Kabupaten Merauke

Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten sekaligus menjadi ibu kota provinsi Papua SelatanIndonesia.  Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten terluas sekaligus paling timur di Indonesia. Jumlah penduduk Kabupaten Merauke sebanyak 243.722 jiwa pada 2023. Bupati saat ini  Drs Romanus Mbaraka, MT dan Wakil Bupati H. Riduwan, S Sos, M Pd.

Kabupaten Merauke dihuni oleh sebagian besar pendatang yang bukan Orang Asli Papua, kebanyakan orang Jawa Merauke dan Kei. Suku bangsa asli yang berasal dari Merauke diantaranya ialah suku Marind atau disebut juga dengan Marind Anim, atau Sohoers. Terdapat berbagai marga dari suku Marind Anim, yakni Kaize, Gebze, Balagaize, Mahuze, Ndiken, dan Basik-basik.

Agama:  63,23% Kristen ( 40,42% Katoloik, 22,81% Protestan). 36,55% Islam. 0,12% Hindu. 0,10% Buda.

Luas mencapai hingga 46.791,63 km² atau 14,67% dari keseluruhan wilayah Provinsi Papua. Hal ini menjadikan Kabupaten Merauke sebagai kabupaten terluas diantara kabupaten lainnya di Indonesia.

Sungai-sungai besar di Kabupaten Merauke yakni Bian, Digul, Maro, Yuliana, Lorents, dan Kumbe merupakan potensi sumber air tawar untuk pengairan dan dapat digunakan sebagai prasarana angkutan antar distrik, kecamatan, dan desa–desa. Sumber air tawar dari rawa–rawa, air permukaan dan air tanah cukup tersedia untuk dimanfaatkan sebagai sumber air minum. Namun, beberapa tempat lain terdapat air tanah yang mengandung belerang panas. Kawasan pesisir pantai Kabupaten Merauke dibentuk oleh hutan sedimen dan tergolong dalam endapan alivium. Berdasarkan data tingkat kesuburan tanah Kabupaten Merauke tergolong rendah sampai sedang.

Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, sebagian besar wilayah Merauke termasuk dalam kategori iklim tropis basah dan kering. Hal ini dapat diketahui dari perbedaan intensitas curah hujan yang sangat signifikan antara musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau berlangsung pada periode Mei hingga Oktober dengan puncaknya pada bulan Agustus.

Sementara itu, musim penghujan berlangsung pada periode bulan-bulan basah DesemberApril dengan bulan terbasah adalah Februari yang curah hujannya lebih dari 240 mm per bulan. Rata-rata curah hujan wilayah Merauke berkisar antara 900–1600 milimeter per tahunnya dengan jumlah hari hujan berkisar 80–120 hari hujan per tahun.

Untuk menuju ke distrik Merauke, bisa ditempuh dengan menggunakan kapal laut (Kapal Pelni) dan juga melalui transportasi udara yang dilayani oleh Garuda IndonesiaSriwijaya Air dan Lion Air.

Taman Nasional Wasur

Salah satu destinasi wisata yang ada di Merauke ialah Taman Nasional Wasur. Taman Nasional Wasur adalah sebuah taman nasional berupa lahan basah, dan merupakan lahan basah yang paling luas yang berada di Papua. Lahan Basah memiliki fungsi penting untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi ekosistem di sekitarnya seperti kepiting, udang, dan ikan. Taman Nasional Wasur di Merauke lebih dikenal dengan sebutan “Serengiti Papua”.

Selain Taman Wasur, ada pula tempat pariwisata lainnya di Merauke yakni Monumen Kapsul Waktu Merauke, Sungai Kaliwanggo, Lotus Garden, kemudian Perbatasan dengan Papua NuginiMusamus (rumah semut), Masjid Al Aqsha, dan berbagai tempat lainnya

Sementara itu di TN Wasur diperkirakan terdapat 80 jenis mamalia dan yang telah teridentifikasi sebanyak 34 spesies, di mana 32 spesies di antaranya adalah endemik Papua. Burung tercatat sedikitnya 403 spesies dengan 74 jenis di antaranya endemik Papua dan diperkirakan terdapat 114 spesies yang dilindungi.

