Swasembada artinya kebutuhan dipenuhi sendiri, kalau ketahanan pangan bisa aja dengan daya beli tinggi seperti Singapura tidak memproduksi sendiri tapi punya uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan tiga tahapan untuk mencapai swasembada pangan di Indonesia dalam tiga tahun ke depan.Tahun pertama adalah menekan impor, tahun kedua produksi sudah membaik, tahun ketiga paling lambat itu swasembada, kata Amran pada bulan November 2023.
Target produksi komoditas pertanian pada tahun 2025 meliputi: padi sebesar 56,05 juta ton GKG, jagung 16,68 juta ton, kedelai 334 ribu ton, cabai 3,08 juta ton, bawang merah 1,99 juta ton, kopi 772 ribu ton, kakao 641 ribu ton, tebu 36 juta ton, kelapa 2,88 juta ton, daging sapi/kerbau 405,44 ribu ton, dan daging ayam 4,0 juta ton.
Produksi beras 2020 – 2023
*Pada 2023, luas panen padi diperkirakan sebesar 10,20 juta hektare dengan produksi padi sekitar 53,63 juta ton gabah kering giling (GKG).
*Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, produksi beras pada 2023 diperkirakan sebesar 30,90 juta ton.
*Luas panen padi pada 2023 diperkirakan sekitar 10,20 juta hektare,mengalami penurunan sebanyak 255,79 ribu hektare atau 2,45 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 10,45 juta hektare.
*Produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 53,63 juta ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 1,12 juta ton GKG atau 2,05 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 54,75 juta ton GKG.
*Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 30,90 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 645,09 ribu ton atau 2,05 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 31,54 juta ton.
Pada Jumat (1/3/2024), Deputi Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bidang Statistik Produksi M Habibullah melaporkan luas panen padi pada 2023 sebanyak 10,21 hektar. Turun 2,29% dibandingkan 2022.
Dia optimis jika upaya tersebut dilakukan, Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dalam tiga tahun ke depan. Optimisme itu didasari karena sebelumnya Indonesia pernah mencapai swasembada beras. Kita dulu swasembada tahun 2017, 2019, 2020 tiga kali saat Pak Jokowi selama beliau (menjabat) presiden,” terang Amran.
Potensi lahan rawa Indonesia
Dia menyebutkan upaya yang dilakukan dalam mencapai swasembada pangan salah satunya yakni melalui pemanfaatan potensi lahan rawa Indonesia seluas 10 juta hektare. Potensi kita ada 10 juta hektare, mudah-mudahan bisa kita kejar 1 juta hektar per tahun,
Amran menjelaskan 1 juta hektare lahan rawa yang diubah menjadi pertanian bisa menghasilkan 5 juta ton gabah. Angka tersebut bisa bertambah jadi 7 ton apabila lahan sudah dalam kondisi siap Indeks Pertanian (IP) 200 bahkan 300. Dengan langkah tersebut, Amran optimis selama 3 tahun bisa menghasilkan 15 juta ton gabah kering panen (GKP).
Saya percaya Indonesia juga bisa mengekspor beras. Satu juta hektare rawa mineral itu kita bangun jadi padi. Kalau 3 juta kali 5 juta ton itu 15 juta ton, padi 7 juta setahun setengah. Kita kan cuma kekurangan 2-3 juta, sudah bisa ekspor,”
Selain padi, lanjut Amran, komoditas yang ditargetkan swasembada adalah jagung. Direncanakan selama 3 tahun, kedua komoditas tersebut bisa ditanam di lahan rawa mineral dengan dukungan benih unggul dan mekanisasi.
Dana
Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan anggaran sebesar Rp7,74 triliun dari APBN 2024 guna meningkatkan hasil produksi tanaman padi dan jagung sehingga bisa mewujudkan swasembada pangan.
“Agar target 32 ton beras tercapai Kementerian Pertanian melakukan refocusing anggaran sebesar Rp7,74 triliun untuk mendukung akselerasi peningkatan produksi padi dah jagung,
APBN 2023 untuk Kementrian Pertanian
Kementerian Pertanian memperoleh alokasi pagu APBN sebesar Rp 14.808.873.722.000,- yang dialokasikan untuk membiayai 5 (lima) program.. Anggaran Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2024 turun menjadi sebesar Rp14.734.899.511.000.
Program Kementerian Pertanian
1.Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Strategi penguatan kesejahteraan petani yang teridentifikasi adalah: intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi usaha, manajemen pemasaran dan rantai pasok, kemitraan dan kelembagaan, adopsi teknologi, manajemen risiko dan keuangan.
2.Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) …
Berbagai upaya terus dilakukan Pemerintah untuk menguatkan ketahanan pangan nasional mulai dari sisi supply terkait dengan peningkatan produksi, upaya diversifikasi pangan, efisiensi distribusi pangan, penggunaan teknologi untuk meningkatkan produksi dan kualitas pangan, hingga penguatan stok pangan nasional.
3.Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan.
*Pembinaan dan Pengembangan sarana dan prasarana petanian.
*Pengembangan pupuk organik.
*Pengembangan usaha tani pertanian.
