A.Pertemuan para Menkeu dan Menkes anggota G20 pada H minus 1.
Isu pertama ttg Pemulihan Global Economy dan Global Health tidak merata. Distribusi vaksin timpang bahkan ada negara yang baru mevaksin rakyatnya kurang dari 3%. Di Afrika baru 6% sementara negara2 maju sudah 70%. Ditargetkan akhir 2022 semua negara 70% penduduknya telah di vaksin dan akhir 2021 sebanyak 40%.
Karena pandemi merupakan ancaman maka disiapkan membentuk Pandemy Preparedness. Sampai saat ini kita tidak siap sbg bukti bahwa dikeluarkan dana sebesar USD 12 milyar namun yang meninggal 5 juta orang. Apakah dalam KTT G20 Summit ada kesepakatan Protokol Kesehatan antar negara.
Kedua bagamana mengelolanya seperti diketahui WHO terbatas wewenangnya. Ketiga tentang dana. Untuk itu Presiden Jokowi mengusulkan Arsitektur Global yang diperkuat.
Disepakati dibentuk Joint Health Taskforce yaitu menyiapkan Prevention, Preparedness dan Response dipinpin oleh Menteri Keuangan Indonesia dan Itali krn Indonesia memegang presidensi 2022 dan Itali sebelumnya. Tema Presidensi 2022 adalah Recover together, Recover stronger
Isu tentang Climatechange dan sustainable financing yg akan disampaikan Presiden Jokowi dan diteruskan dalam pertemuan Glasgow dimana diharapkan komitemen negara2 sesuai Paris Agreement. Menko Perekonomian dalam pertemuan menegaskan tentang isu Low Carbon harus affordable dan adil.
Ketiga inflasi karena kelangkaan energi dan supply disruption yg dialami negara2 maju yang pemulihannya dari pandemi cepat sementara renewable energi belum siap. Keempat ttg teknologi yaitu degitilisasi
B.6 agenda dibawah Menkeu dan Gubernur Bank Sentral yaitu
1, exit strategy paska pendemi. 2 Scarring Effect 3. Sistem pembayaran di era digital suatu kombinasi financal inclusion dan digital economy. 4 sustainable financing. 5. Inclusi keuangan dan 6. Perpajakan Internasional
Dalam Presidensi Italia sudah disepakati bagaimana membagi profit dan perpajakan global agar menghormati pendapatan semua negara sehingga tidak terjadi erosi profit shifting.
Indonesia mewarisi legacy Italia yaitu pertama resiko pandemi dan kedua resiko iklim dalam resiko global dan safety nets terkait dengan IMF yaitu SDR senilai USD 650 M bagi negara2 miskin. Ketiga Peningkatan arus modal antar negara, keempat data gap inissiatif, ke lima reformasi regulasi sektor keuangan, ke enam pengelolaan dan transparansi utang terkait dng Debt Service Initiative. Ketuju agenda pembangunan infrastruktur yg berkelanjutan dan inklusif. Kedelapan dukungan kepada Multilateral Development Bank. Ke sembilan perkuatan kapasitas sistem kesehatan. Ke sepuluh bagaimana menarik investasi dari sektor swasta.
Note: Topik diatas berlanjut sesuai hasil akhir KTT G20 periode 2021.
Gandatmadi46@yahoo.com