Untuk jenis ikan tercatat 39 jenis dari 72 jenis yang diperkirakan ada, dan 32 jenis di antaranya terdapat di Danau Rawa Biru dan 7 jenis terdapat di Sungai Maro. Sedangkan untuk jenis reptil telah tercatat 21 jenis, 4 (empat) jenis kura-kura, 5 (lima) jenis kadal, 8 (delapan) jenis ular, dan 1 (satu) jenis bunglon. Untuk amphibi tercatat hanya ada 3 jenis, sedangkan data serangga dalam kawasan TN Wasur masih belum banyak diperoleh, namun sedikitnya telah tercatat sebanyak 48 jenis.

Mamalia besar asli yang terdapat di kawasan TN Wasur adalah tiga marsupial yaitu kanguru lincah (Macropus agilis), kanguru hutan/biasa (Darcopsis veterum) dan kanguru bus (Thylogale brunii).

Jenis-jenis burung yang terdapat di TN Wasur, antara lain, burung garuda irian (Aquila gurnayei), cenderawasih (Paradisaea apoda), kakatua (Cacatua sp), mambruk (Goura cristata), alap-alap (Accipiter sp), nandur (Ailuroedus sp), belibis (Anas sp), Bangau (Ardea sp), dan lain-lain.

TN Wasur yang merupakan daerah lahan basah merupakan tempat yang sangat penting untuk burung-burung air di Indonesia, khususnya burung migran dari dan ke Australia dan New Zealand. Oleh karena itu, kawasan itu memiliki arti penting bagi kepentingan internasional sebagai tempat persinggahan ribuan burung migrasi antara Australia dan Asia.

Daerah-daerah yang sering menjadi habitat burung migran adalah daerah padang rumput, Danau Rawa Biru, Rawa Dogamit, Rawa Mblatar, dan Pantai Ndalir. Pantai Ndalir dan Rawa Dogamit sering dikunjungi sekelompok burung pantai migran setiap tahunnya selama bulan Agustus November, seperti Calidris ruficollisXenus cinereusCalidris tenuirotris, dan Charadrius mongolus.

Waktu yang tepat berkunjung ke TN Wasur adalah pada Oktober. Saat-saat itu, burung-burung dari Australia dan New Zealand bermigrasi ke Wasur mencari kehangatan. Di antaranya, burung trinil pantai, camar angguk hitam, undan kacamata, dara laut jambon, kirik-kirik Australia, dara laut tengkuk hitam. Kegiatan bird watching biasanya dipusatkan di sekitar Rawa Biru.

Kawasan TN Wasur merupakan lahan basah yang luas, di mana banyak kehidupan aquatik yang menjadi komponen penting bagi keanekaragaman hayati dalam kawasan. Beberapa spesies ikan di kawasan ini, antara lain, arwana (Scleropages jardinii), ikan gabus, kakap loreng (Amniataba affinis) dan sumpit loreng (Toxotes jaculatrix). Selain itu juga terdapat jenis-jenis ikan lain seperti ikan duri (Arius graeffei), ikan lele (Clarias batrachus), kakap kuning (Glassomia aprian), dan ikan kaca kecil (Ambassis agrammus).

Reptil yang terdapat di TN Wasur, yaitu dua jenis buaya (Crocodylus porosus dan Crocodylus novaeguineae), biawak (Varanus sp), kura-kura leher panjang Irian (Chelodina novaeguineae) dan kura-kura dada merah (Emydura subglobosa), kadal (Mabouya sp), ular (Liasis, Phyton) dan bunglon (Calotus jubatus). Sedangkan jenis katak yang tercatat hanya tiga jenis, yaitu katak pohon (Hyla caerulea), katak pohon irian (Litoria infrafrenata), dan katak hijau (Rana macrodon).

Kanguru Papua

Proyek Pertanian Nasional  di Kabupaten Merauke

MenteriPertanian  Amran Sulaiman bahwa Merauke diproyeksikan menjadi sumber utama pemenuhan kebutuhan beras nasional dalam dua tahun ke depan. “Kita optimis dua tahun ke depan swasembada plus dimulai dari sini.

