Sustainable aviation fuel (SAF)

Sustainable aviation fuel (SAF) adalah bahan bakar alternatif yang terbuat dari bahan baku non-minyak bumi yang mengurangi emisi dari transportasi udara. SAF dapat dicampur pada berbagai tingkat dengan batasan antara 10% dan 50%, tergantung pada bahan baku dan bagaimana bahan bakar tersebut diproduksi. Menurut International Civil Aviation Organization (ICAO), lebih dari 360.000 penerbangan komersial telah menggunakan SAF di 46 bandara berbeda yang sebagian besar terkonsentrasi di Amerika Serikat dan Eropa.

Di seluruh dunia, penerbangan menyumbang 2% dari seluruh emisi carbon dioxide (CO2) dan 12% dari seluruh emisi CO2 dari transportasi. Skema Pengurangan dan Pengimbangan Karbon ICAO untuk Penerbangan Internasional (CORSIA) membatasi emisi bersih penerbangan CO2 pada level tahun 2020 hingga tahun 2035. Industri penerbangan internasional telah menetapkan tujuan aspiratif untuk mencapai nol karbon bersih pada tahun 2050. SAF menghadirkan peluang jangka pendek terbaik untuk memenuhi tujuan ini. Sustainable Aviation Fuel Grand Challenge, yang diumumkan pada tahun 2021, menyatukan beberapa lembaga federal untuk tujuan memperluas konsumsi domestik menjadi 3 miliar galon pada tahun 2030 dan 35 miliar galon pada tahun 2050 sambil mencapai setidaknya 50% pengurangan emisi gas rumah kaca siklus hidup.

Manfaat

Biofuel hidrokarbon terbarukan atau Renewable hydrocarbon biofuels menawarkan banyak manfaat, termasuk:

*Kompatibilitas mesin dan infrastruktur—SAF yang dicampur dengan Jet A konvensional dapat digunakan pada pesawat dan infrastruktur yang ada.

*Emisi lebih sedikit—Dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional, 100% SAF berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 94%, tergantung pada bahan baku dan jalur teknologi.

*Lebih fleksibel—SAF merupakan pengganti bahan bakar jet konvensional, yang memungkinkan berbagai produk dari berbagai bahan baku dan teknologi produksi.

Produksi

SAF dapat diproduksi dari bahan baku terbarukan yang tidak berbasis minyak bumi, termasuk, tetapi tidak terbatas pada, bagian makanan dan limbah halaman dari limbah padat kota, biomassa kayu, lemak/lemak/minyak, dan bahan baku lainnya. Produksi SAF masih dalam tahap awal, dengan tiga produsen komersial yang dikenal:

1.World Energy memulai produksi SAF pada tahun 2016 di fasilitas Paramount, California, dan awalnya memasok bahan bakar ke Bandara Internasional Los Angeles sebelum memasok bandara California.

2.International producer Neste mulai memasok SAF ke Bandara Internasional San Francisco pada tahun 2020 sebelum berekspansi ke bandara California lainnya pada tahun 2021 dan 2022, serta Bandara Aspen/Pitkin County dan Bandara Regional Telluride, keduanya di Colorado

3.Montana Renewables LLC memulai produksi dalam kemitraan dengan Shell di pabrik produksi minyak bumi yang ada pada tahun 2023, memasok bahan bakar ke beberapa maskapai mitra.

Diperkirakan akan ada pabrik domestik baru. Banyak maskapai penerbangan telah menandatangani perjanjian dengan produsen SAF yang ada dan yang akan datang untuk menggunakan semua hasil produksi yang diharapkan. The U.S. Environmental Protection Agency (EPA)  mengumpulkan data bahan bakar terbarukan sebagai bagian dari Standar Bahan Bakar Terbarukan, yang memberikan perkiraan konsumsi untuk biofuel baru seperti SAF. Data EPA menunjukkan bahwa sekitar 5 juta galon SAF dikonsumsi pada tahun 2021, 15,84 juta galon pada tahun 2022, dan 24,5 juta galon pada tahun 2023.

Ada beberapa jalur teknologi untuk memproduksi bahan bakar yang disetujui oleh ASTM dan batasan pencampuran berdasarkan jalur ini. Spesifikasi Standar ASTM D7566 Standard Specification for Aviation Turbine yang Mengandung Hidrokarbon Sintetis menentukan standar kualitas bahan bakar untuk bahan bakar jet non-minyak bumi dan menguraikan bahan bakar berbasis SAF yang disetujui dan persentase yang diizinkan dalam campuran dengan Jet A. Ketiga pabrik yang ada menggunakan jalur ester dan asam lemak yang diproses secara hidro. Pabrik domestik baru diharapkan menggunakan jalur alkohol-ke-jet dengan etanol sebagai bahan baku. Spesifikasi Standar ASTM D1655 untuk Bahan Bakar Turbin Penerbangan memungkinkan pemrosesan bersama bahan baku biomassa di kilang minyak bumi dalam campuran hingga 5%.

Pertamina & Garuda

Pertamina dan Garuda Indonesia pada 27 Okt 2023  melaksanakan penerbangan komersil perdana menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur. Penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang) menuju Bandara Adi Soemarmo (Surakarta), dan kembali ke Jakarta dengan bahan bakar aviasi ramah lingkungan ini menjadi bukti kontribusi kolaborasi BUMN pada upaya penurunan emisi dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission.

Perjalanan Pertamina SAF telah diinisiasi sejak tahun 2010 melalui Research & Technology Innovation Pertamina, dengan melakukan riset pengembangan produk dan katalis. Pada tahun 2021, PT Kilang Pertamina Internasional berhasil memproduksi SAF J2.4 di Refinery Unit IV Cilacap dengan teknologi Co-Processing dari bahan baku Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO), atau minyak inti sawit yang telah mengalami proses pengolahan pemucatan, penghilangan asam lemak bebas dan bau, dengan kapasitas 1.350 kilo liter (KL) per hari.

diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *