Kebijakan Ekonomi untuk Beras dan Energi

BERAS

Lima Produsen Beras Terbesar di dunia yaitu; China 208,1 juta ton. India 155,5 juta ton. Indonesia 70,6 juta ton. Bengladesh 52,4 juta ton Vietnam 44,9 juta ton. Dunia 741,5 juta ton.

Karakteristik para petani Asia adalah mayoritas berasal dari daerah-daerah miskin dan hidup dalam kondisi kurang berkembang. Menurut penelitian yang dilaksanakan Bank Dunia hanya 5% dari produksi global beras diperdagangkan di pasar internasional dan itu mengimplikasikan bahwa harga beras rentan terhadap perubahan penawaran dan permintaan.

Suplai beras internasional berasal hanya dari tiga negara eksportir beras saja, yaitu Thailand, India dan Vietnam. Pada tahun 2008 waktu harga beras bertambah secara signifikan dan karenanya tingkat kemiskinan di Asia bertambah.

Meskipun Indonesia adalah negara terbesar ketiga yang memproduksi beras terbanyak di dunia, Indonesia masih tetap perlu mengimpor beras hampir setiap tahun (walau biasanya hanya untuk menjaga tingkat cadangan beras). Situasi ini disebabkan karena para petani menggunakan teknik-teknik pertanian yang tidak optimal ditambah dengan konsumsi per kapita beras yang besar (oleh populasi yang besar). Bahkan, Indonesia memiliki salah satu konsumsi beras per kapita terbesar di seluruh dunia. Konsumsi beras per kapita di Indonesia tercatat hampir 150 kilogram (beras, per orang, per tahun) pada tahun 2017. Hanya Myanmar, Vietnam, dan Bangladesh yang memiliki konsumsi beras per kapita yang lebih tinggi dibanding Indonesia.

Subsidi

ENERGI

Pemerintah menggelontorkan anggaran mencapai Rp 502,4 triliun pada tahun ini untuk subsidi dan kompensasi BBM, LPG, dan listrik. Belanja subsidi dan kompensasi energi ini mencakup 16,2% dari total belanja negara tahun ini.

Pemerintah mengalokasikan anggaran kompensasi energi tahun ini sebesar Rp 234,6 triliun. Dari nilai tersebut sebesar Rp 49,5 triliun baru akan dibayar tahun depan. Pagu ini di luar utang kompensasi tahun sebelumnya Rp 108,4 triliun. Adapun rincian anggaran kompensasi tahun ini Rp 213,2 triliun untuk BBM dan Rp 21,4 triliun untuk listrik. Pemerintah menetapkan sejumlah indikator dalam menentukan besaran anggaran subsidi dan kompensasi energi. Anggaran Rp 502,4 triliun tersebut dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 100 per barel. Asumsi lainnya yakni nilai tukar dan volume barang bersubsidi.

Subsidi dan kompensasi merupakan dua item belanja yang berbeda. Keduanya masuk dalam kelompok belanja pemerintah pusat non-Kementerian dan Lembaga (K/L). Subsidi merupakan transfer dana dari pemerintah yang bertujuan membuat harga suatu barang atau jasa menjadi lebih murah. Dengan begitu, masyarakat bisa membayar harga atau tarif atas barang menjadi lebih murah dari harga keekonomiannya.

Pada tahun ini, pemerintah mengalokasikan subsidi sebesar Rp 208,9 triliun. Ini terdiri atas BBM dan LPG 3 Kg sebesar Rp 149,4 triliun, naik dari pagu awal Rp 77,5 triliun. Anggaran untuk subsidi listrik naik tipis RP 3,1 triliun menjadi Rp 59,6 triliun. Sementara itu, kompensasi merupakan dana yang dibayarkan oleh pemerintah kepada badan usaha atas kekurangan penerimaan perusahaan akibat menanggung selisih harga jual berdasarkan formula dengan harga jual tidak berdasarkan formula. Dengan kata lain, selisih antara harga jual BBM dan listrik dengan harga keekonomian akan ditanggung perusahaan yang kemudian dikompensasi oleh pemerintah.

Badan usaha yang memperoleh dana kompensasi ini PT Pertamina dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Adapun jenis BBM yang dikompensasi pemerintah yakni solar dan BBM penugasan pertalite, serta listrik. Bank Dunia menyebut dana kompensasi ini sebagai subsidi implisit, sementara anggaran subsidi disebut sebagai subsidi eksplisit.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani meminta Pertamina untuk mengendalikan BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar agar tidak semakin membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam paparan Nota Keuangan dan RUU APBN 2023 mengungkapkan sederet upaya pemerintah untuk menekan membengkaknya biaya subsidi BBM. “Upaya-upaya yang sedang dilakukan antara lain juga adalah perbaikan-perbaikan mengenai data-data negative list dari para konsumen yang memang bisa membeli BBM dengan kemampuannya sendiri.


World Bank

World Bank memproyeksikan subsidi energi yang digelontorkan pemerintah untuk Pertamina dan PLN meningkat menjadi 1,5 persen dari PDB pada tahun 2022. Angka ini lebih besar dari besaran subsidi ke dua BUMN tersebut pada tahun 2021, yakni sebesar 0,7 persen dari PDB. Hal ini diungkap dalam laporan terbarunya, Indonesia Economic Propects dengan judul Financial Deepening for Stronger Growth and Sustainable Recovery.

HJE Pertalite yang berlaku saat ini sebesar Rp 7.650 per liter, sementara harga keekonomian Rp 12.556 per liter dengan asumsi harga minyak mentah di kisaran 100 dollar AS per barrel. Bank Dunia juga menyoroti bengkaknya subsidi energi dan listrik tersebut banyak dinikmati oleh masyarakat golongan atas. Padahal seharusnya, subsidi ini dinikmati oleh masyarakat kecil. Berdasarkan laporan, rumah tangga kalangan menengah atas mengonsumsi antara 42 – 73 persen solar bersubsidi dan 5-29 persen LPG bersubsidi.

Subsidi ini sebagian besar menguntungkan rumah tangga kalangan menengah dan atas. Jika kedua subsidi ini dihilangkan, maka bisa menghemat 1 persen dari PDB pada harga tahun 2022,” sebut Bank Dunia.

Lebih lanjut Bank Dunia menyebut, subsidi itu bisa diganti dengan bantuan sosial yang lebih memiliki target untuk masyarakat miskin, rentan, dan kalangan calon kelas menengah dengan biaya lebih murah, yakni 0,5 persen dari PDB. Maka, pemerintah mendapat penghematan tambahan fiskal bersih sebesar 0,6 persen dari PDB. Selain itu sementara subsidi energi dapat menahan inflasi karena adanya dorongan biaya (cost-push inflation) dalam jangka pendek mengingat harga komoditas tetap stabil, kebijakan subsidi ini tidak akan berkelanjutan secara jangka panjang.

Kesimpulan

Sebaiknya harga BBM bersubsidi dinaikkan sehingga mengurangi subsidi yang begitu besar. Dana subsidi di pergunakan untuk kesejahteraan rakyat.

dari sejumlah sumber info oleh gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *