Pertanyaan
Menurutnya bahwa saat ini, sejumlah besar pemerintah sebagian besar terdiri dari teknokrat, dengan sedikit politisi. Menurut Anda, siapa yang akan melakukan pekerjaan dengan lebih baik? Haruskah pemerintah hanya terdiri dari politisi? Apa pendapat Anda?
Jawaban
1.Sudais Asif, Lahore School of Economics
Menurut saya, ini bervariasi menurut portofolio. Perdana menteri pertama-tama dan terutama harus menjadi campuran dari keduanya dengan pengetahuan di berbagai bidang dan juga menjadi seorang politikus. Soal kementerian seperti keuangan, sains, teknologi dan energi – pasti teknokrat. Namun di sisi lain, bagi kementerian seperti menteri luar negeri, mereka harus menjadi politisi karena diperlukan manuver dalam pekerjaannya.
2.Ljubomir Jacić, Technical College Požarevac
Teknokrat diatas Politisi! Itu pendapat saya! Bacalah yang berikut ini: “Apa yang bisa dicapai teknokrat yang tidak bisa dicapai oleh politisi (http://www.bbc.com/news/magazine-15720438)
3.Alexandre Beluco, Universidade Federal do Rio Grande do Sul
Saya percaya bahwa pemerintah seharusnya terdiri dari sebagian besar engineer, sehubungan dengan semua profesi dan aktivitas lainnya. Dan saya percaya bahwa para engineer harus didukung oleh sejumlah politisi dan teknokrat yang seimbang, perlu, dan mencukupi.
Mengapa enginner? Karena yang memegang pengetahuan dan keterampilan terkait dengan bagaimana memajukan ekonomi, belum lagi investasi di infrastruktur dan bidang lain yang diperlukan. Sebagai contoh, lihat saja komposisi pemerintahan negara-negara yang saat ini memiliki laju pembangunan tertinggi. [Daftar ini tidak termasuk Brasil!]
Respon dari Benmerikhi Ph.D:
Saya harus mengatakan bahwa para engineer mempraktikkan hard sciences yang sebagian besar bersifat objektif. Politik dan pemerintahan menghadapi realitas yang sangat kompleks yang sangat jauh dari objektif. Menarik untuk diketahui bagaimana engineer yang di fakultasnya telah dilatih sebagian besar untuk memanipulasi inanimate entities – baik secara fisik maupun intelektual – dapat menjadi lebih baik dalam pemerintahan daripada yang lain?
4.Lijo Francis, Hamad bin Khalifa University
Should be a Political Technocrat!
5.Mahfuz Judeh, Applied Science Private University
Saya sangat percaya bahwa pemerintah harus terdiri dari sebagian besar pemegang PhD, khususnya Kementerian Ekonomi, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Pendidikan Tinggi.
6.Nelson Elias, Vila Velha Hospital
Teknisi atau manajer, mutlak diperlukan. Dunia tidak memiliki cara untuk hidup tanpanya., Teknisi harus tunduk pada orientasi politik. Karena ada kecenderungan antara teknis, berpikir untuk memotong objektivitas yg berlebihan (cuts the cold numbers), dan melupakan impian individu, tidak berjuang meraih hope. Teknik tersebut, meskipun menentukan, harus mempertimbangkan kepekaan dan persepsi politisi.
Para teknisi memang berpengaruh, tetapi seperti yg dikatakan sosiolog Jerman Max Weber, tidak ada yang bisa menggantikan kompetensi rasional dan kepekaan serta luasnya visi politisi.
7.Nageswara Rao Posinasetti, University of Northern Iowa
Sayangnya kepemimpinan dan kemampuan teknis jarang dimiliki oleh seseorng . Selain itu, kami memiliki proses politik di mana kami membutuhkan suara dari orang-orang untuk terpilih. Sayangnya ketiganya tidak akan tersedia dalam satu orang. Di India ketika Narasimha Rao menjadi Perdana Menteri, dia memilih Manmohan Singh sebagai menteri keuangan karena kemampuannya. Keduanya mampu menggerakkan India ke jalur kebangkitan ekonomi melalui kebijakan tanpa takut akan pemilihan atau konsekuensi. Saya pikir akan jarang mendapatkan kombinasi seperti itu lagi. Keduanya tidak bisa terpilih dalam pemilihan biasa.
8.Soraj Hongladarom, Chulalongkorn University
Para teknokrat umumnya tidak bertanggung jawab kepada rakyat; sehingga mereka tidak dapat dipercaya dengan masalah yang lebih besar yang melibatkan nilai-nilai atau arah negara secara keseluruhan. Dalam demokrasi politisi adalah orang-orang yang mewakili kemauan rakyat, sehingga dapat melihat gambaran yang lebih luas. Yang terbaik adalah para teknokrat bekerja untuk para politisi dan kemudian politisi harus bertanggung jawab kepada rakyat melalui cara-cara demokratis seperti Parlemen.
