Pemerintah sedang menyiapkan skema konversi berikut peraturan2nya yg diharapkan rampung akhir tahun 2019 atau awal 2020. PT Pertamina (Persero) ditunjuk oleh pemerintah menjadi pengelola Tuban Petrochemical Industries. Hal ini dilakukan setelah Pemerintah mengonversi utang pokok Tuban Petro menjadi saham. Grup Petro Tuban adalah: TPPI, PT Polytama Propindo, dan PT Petro Oxo Nusantara (PON)
Petro Oxo Nusantara (PT PON)
PETRO OXO NUSANTARA atau sering disingkat dengan nama PT. PON berdiri pada tahun 1995 sebagai satu-satunya perusahaan yang memproduksi 2-Ethyl Hexanol (2-EH), Normal-butanol (NBA) dan Iso-butanol (IBA) di Indonesia dan di Asia Tenggara. Total investasi untuk membangaun pabrik ini secara keselurruhan adalah US$ 187,000,000 yang berasal dari gabungan 4 perusahaan yaltu PT. TIRTAMAS MAJUTAMA, PT. ETERINDO ANUGERAH PRAKARSA, SOUTHERN PACIFIC PETROCHEMICA dan GLOBECHEM HONGKONG dengan rasio modal 40%, 40%, 10%, 10%
PETRO OXO NUSANTARA merupakan pelopor pabrik 2-EH, NBA dan IBA di Indonesia dan Asia Tenggara. Sebagian besar dari produk yang dihasilkan oleh PT. PON diekspor (75%) keluar negeri dan sebagian kecil lainnya (25%) memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pendistribusian produknya dilakukan dengan dua jalur yaitu laut dan darat. Jalur laut menggunakan instalasi pipa dari PT. Petrokimia Gresik dan jalur darat menggunakan truk tangki, container dan drum.
PETRO OXO NUSANTARA menggunakan tekhnologi dari Mitsubishi Chemical Corporation Technology dari Jepang dan konstruksi atau poembangunan pabrik ini dilakukan oleh Mitsubishi Heavy Industry Limited dari Jepang. Kapasitas total dari pabrik ini adalah 150.000 ton/tahun dengan rincian produk 2-Ethyl hexanol (2-EH) atau 2-Ethyl Hexyl alcohol atau Octanol kapasitas produksi per tahun adalah 135.000 ton. Produk Normal Butanol (NBA) atau Normal Butyl Alcohol kapasitas produksi per tahunnya adalh 20.000 ton dan produk Iso-Butanol atau Iso butyl Alcohol kapasitas produksi per tahunnya adalah 15.000 ton.
PT. PON termasuk perusahaan yang ramah terhadap lingkungan karena tidak menghasilkan limbah yang berbahaya. Pengolahan limbah di pabrik ini di bagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Inceneration unit yaitu limbah NaOH yang dihasilkan dibakar bersama natural gas di steam reforming. 2. Active sludge unit. 3. Netralization unit.
Bahan Baku:
1.Propylene merupakan hydrokarbon ikatan rangkap, pada suhu kamar mempunyai warna tetapi tidak berbau. Propylene memiliki titik didih dan kepadatan yang lebih tinggi dari etylene. Propylene merupakan bahan baku untuk produksi polypropylene(polimer) untuk berbagai produk kemasan. (Air Liquide.com)
2.Natural Gas atau Gas alam disebut juga gas bumi, merupakan bahan bahan bakar fosil. Komponen utama gasalam adalah metane, yang merupkan molekul hidrokarbon terpendek dan juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana( C2H6), propana ( C3H8 ) dan butana ( C4H10), selain itu juga gas-gas yang mengandung sulfur.
3.Bahan Pembantu CO2
Produk Akhir
2-Ethyl hexanol (2-EH) menghasilkan plasticizer, Iso-Butanol (IBA) berguna dalam sintesa organik sebagai bahan kimia intermediet dan sebagai larutan dalam lapisan aplikasi Kebanyakan dirubah menjadi Iso Butil asetat yang digunakan dalam produksi pernis dan sebagai pelarut cat. N-Butanol (NBA) merupakan zat yang mudah terbakar. Mempunyai warna jernih, berbau seperti pisang. Digunakan sebagai senyawa kosmetik dan pelarut
dikutip dari berbagai sumber informasi dan dokumen PT PON.
gandatmadi46@yahoo.com