Merdeka.com – Selasa 2 Januari 2018 oleh Anggun P Situmorang, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat realisasi penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017 mencapai Rp 1.655,8 triliun atau sekitar 95,4 persen dari target. Sedangkan, belanja negara mencapai Rp 2.001,6 triliun. Dengan demikian, defisit tercatat sekitar Rp Rp 345,8 triliun.
Untuk itu, defisit APBNP 2017 hanya 2,57 persen, ini di bawah bahkan range antara 2,6 persen dan di APBNP bahkan 2,92 persen. Jadi angka ini hanya 87,2 persen dari estimasi APBNP.
Penerimaan negara terdiri dari pajak sebesar Rp 1.339,8 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 308,4 triliun serta kepabeanan atau bea cukai sebesar Rp 192,3 triliun. Apabila dibandingkan dengan tahun 2016, penerimaan perpajakan tumbuh sekitar 4,3 persen. Apabila kita menghilangkan faktor pengampunan pajak, maka pertumbuhan penerimaan perpajakan kita jauh lebih tinggi yaitu mencapai 12,6 persen. Ini menunjukkan peningkatan yang sangat baik dibanding tahun sebelumnya,” jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menjelaskan dari sisi belanja negara, secara rinci belanja modal mencapai 92,8 persen meningkat signifikan jika dibanding 2016 yang hanya bisa terealisasi 82 persen. Sementara itu, belanja pegawai mengalami penurunan menjadi 93,9 persen dibanding tahun sebelumnya.
Belanja barang meningkat juga, realisasinya 96,8 persen, dibanding 2016 hanya 85,3 persen dan 2015 hanya 89,8 persen. Jadi 2015 dan 2016 di bawah 90 persen. 2017, belanja sosial mencapai 100 persen dari yang dianggarkan, tentu kontribusi dari belanja barang, modal dan sosial sangat positif untuk ekonomi terutama masyarakat keluarga miskin.
Defisit APBN 2010 – 2016
garis warna merah, Defisit LKPP (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat) terhadap PDB, garis warna hijau defisit (%) APBN terhadap PDB
Dana Pusat di transfer ke Daerah dan Dana Desa 2010 – 2016
Menunjukkan peran Daerah semakin besar
Diposting oleh Gandatmadi