Escaping the Middle Income Trap: Total Factor Productivity

“The best way to predict the future is to create it,” said Peter Drucker.

Keajaiban yg menciptakan pertumbuhan ekonomi dari low income ke middle income kemudian ke high income dalam istilah ekonomi disebut Total Factor Productivity ( TFP ), adalah ukuran output dari growth diatas pertambahan input yg masuk dalam sistem.  Barry Eichengreen dari Berkeley menulis sekitar 6 tahunan yg lalu dengan judul Escaping The MI Trap memaparkan bahwa pertumbuhan struktural akan naik atau turun disebabkan naik dan turunnya TFP.

Secara akurat Eichengreen memprediksi bahwa turunnya TFP China disebabkan over-allocation in investment, menyebabkan turunnya growth rate. Penurunan ini hanya bisa diseimbangkan jika ekonomi bergeser menuju konsumsi  dan higher value added manufacturing. Titik kritis ini yg sekarang dihadapi RRC menurut Eichengreen.  Sementara Morgan Stanley, investment Bank dari US optimis China income per capita akan melampaui $ 12,500 dari $ 8,500 saat ini dalam 10 tahun mendatang.  Selanjutnya Bank ini berpendapat selain menggeser konsumsi dan manufacturing juga harus bisa menangani debt cycle dengan baik sehingga tidak timbul financial shock.

Menggeser investment bias menuju consumption oriented: Kontribusi sektor jasa berhasil menembus pada kisaran 53% dari GDP. Konsumsi sektor privat naik dari $ 4,4 Trillion sekarang ( 39% GDP ) ke $ 9,7 Trillion atau 47% GDP dalam 10 tahun mendatang. Sektor manufacturing  bergeser dari low value added ke high value added. Import content turun dan produk2 export  berkwalitas  tinggi mencapai diatas 50%. Tujuannya dalam tahun 2025 tercapai strong manufacturing, tahun 2035 menguasai level medium dan 2045 menjadi leader in inovation.

Sementara ini GDP India $ 1,750 atau Lower Middle yg dicapai sejak 2007 dan belum berubah secara berarti. Brazil, Mexico dan Akrika Selatan pada posisi middle income lebih dari 25 tahun. Rusia keluar masuk dalam 10 tahun terakhir.  Negara2 ini sering terperangkap karena  ketergantungan berlebihan terhadap resource economy dan inovasi yg sangat kurang, tidak cukupnya langkah2 reformasi untuk meraih daya saing yg tinggi. Seperti ditulis diatas RRC terperangkap oleh misallocation of capital to the investment economy.

Dicuplik dari karya Narayan Ramachandran oleh gandatmadi46@yahoo.com.

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *