Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi belanja negara per Maret 2024 mencapai Rp611,9 triliun atau 18,4 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), naik 18,0 persen year on year (yoy).
Realisasi belanja pemerintah pusat hingga Maret 2024 sudah mencapai Rp427,6 triliun atau 17,3 persen dari total pagu belanja APBN, naik 23,1 persen yoy. Realisasi belanja tersebut terdiri dari belanja K/L atau Kementrian dan Lembaga sebesar Rp222,2 triliun atau 20,4 persen dari pagu. Utamanya dimanfaatkan untuk penyaluran berbagai bansos dan dukungan pelaksanaan Pemilu.
Kemudian, belanja non K/L sebesar Rp205,4 triliun atau 14,9 persen dari pagu APBN 2024, utamanya terdiri atas realisasi subsidi energi dan pembayaran manfaat pensiun.
Kementerian Keuangan RI melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami surplus per akhir Maret 2024 sebesar Rp8,1 triliun atau 0,04 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Selanjutnya, tercatat pendapatan negara mencapai Rp620,01 triliun atau 22,1 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), menurun 4,1 persen yoy.
“Ada penurunan 4,1 persen. Seperti diketahui bahwa tahun 2022 dan 2023 growth dari penerimaan negara itu sangat tinggi, jadi walaupun kita memahami akan ada koreksi, kita tetap hati-hati,” jelas Menkeu Sri Mulyani. Kemudian, dari sisi belanja, Menkeu mencatat belanja negara sudah terealisasi Rp611,9 triliun atau 18,4 persen dari target, naik 18,0 persen yoy.
Oil & Gas
Harga minyak diperkirakan akan turun menjadi US$81/bbl pada tahun 2024 dan lebih moderat pada tahun 2025, turun dari US$83/bbl pada tahun 2023. Prospek ini memiliki risiko positif, termasuk perpanjangan pengurangan produksi OPEC+ setelah kuartal pertama tahun 2024 serta potensi gangguan pasokan pada tahun 2024. Timur Tengah. Pertumbuhan yang lebih lambat dari perkiraan, khususnya di Tiongkok, menghadirkan risiko penurunan yang terutama.
Harga gas akan turun pada tahun 2024 untuk tahun kedua berturut-turut, menurut proyeksi GasBuddy yang dibagikan secara eksklusif kepada CNN. GasBuddy, yang memiliki perkiraan untuk tahun 2023 yang terbukti sangat akurat, memperkirakan harga gas AS akan rata-rata $3,38 per galon pada tahun pemilu penting tahun 2024.
GasBuddy adalah perusahaan teknologi yang berkantor pusat di Dallas yang menawarkan aplikasi seluler dan situs web untuk melacak lokasi dan harga pompa bensin dan toko serba ada di Amerika Serikat dan Kanada.
The FED Policy
Lebih dari separuh ekonom yang disurvei, 54 dari 100, memperkirakan penurunan pertama suku bunga dana federal akan terjadi pada bulan September 2024, sehingga mendorong suku bunga tersebut ke kisaran 5,00%-5,25%.
Seorang pejabat Federal Reserve pada hari Kamis mengangkat kemungkinan bank sentral tidak akan menurunkan suku bunga sama sekali pada tahun 2024, melemahkan ekspektasi Wall Street bahwa beberapa pengurangan suku bunga mungkin akan dilakukan pada akhir tahun ini.
Jika kita terus melihat inflasi bergerak sideways (stagnan), itu akan membuat saya bertanya-tanya apakah kita perlu melakukan penurunan suku bunga sama sekali,” kata Presiden Federal Reserve Bank Minneapolis Neel Kashkari dalam wawancara dengan majalah Pensions & Investments yang disiarkan di LinkedIn.
Komentar Kashkari muncul sehari setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral kemungkinan akan menurunkan suku bunga acuannya akhir tahun ini, memberikan keringanan kepada konsumen dan dunia usaha yang membayar biaya pinjaman jauh lebih tinggi setelah 11 kali kenaikan suku bunga dalam dua tahun. Namun inflasi tetap bertahan di atas 3% tahun ini, bahkan meningkat pada bulan Februari, mendorong Powell untuk memperingatkan The Fed agar berhati-hati dalam menurunkan suku bunga terlalu cepat.
Nilai Indeks Dolar AS saat ini adalah 106.092 USD — telah meningkat sebesar 0.49% dalam 24 jam terakhir.
Indeks Dolar AS digunakan untuk mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang asing yaitu the Euro, Swiss franc, Japanese yen, Canadian dollar, British pound, and Swedish krona. Posisi terkini Japanese Yen tutun
Pertumbuhan Ekonomi
Prospek Asia dan Pasifik pada tahun 2024 semakin cerah: kami memperkirakan perekonomian kawasan ini akan melambat dibandingkan perkiraan sebelumnya karena tekanan inflasi yang terus menurun.
Kami telah menaikkan perkiraan pertumbuhan regional kami untuk tahun ini menjadi 4,5 persen, naik 0,3 poin persentase dari enam bulan sebelumnya, setelah ekspansi sebesar 5 persen pada tahun 2023. Revisi tersebut mencerminkan peningkatan di Tiongkok, yang kami perkirakan akan memberikan dukungan terhadap stimulus kebijakan, dan India, dimana investasi publik tetap menjadi pendorong penting, sehingga menjadikan negara ini sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi paling cepat di dunia. Di tengah kondisi eksternal yang masih lemah, konsumsi swasta yang kuat akan tetap menjadi pendorong pertumbuhan utama di negara-negara berkembang lainnya di Asia. Perkiraan pertumbuhan Asia pada tahun 2025 tidak berubah pada angka 4,3 persen.
Di Tiongkok, penurunan sektor properti yang semakin dalam merusak pemulihan setelah pembukaan kembali negara tersebut pasca-COVID pada awal tahun 2023. Meski begitu, perekonomian tumbuh sebesar 5,2 persen pada tahun 2023, lebih besar dari perkiraan kami sebelumnya. Stimulus fiskal yang diberlakukan pada bulan Oktober lalu dan pada bulan Maret 2024 membantu memitigasi dampak menurunnya aktivitas manufaktur dan lesunya jasa. Kami telah menaikkan perkiraan pertumbuhan kami untuk tahun ini menjadi 4,6 persen, naik sebesar 0,4 poin persentase. Sejak kami menerbitkan proyeksi kami, pertumbuhan kuartal pertama lebih kuat dari perkiraan, sehingga perkiraan ini mungkin direvisi tumbuh naik.
Menurut IMF World Economic Outlook 2024, Indonesia diperkirakan akan mencapai tingkat pertumbuhan sebesar 5 persen pada tahun berjalan dan tahun berikutnya.
Manufacture
Kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada triwulan I 2024 meningkat dan berada pada fase ekspansi (indeks >50%). Hal tersebut tecermin dari PMI-BI triwulan I 2024 sebesar 52,80%, lebih tinggi dari 51,20% pada triwulan sebelumnya. Berdasarkan komponen pembentuk purchasing manager’s index (PMI) sebagian besar komponen meningkat dan melanjutkan fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Volume Persediaan Barang Jadi, diikuti Volume Total Pesanan dan Volume Produksi. Berdasarkan Sublapangan Usaha (Sub-LU), mayoritas Sub-LU masih berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Pengolahan Tembakau, diikuti Industri Tekstil dan Pakaian Jadi, serta Industri Logam Dasar. Perkembangan PMI-BI tersebut sejalan dengan perkembangan kegiatan LU Industri Pengolahan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang juga berada pada fase ekspansi, dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,71%.
Ekspor
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor pertanian selama Januari 2024 mengalami kenaikan sebesar 5,32 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/M-to-M) dan meningkat 0,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/Y-on-Y). Kenaikan ini justru terjadi pada saat sektor-sektor industri non migas lainnya mengalami penurunan. Dengan kenaikan tersebut, maka sektor pertanian menjadi satu-satunya yang tumbuh secara bulanan maupun tahunan.
Sektor Industri pengolahan tercatat menurun 4,13 persen, dan sektor pertambangan menurun 23,93 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Total ekspor non migas Indonesia menurut sektor pada Januari 2024 sebesar 19,13 miliar dollar AS. Dan jika kita rinci menurut sektornya, pertanian berkontribusi sebesar 374 juta dollar AS.”
diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com