Artikel yang dikutip Ljubomir(no 2) berbicara tentang jenis teknokrasi lain – mereka yang sebenarnya menjadi politisi dengan haknya sendiri. Jadi itu soal lain. Bahkan ketika para teknokrat dalam pengertian baru ini mengambil alih kekuasaan politik, mereka masih harus bertanggung jawab kepada Parlemen dan pada akhirnya kepada rakyat.
9.Liviu DamsaThe University of Warwick
Aturannya sederhana, jika Anda ingin pemerintahan yang berorientasi pada orang: bertanggung jawab atas, kementerian kesehatan yang untuk sementara pasien di rumah sakit, yang bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat yang menjadi penerima program kesejahteraan tersebut, dan sebagainya dst. Hindari untuk menempatkan pencuri di kementerian dalam negeri atau pertahanan dan bagaimanapun, jangan beri tanggung jawab kepada menteri yg haus kepada kekuasaan dan popularitas. Kalau tidak, apa itu “teknokrat”?
10.Scott Russell, University of Michigan-Flint
Ini adalah pilihan antara narasi Kafka dan film Coen bersaudara. Entah Anda memiliki birokrasi yang ceroboh atau pemerintahan yang terdiri dari narsisis dan psikopat terpilih. Saya suka pertanyaan itu karena menunjukkan dengan tepat kesulitan dengan kebebasan politik. Kita sebenarnya tidak dapat memilih seorang lalim yang baik hati; kami harus memilih apa yang kami yakini sebagai politisi yang kemudian berhasil mengambil alih: despotisme sejati yg membuat Anda tidak punya pilihan. Seorang teknokrasi akan menyerupai despotisme dalam beberapa hal. Tetapi ketika seorang lalim kadang-kadang dapat melihat alasan untuk benar-benar peduli pada sekelompok orang, seorang teknokrat akan menghargai sistem yang ada dan peningkatan teknologi untuk mengelola sistem tersebut. Seperti yang diamati Hongladoram (di atas), bagaimana pengoperasian sistem berdampak pada kehidupan masyarakat akan lebih penting daripada integritas sistem.
Sering dikatakan bahwa “sistemnya tidak sempurna tetapi lebih baik daripada alternatifnya.” Itu selalu hanya sebagian yang benar. Jika seseorang membaca Huxley’s Brave New World akhir-akhir ini, orang dapat melihat keunggulan sistem daripada penentuan nasib sendiri.
11.Joaquín Meabe, National University of the Northeast
Di setiap pemerintahan hanya ada politik.Beberapa menampilkan diri mereka sebagai ahli.Tapi jangan bertindak sebagai ahli dalam tujuan manajemen pemerintah.
Teknisi itu netral dan berbasis teknik. Namun tidak ada netralitas dalam pengelolaan pemerintahan. Setiap tinjauan melibatkan satu pilihan. Pilihannya adalah ide, ideologi ide. Kemudian teknokrat hanya berlindung pada idiologi kekuasaan (power set ideologue). Di Cina komunis adalah teknokrat intervensionis karena tidak ada kebebasan politik dan pluralisme politik. Dalam kapitalis, teknokrat Barat lebih menyukai ekonomi pasar karena ekonomi mendominasi politik. Tetapi ketika kekuasaan didominasi eksekutif kemudian menjadi demokrasi liberal, tetapi hanya untuk saat ini.
Mohamed Benmerikhi Ph.D, EDHEC Business School Lille
Di beberapa negara, tampaknya mereka berhasil mencapai keseimbangan yang sangat baik dalam memiliki pemerintahan yang terdiri dari politisi dan teknokrat. Posisi kunci pemerintahan yang melibatkan keterampilan politik tingkat tinggi seperti perdana menteri, menteri urusan ekonomi economic affairs), menteri dalam negeri dan menteri luar negeri … dll. dipegang oleh politisi; sedangkan menteri pendidikan, menteri penelitian ilmiah, menteri keuangan, menteri perdagangan, menteri kesehatan dijabat oleh teknokrat yang cenderung merupakan individu yang berpendidikan tinggi dengan pemahaman yang mendalam tentang isu-isu yang berkaitan dengan domain keunggulan mereka.
Note:
What is a technocrat person, a politicant?
The word technocrat can refer to someone exercising governmental authority because of their knowledge, or “a member of a powerful technical elite”, or “someone who advocates the supremacy of technical experts”.
Politiciant is a person who acts in a manipulative and devious way, typically to gain advancement within an organization. a person engaged in party politics as a profession.
diterjemahkan bebas oleh gandatmadi46@yahoo.com