Sekarang saat yg paling tepat untuk menuntaskan konflik berkepanjangan Papua, alasannya adalah Presiden Jokowi dipercaya oleh semua kalangan terutama di Papua maupun diluar Papua, baik dari pihak penduduk asli Papua maupun non Papua, dari kalangan generasi kedua (karena tokoh generasi pertama sudah meninggal dunia) seperti eks gubernur Rudi Numeri, pendeta Benny Giay, generasi ketiga seperti Kamarudin Watubun. Selain itu Presiden Habibie dan Presiden Megawati serta Presiden SBY tentunya siap untuk berkontribusi secara aktif menuntaskan konflik Papua.
Menyaksikan acara Matanajwa tgl 4 September memberikan optimisme. Dari diskusi di acara tersebut langkah2 yang harus segera diselesaikan adalah berbicara baik2 langsung dengan tokoh2 di Papau yang diakui oleh penduduk Papau mewakili mereka. Hasil dari dialog tersebut harus menciptakan rasa aman.
Suku Besar Arfak di Manokwari Gelar Temu Adat
Tokoh2 muda asal Papua terutama yang bersekolah atau bekerja di luar Papua harus diajak bicara baik2 oleh Pejabat didaerah seperti dilakukan Gubernur Jatim beserta jajarannya, Walikota Surabaya, Pangdam Jawa Timur beserta jajarannya. Perlakuan yang baik harus juga diketahui dan dirasakan seluruh keluarga mereka yang ada di Papua.
Ujaran kebencian dan merendahkan martabat harus segera dihentikan. Medsos yang merilis harus ditindak tegas.
Petugas Keamanan seperti Menkopolhukam, Kapolri, Panglima TNI, BIN beserta jajarannya yang membuka pintu dialog harus segera melakukan dengan para tokoh2 di Papua yang disebutkan diatas. Keberadaan dalam jumlah besar pasukan di Papua harus bisa menciptakan rasa aman.
Tokoh pejuang Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) 1969, Ramses Ohee, bersama Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya, dan para tokoh adat di tujuh wilayah adat Papua menegaskan keberadaan Papua sebagai bagian dari NKRI adalah final
Disetiap tahapan dialog jika tercapai suatu kesepakatan harus ditindak lanjuti secara tuntas segera dan diinformasikan secara meluas.
diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com