
Kurs Menguat Terhadap USD pada 21/3/2025: Rupiah 0,28%, Yen Jepang 0,17%, Dollar Taiwan 0,09%, Filipina 0,14%, Ringgit Malaysia 0,33%, Rupee India 0,09% Kurs Melemah Terhadap USD pada 21/3/2025: Dollar Hongkong 0,01%, Dollar Singapore 0,17%, Baht Thailand 0,2%, Korea Selatan 0,01%, Yuan China 0,13%
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Maret 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga tekanan inflasi sesuai target pada tahun ini dan tahun depan sebesar 2,5% plus minus 1%, mempertahankan stabilitas kurs, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai perkiraan di kisaran 4,7%-5,5% pada 2025.
Perry menjelaskan, pertimbangan untuk mempertahankan BI Rate, dari sisi global ialah ketidakpastain ekonomi global masih sangat tinggi, akibat kebijakan perang tarif antara Amerika Serikat dengan negara-negara mitra dagangnya. Bahkan kebijakan tarif impor itu kata Perry kini makin meluas.
SRBI (Sekuritas Rupiah BI), SVBI (Sekuritas Valuta Asing BI), SUVBI (Sukuk Valuta Asing BI) dan SBN
Imbal hasil SRBI untuk tenor 6, 9, dan 12 pada lelang terakhir 7 Februari 2025 lalu, terpantau sebesar 6,42%, 6,51%, dan 6,56%. Besaran tersebut sudah jauh lebih rendah dari Juli 2024 yang sempat mencatatkan level masing-masing tenor sebesar 7,3%, 7,39%, dan 7,43% atau lebih tinggi dari yield Surat Berharga Negara (SBN) yang pemerintah terbitkan kala itu.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melaporkan bahwa posisi instrumen SRBI, SVBI (Sekuritas Valas Bank Indonesia), dan SUVBI (Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia) masing-masing tercatat sebesar Rp914,72 triliun, 1,96 miliar dolar AS (Amerika Serikat), dan 436 juta dolar AS.
Kepemilikan nonresiden dalam SRBI mencapai Rp228,85 triliun atau 25,02 persen dari total outstanding. Implementasi dealer utama (primary dealer) sejak Mei 2024 juga dinyatakan semakin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antar pelaku pasar, sehingga memperkuat efektivitas instrumen moneter dalam stabilisasi nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi.
Suku bunga SRBI untuk tenor 6, 9, 12 bulan. Tanggal 10 Januari tercatat naik berada masing-masing 7,06%, 7,1% dan 7,23%. Sementara itu, imbal jasil SBN per 14 Januari 2025, meningkat 6,98% dan 7,25% sehingga tetap menjaga daya tarik imbal hasil instrumen keuangan domestik di tengah ketidapkpastian global.
Kompas Bisnis – Bahas Ekonomi bersama Putra Satria Subantoro, S1 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia. Kemudian melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Peking, China, pada 2015. Kepala Ekonom PT Bahana Sekuritas.