan virus. Selain itu, inactivated vaccine memerlukan beberapa injeksi, yang dapat menyulitkan penerapannya dalam skala luas.
Inactivated vaccines melawan COVID
Saat ini para pembuat vaksin dunia berlomba-lomba membuat vaksin untuk melawan COVID-19. Banyak dari perusahaan yang mencoba ini menggunakan teknik yang telah dicoba dan diuji, di antaranya adalah inactivated vaccines.
Sinovac Biotech berusaha untuk membuat inactivated whole virus particle vaccine dengan penguat kekebalan ekstra yang disebut tawas. Hal ini telah berhasil melawan virus SARS. Inactivated vaccines dapat bermanfaat dalam memerangi COVID karena dapat dengan mudah ditingkatkan ke produksi skala besar di banyak negara.
Namun, potensi efektivitas live attenuated vaccines terhadap COVID-19 tidak diketahui. Uji coba saat ini dengan inactivated vaccines, di mana inaktivasi dilakukan dengan formaldehida dan sinar ultraviolet, telah efektif digunakan pada mouse model.
terjemahan bebas oleh gandatmadi46@yahoo.com