Dua perusahaan industri logam Kabupaten Tegal yang menjalin kerja sama dengan PT Sumitomo SHI, yakni PT Putra Bungsu dan CV Millako Tehnik Mandiri, yang sama-sama berada di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Dampyak.
Namun keberadaan dua perusahaan di Kabupaten Tegal ini baru memenuhi 30 persen atau sekitar 20 ton dari kebutuhan suku cadang Indonesia yang dibutuhkan oleh perusahaan asal Jepang ini. Dengan begitu, Toto berharap, ada peningkatan jumlah produksi dan kualitas untuk mempertahankan dan memperluas kesempatan kerja sama dengan pihak asing. “Tentunya kami siap memfasilitasi kebutuhan dan syarat yang diperlukan oleh pengusaha lokal ini,” katanya.
Pemilik CV Millako Tehnik Mandiri, Dwi Wanto, mengaku telah menjalin kerja sama dengan PT Sumitomo SHI selama satu tahun ini. Menurut dia, saat ini jumlah industri pemasok di Indonesia baru ada enam perusahaan, termasuk industri yang ia kelola ini. “Ada empat perusahaan lain sebagai subkontraktor yang berada di daerah Jakarta.
Ia mengaku baru memenuhi sekitar 83 item komponen alat berat yang dibutuhkan PT Sumitomo. Itu pun digarap berdua dengan PT Putra Bungsu, yang mengerjakan sekitar 57 item. Kebutuhan suku cadang alat berat ini diperkirakan terus bertambah seiring dengan perkembangan industri dan teknologi di Jepang. “Dengan begitu, banyak kesempatan untuk kerja sama lebih lanjut, termasuk memanfaatkan sejumlah industri logam di lingkungan industri ini,” ujar Dwi Wanto.
diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com