Burhan Muhtadi lengkapnya Burhannudin Muhtadi, dia adalah ketua BEM IAIN Syarif Hidayatullah, setelah menonton pidato Ketua Umum Partai Demokrat dan pidato sambutan Presiden Jokowi di Rakernas Partai Demokrat (PD) di Sentul pada tagl 10 Maret 2018, a.l. PD tidak mau kedahuluan dari PAN dan PKB jika poros ke 3 gagal. Sebelumnya Burhan mengatakan pidato SBY mengejutkan apalagi jika pada bulan September 2017 Wakil Ketum PD, Syarif Hasan mengatakan dengan ketus…terlalu pagi berbicara Pilpres 2019…. Jokowi lebih baik fokus pada penyelesaian berbagai masalah di Indonesia. Jokowi, dia sebut, seharusnya bisa memprioritaskan tanggung jawabnya sebagai kepala negara dibanding mengurusi hal-hal terkait pemilu. (Detik News September 2017).
Sementara PKB dan PAN sebagai Parpol pendukung Pemerintah belum mengatakan mendukung Jokowi sebagai Capres karena keduanya memasang tarif Ketum PKB sebagai Cawapres dan PAN sebagai Capres atau Cawapres meski keduanya ingin merapat ke Jokowi tetapi tidak menolak jika berpasangan dengan Prabowo atau membentuk poros baru. PAN 3,6% dan PKB 5,5% serta PD 6,9% dalam Pileg 2014 total 16% cukup untuk membentuk poros baru jika dihitung berdasarkan jumlah kursi di DPR dengan demikian salah satu mundur batal ide poros ketiga tsb
Pada 2018 semua Parpol sibuk dengan Pilkada nyaris berlanjut dengan Pileg dan Pilpres 2019. Yang menjadi pertanyaan para Parpol pada 2019 ini fokus ke Pileg atau Pilpres? Lebih tepatnya para anggota yang akan nyaleg bukan institusi Parpol, mereka akan fokus secara fisik dan dana termasuk tim suksesnya. Bagaimana nasib kampanye kepada Pilpres dan Cawapres?
Dengan mudah dapat disimpulkan hanya Parpol2 baru yang fokus kepada Pileg 2014 yaitu PSI, Partai2 Keluarga Cendana. PSI sebagai partai kawula muda sudah membatasi usia maksimum 45 tahun untuk menjadi Pengurus partai, telah ribuan nama menerima peminat untuk menjadi Caleg, mengeluarkan kartu SAKTI (sumpah anti korupsi) bagi yang menyumbang dana dalam jumlah tertentu.
Sedangkan parpol2 keluarga Cendana akan mengusung tema keberhasilan Orba seperti jumlah utang di era Orba dibandingkan sekarang bla…bla…
Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998
Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan rakyat pro-demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-an. Gerakan ini menjadi monumental karena dianggap berhasil memaksa Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik Indonesia pada tangal 21 Mei 1998, setelah 32 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia sejak dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11 Maret 1966 hingga tahun 1998.
Pada April 1998, Soeharto terpilih kembali menjadi Presiden Republik Indonesia untuk ketujuh kalinya. Pada saat itu, hingga 1999, dan selama 29 tahun, Partai Golkar merupakan partai yang menguasai Indonesia selama hampir 30 tahun, melebihi rejim PNI yang menguasai Indonesia selama 25 tahun. Namun, terpliihnya Soeharto untuk terakhir kalinya ini ternyata mendapatkan kecaman dari mahasiswa karena krisis ekonomi yang membuat hampir setengah dari seluruh penduduk Indonesia mengalami kemiskinan.
Gerakan ini mendapatkan momentumnya saat terjadinya krisis moneter pada pertengahan tahun 1997. Namun para analis asing kerap menyoroti percepatan gerakan pro-demokrasi pasca Peristiwa 27 Juli 1996 yang terjadi 27 Juli 1996. Harga-harga kebutuhan melambung tinggi, daya beli masyarakat pun berkurang. Tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan mahasiswa dengan agenda reformasi mendapat simpati dan dukungan dari rakyat.
Demonstrasi bertambah gencar dilaksanakan oleh para mahasiswa, terutama setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998.
Struktur Perbankan
Pada tahun 1997 timbul gejolak moneter di Indonesia yang membawa pengaruh tidak menguntungkan di dunia usaha dan menimbukan kesulitan yang sangat besar terhadap perekonomian nasional. Hal ini diperberat lagi dengan struktur keuangan khususnya perbankan dan sektor rill yang masih lemah. Sebagaimana disebutkan Benny S. Tabalujan: “By this time, the Indonesian banking crisis was acknowledge to be one of worst, if not the worst, in modern world history, overshadowing the 1994-1995 Mexican debt crisis.”
Lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998
Pesta Demokrasi 2019
Parpol2 Baru Pileg 2019
PSI akan menjaring Pemilih Baru yang jumlahnya 50% sedang Parpol Keluarga Cendana akan menjaring mereka2 yang loyal kepada Orba meskipun telah bergabung dengan Parpol2 seperti Golkar, Hanura, Nasdem, Gerindra.
PSI akan menjaring Pemilih Baru yang jumlahnya 50% sedang Parpol Keluarga Cendana akan menjaring mereka2 yang loyal kepada Orba meskipun telah bergabung dengan Parpol2 seperti Golkar, Hanura, Nasdem, Gerindra. Dengan demikian kompetisi para Parpol akan mengerucut dalam dua kubu yaitu Kubu Reformasi dan Kubu Orba.
Pesta Demokrasi 2019
Bagaimana dengan Jokowi dan Prabowo sebagai Capres 2019 – 2024? Dari uraian singkat diatas elektabilitas Jokowi tidak berubah banyak sekitar 60% dan Prabowo kurang dari 40% sisanya absen.
Sikon akan sangat kondusif jika Pilpres satu putaran artinya hanya ada dua pasangan Capres yaitu Jokowi dan Prabowo dan jika sampai lebih akan riuh karena Pileg sudah berakhir sehingga masa fokus pada Pilpres putaran ke dua.
Gandatmadi