*Sertifikasi bibit unggul pertanian.
*Pengembangan Produksi benih hortikultura.
*Pengembangan Produksi benih padi.
*Pengembangan produksi benih palawija
4.Program Pengembangan Agribisnis. …
Pengembangan agribisnis adalah merupakan system yang mampu memberikan keuntungan bagi pelaku- pelaku agribisnis (petani/ peternak/ pekebun/nelayan/ pengusaha kecil dan menengah/ koperasi), dengan target akan memperoleh nilai tambah secara ekonomi dan menfaat.
5.Program Pengembangan Kawasan Agropolitan.
Tujuan pengembangan kawasan agropolitan adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, berkelanjutan
Peran Usaha Pertanian terhadap PDB
Selama 2018 sampai 2021, lapangan usaha pertanian secara luas (termasuk kehutanan dan perikanan) menduduki peringkat kedua setelah sektor industri pengolahan dengan rata-rata kontribusi sebesar 13,22% terhadap PDB Indonesia, dengan kontribusi pertanian sempit (tanpa kehutanan dan perikanan) sebesar 9,82%.
Total Kebutuhan Pupuk
Kebutuhan pupuk petani di Indonesia harusnya 13 Juta Ton Per Tahun. PT Pupuk Indonesia (Persero) memiliki kapasitas produksi pupuk hingga 13,9 juta ton pada 2023.
Produksi Pupuk dan Impor Pupuk 2023
Menurut data BPS, Indonesia mengimpor pupuk sekitar 5,37 juta ton pada 2023. Volumenya turun 16,29% dibanding 2022 (year-on-year/yoy) yang mencapai 6,41 juta ton.
Subsidi Pupuk
Berdasarkan Kepmentan Nomor 249 Tahun 2024, Pemerintah telah menetapkan alokasi subsidi pupuk menjadi 9,55 juta ton. Adapun alokasi subsidi tersebut ditujukan kepada empat jenis pupuk, yakniUrea, NPK, NPK Formula Khusus, dan yang terbaru adalah pupuk organik.
Pupuk Kandang
Kotoran hewan, atau yang dikenal sebagai pupuk kandang, merupakan sumber nutrisi tanaman yang berharga yang dapat meningkatkan sifat fisik dan biologis tanah. Pupuk kandang mengandung makronutrien primer—yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium—yang berarti dapat menggantikan atau melengkapi pupuk komersial. Pupuk kandang juga menyediakan makronutrien sekunder seperti kalsium, magnesium, dan sulfur, serta mikronutrien. Selain itu, pupuk kandang menyediakan bahan organik dan karbon, yang membuatnya berguna untuk meningkatkan kesehatan tanah.
Meskipun demikian, ada tantangan ekonomi dan lingkungan dalam memperluas penggunaan pupuk kandang sebagai pupuk. Dengan rasio nilai nutrisi terhadap massa yang rendah, pupuk kandang lebih mahal untuk diangkut, disimpan, dan diaplikasikan daripada pupuk kimia
Teknologi pengumpulan dan pengolahan pupuk kandang terus berkembang dan menawarkan peluang ekonomi baru bagi sebagian petani. Teknologi ini terkadang dapat mengurangi biaya pengangkutan dan pemberian pupuk kandang, menyesuaikan rasio nutrisi, atau mendukung penggunaan pupuk kandang dalam menghasilkan energi dan produk lain yang dapat dipasarkan. Selain meningkatkan pendapatan pertanian, pengelolaan pupuk kandang yang lebih baik berpotensi mengurangi polusi nutrisi di perairan dan menurunkan emisi gas rumah kaca serta penggunaan bahan bakar fosil.
Sebuah studi terkini oleh USDA, Economic Research Service mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan penggunaan pupuk kandang sebagai pupuk. Pada tahun 2020, petani menerapkan pupuk kandang pada kurang dari 8 persen dari 237,7 juta hektar yang ditanami tujuh tanaman pangan utama AS. Sekitar 79 persen lahan pertanian yang menerima pupuk kandang ditanami jagung. Meskipun jagung menerima lebih banyak pupuk kandang daripada tanaman pangan lainnya, pupuk kandang hanya diterapkan pada 16,3 persen lahan yang ditanami jagung. Selain tanaman pangan ini, areal jerami dan padang rumput juga menerima pupuk kandang. Penelitian ERS menemukan bahwa pada tahun 2006 (data terbaru yang tersedia), 26 persen dari semua areal dengan pupuk kandang diterapkan pada jerami atau rumput.
Nilai pupuk kandang sebagai pupuk juga bergantung pada metode aplikasi pupuk kandang yang digunakan. Menyuntikkan pupuk kandang di bawah permukaan tanah atau mencampur pupuk kandang segera setelah aplikasi permukaan akan menghemat lebih banyak nutrisi dan meningkatkan nilai pupuk. Aplikasi permukaan tanpa mencampur atau menerapkan pupuk kandang melalui sistem irigasi menghasilkan retensi nutrisi yang lebih sedikit dan nilai pupuk yang lebih rendah.
diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com