Kunjungan kerja kali pada Agustus 2024 memiliki dua agenda utama. Pertama, Menteri Amran melakukan evaluasi terhadap progres optimalisasi lahan rawa seluas 40 ribu hektar yang tersebar di enam distrik. Hingga saat ini, konstruksi sudah mencapai lebih dari separuhnya, dengan olah tanah dan tanam telah mencapai 6.500 hektar. Proses tanam padi akan terus berlanjut seiring selesainya panen dan konstruksi infrastruktur pertanian, seperti saluran, jembatan, dan jalan.

Agenda kedua adalah meninjau pembangunan jalan sepanjang 135,5 km dari Ilwayab hingga Ngguti, yang menjadi pendukung utama program cetak sawah seluas 1 juta hektar. Ratusan alat berat bekerja tanpa henti untuk menyelesaikan jalan tersebut dalam waktu tiga bulan ke depan. Menteri Amran secara langsung memeriksa volume saluran air di sepanjang jalan dan menginstruksikan peningkatan lebar dan kedalamannya untuk mengoptimalkan irigasi. “Ini kita desain sebagai long storage untuk mengairi 1 juta hektar sawah yang kita cetak,” jelasnya.

Dansatgas BKO Ketahanan Pangan Kementan RI, Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, didampingi Sekjen PSP Kementan RI Hermanto, kepada kurang lebih 30 orang masyarakat menjelaskan ke depan pemerintah akan melakukan cetak sawah satu juta hektar di Merauke.

Rizal menjelaskan, kehadiran swasta untuk membantu negara menyukseskan program tersebut. Negara, menurut Rizal, membutuhkan perusahaan besar yang berpengalaman dan profesional seperti Jhonlin Group sehingga apa yang harapkan dari hadirnya proyek ini bisa tercapai. “Mereka perusahaan besar yang berpengalaman bekerja secara cepat dan profesional. Mereka juga didukung oleh fasilitas yang luar biasa.

Proyek cetak sawah 1 juta ha ini mulai dirintis pengerjaannya oleh PT Jhonlin Group, milik Andi Syamsuddin Arsyad atau biasa disapa Haji Isam. Untuk mendukung kelancaran pekerjaan itu, Jhonlin Group mendatangkan ratusan alat berat dan membangun infrastruktur pendukung, seperti pelabuhan dan jalan. Pembangunan jalan ini selain untuk menunjang proyek cetak sawah 1 juta ha, juga diharapkan dapat menjadi solusi bagi sebagian daerah di Merauke yang masih terisolasi. Haji Isam berulangkali menyatakan komitmennya untuk menuntaskan program mencetak sawah 1 juta ha ini.

Pro Kontra Proyek Pertanian Nasional  di Kabupaten Merauke

Yayasan Pusaka Bentala Rakyat melakukan kajian cepat aspek penggunaan kawasan hutan dan lingkungan hidup dari perizinan dan pengembangan industri perkebunan tebu, pabrik gula dan bioetanol di Papua Selatan. Hasilnya ditemukan sebagian besar izin yang diberikan berada pada Kawasan Hutan Produksi yang dapat dikonversi sebesar 45 persen, Hutan Produksi Terbatas 30 persen, dan sisanya Areal Penggunaan Lain 25 persen.

Dikatakannya, areal perizinan perkebunan tebu berlokasi pada kawasan hutan dan berada pada daerah moratorium izin atau Peta Indikatif Penundaan Izin Baru (PIPIB) lebih dari 30 persen atau sekitar 145.644 hektar. Karenanya, sebut Franky, proyek ini mempunyai resiko lingkungan hidup utamanya meningkatkan emisi gas rumah kaca, yang secara kumulatif meningkatkan krisis ekologi. “Izin perusahaan tersebut sebagian besar berada di wilayah Masyarakat Adat Yeinan seluas 316.711 hektar. Ini beresiko secara sosial ekonomi dan budaya,” jelasnya.

Uskup Agung Mgr. Petrus Canisius Mandagi mendukung upaya cetak sawah yang akan dilakukan pemerintah pada tahun 2025 mendatang. Menurut dia, proyek tersebut merupakan proyek kemanusiaan bagi masyarakat papua yang selama ini memiliki tanah subur namun belum dikelola secara baik.

diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *