Value Added atau Nilai Tambah dari produk2 pertanian pada umumnya adalah suatu proses manufaktur yang menaikkan nilai komoditas primer. Dapat pula suatu usaha menaikkan nilai ekonominya secara khusus melalui proses produksi a.l. produk organik atau produk2 bermerek yg menaikkan daya tarik konsumen serta kemauan untuk membayar harga premium atas produk2 serupa namun ‘ undifferentiated products ‘ .
Sejumlah contoh termasuk direct marketing; pemilikan petani terhadap fasilitas pengolahan, memproduksi produk2 hasil pertanian dengan nilai hakiki yang lebih tinggi ( seperti padi2an yang diawetkan , produk organik, daging sapi bebas hormon atau hormone-free beef, free-range chicken dll ), dimana pembeli bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan harga produk2 masal tradisional.
Value added pertanian oleh banyak kalangan dianggap sebagai suatu strategi pembangunan pedesaan yang significant. Berskala kecil, proses makanan organik, produksi tanaman non tradisional, agri-tourisme, dan pengembangan bio-fuels adalah beberapa contoh berbagai macam value added proyek yang berhasil menciptakan lowongan kerja baru di wilayah pedesaan.
Menurut The United States Department of Agriculture (USDA), komoditas pertanian yang memenuhi value added harus mengikuti salah satu dari lima metodologi :
- Mengalami perubahan fisik
- Diproduksi dengan cara supaya meningkatkan nilainya.
- Secara fisik dipisahkan dengan cara untuk menghasilkan peningkatan nilainya.
- Mempergunakan energi baru di lahannya
- Dikumpulkan dan dipasarkan sebagai hasil produksi makanan hasil pertanian lokal
Pendekatan yang lain dengan memperluas basis komoditas pertanian sehingga memperoleh pendapatan dengan porsi lebih besar dari usaha pemasaran, proses produksi atau pemilahan fisik komoditas pertanian sehingga siap tersedia bagi produsen komoditas tersebut.
Difinisi yang dibuat USDA bermaksud membantu untuk membuat karakteristik dari strategi value added serta menentukan kelayakan makronya ( grant eligibility ). Tetapi ternyata tidak membantu para petani bagaimana merespon basis pilihan konsumen atau bagaimana mereka melakukan evaluasi mengenai kelayakan ekonomi. Ironisnya bagaimana para petani merespon perubahan dari pilihan atau keinginan konsumen, serta daya saing menjadi komponen yang kritis/penting untuk mencapai business stability supaya comply dengan kebijakan2 lokal, kebijakan pemerintahan daerah dan pusat serta para petani sendiri dengan sasaran yang bisa dicapai.
Coltrain, Barton, Boland dan Amanor-Boadu menekankan pentingnya memaksimalkan efesiensi dikalangan petani dan memiliki askses teknis dan kelayakan ekonomi sebelum memulai melakukan usaha value added ( Value added initiative ) dengan catatan strategi value added tidak bisa menggantikan produksi yang efisien.
Coltrain, Barton, and Boland (2000) define adding value as “the process to economically add value to a product by changing its current place, time and form characteristics to characteristics more preferred in the marketplace.”
Sejatinya sumber utama dari nilai ( value ) adalah konsumen yang membeli hasil pertanian di pasar. Value added hasil pertanian dapat dicapai ketika para petani mampu mensupply pasar dengan produk2 yang memenuhi keinginan konsumen – dalam hal bentuk fisiknya, space, waktu, kwalitas, fungsi dan karakteristik – yang bersedia membayar dengan harga premium diatas harga bahan baku (raw generic commodities )
Flowchart diatas menggambarkan perbedaan dua tipe value added di sektor pertanian. Cara tradisional mengikuti jalur sebelah kiri dimana para petani berpartisipasi diluar proses produksi dalam supply chain seperti product transformation, distribusi, penyimpanan dan added pelayanan serta melakukan transformasi peranan mereka dari sebatas memproduksi menjadi pemilik agribusiness dengan memperoleh kemampuan yang ditambah.
Acomprehensive Definition and Conceptual Framework
Jalur kanan, mengandalkan kepada usaha USDA ( 2015 ) untuk menciptakan difinisi inclusive yang mendukung suatu framework untuk menentukan value added oportunities serta membuat business plan sehingga dengan usulan definisi baru memungkinkan para petani, penelti , pendidik dan pembuat kebijakan menjawab pilihan konsumen yang berkembang serta kemajuan teknologi.
Conceptual framework gambar diatas menekankan hubungan antara pilihan konsumen sebagai sumber dari value added dan sejumlah praktek memungkinkan para petani menangkap nilai tersebut dan tujuan para petani itu serta tujuan dari pembuat kebijakan. Terkait dengan nilai motivasi dari value added seperti keinginan konsumen membantu para petani berfikir diluar produksi yang mereka kerjakan serta membuat analisa mengenai kesempatan meraih imbalan dari upaya kreasi memenuhi keinginan konsumen.
Untuk memanfaatkan peluang added value, para petani dapat mengadopsi satu atau lebih pendekatan berikut berbasis kepada kapabilitas dan resources :
- Melakukan aktivitas cara tradisional menyusuri supply chain, yang merubah karakteristik dari bentuk, space, waktu dari komoditas pertanian
- Melakukan integrasi vertikal beberapa tahapan dari supply chain atau melakukan kordinasi horisontal dengan para petani lainnya atay bypass tahapan supply chain dengan tujuan mendekatkan atau koneksi langsung antara petani dengan konsumen.
- Melakukan aktivitas atau mengadopsi praktek produksi pada tahapan pertumbuhan yang merubah identitas atau kualitas karakteristik dari raw products untuk memenuhi pilihan konsumen, yang bernilai lebih tinggi.
Dengan demikian para petani dapat memproses produk mereka daripada sekedar menjual dalam bentuk raw commodities seperti membuat gandum menjadi tepung terigu, membuat orange juice dari fresh orange, ready to eat salad dari fresh vegetables. Mereka juga menyediakan jasa packaging, pergudangan dll.
Bagi Indonesia tiada pilihan lain selain fokus terutama kepada usaha2 di sektor pertanian yang menghasilkan produk2 ( dan jasa ) dengan added value. Jika mengandalkan kepada produk2 primer sulit untuk mengentaskan 30 juta penduduk miskin.
Sebagaimana pesan Presiden Jokowi kepada para Gubernur dan Kepala Daerah seluruh Indonesia agar fokus kepada sektor2 yang masing2 daerah memiliki keunggulan, dengan pendekatan itu insya Allah kita akan maju lebih cepat.
dikumpulkan dari berbagai sumber oleh gandatmadi46@yahoo.com