Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa pihaknya bakal menyiapkan tiga piloting pabrik minyak sawit merah atau minyak makan merah di Kalimantan Tengah, Riau, dan Jambi. Dalam hal ini, pihaknya akan membentuk gugus tugas bersama Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Forstabi) dan Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM).
“Salah satu pesan Presiden Joko Widodo adalah membangun pabrik minyak sawit merah untuk suplai kebutuhan dalam negeri,” ucap dia usai bertemu Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Forstabi) di Gedung Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Selasa
Saat ini, 42 persen dari dari 16 juta hektare total luas lahan kelapa sawit di Indonesia dikelola oleh petani swadaya. Kemudian, petani swadaya juga memproduksi 35 persen dari total volume Crude Palm Oil (CPO). Produksi sawit dalam negeri itu sekitar 50 juta ton per tahun sedang untuk kebutuhan domistik sekitar 18 juta ton per tahun sisanya 32 juta ton di ekspor.
Pada umumnya, kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari 2 tipe yaitu Elaeis Guineensis dan Elaeis Oleifera. Elaeis Guineensis adalah tipe yang paling banyak dibudidayakan masyarakat. Kedua jenis tanaman ini memiliki keunggulannya masing-masing.
Minyak sawit adalah minyak nabati yang didapatkan dari mesocarp (daging buah) buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis guineensis, dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa. Minyak sawit secara alami berwarna merah karena kandungan alfa dan beta-karotenoid yang tinggi. Minyak sawit berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama.
Kandungan utama dari minyak goreng secara umum adalah asam lemak yang terdiri dari asam lemak jenuh (saturated fatty acids) misalnya asam plamitat, asam stearat dan asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) misalnya asam oleat (Omega 9) dan asam linoleat (Omega 6).
Minyak juga biasa terbuat dari kedelai, kenola, kelapa sawit, kelapa, biji bunga matahari, hewan dan masih banyak lagi.
Minyak kelapa sawit juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos nucifera). Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki karotenoid sehingga tidak berwarna merah), dan kadar lemak jenuhnya. Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%
Minyak sawit termasuk minyak yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi. Minyak sawit berwujud setengah padat pada temperatur ruangan dan memiliki beberapa jenis lemak jenuh asam laurat (0.1%), asam miristat (1%), asam stearat (5%), dan asam palmitat (44%). Minyak sawit juga memiliki lemak tak jenuh dalam bentuk asam oleat (39%), asam linoleat (10%), dan asam alfa linoleat (0.3%).
Seperti semua minyak nabati, minyak sawit tidak mengandung kolesterol meski konsumsi lemak jenuh diketahui menyebabkan peningkatan kolesterol lipoprotein densitas rendah dan lipoprotein densitas tinggi akibat metabolisme asam lemak dalam tubuh. Minyak sawit juga GMO free, karena tidak ada kelapa sawit termodifikasi genetik (GMO) yang dibudidayakan untuk menghasilkan minyak sawit.
Berdasarkan data WHO, konsumsi asam palmitat meningkatkan risiko timbulnya penyakit kardiovaskular seperti halnya risiko yang diakibatkan oleh *lemak trans.
*Lemak trans adalah salah satu jenis lemak jenuh. Lemak ini secara alami dapat ditemukan dalam jumlah kecil pada daging sapi, kambing, dan produk dairy, seperti susu atau keju. Namun, saat ini industri pangan banyak memproduksi lemak trans buatan dengan cara menambahkan zat hidrogen pada minyak sayur atau minyak goreng. Tujuannya adalah untuk membuat makanan lebih awet dan meningkatkan cita rasa.
Meski lemak trans dapat dimakan, tetapi konsumsi lemak trans meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dengan meningkatkan kadar lipoprotein berdensitas rendah (LDL) dan menurunkan lipoprotein berdensitas tinggi (HDL).
Tiga varietas kelapa sawit PT. Astra Agro Lestari yang baru saja dilepas oleh Tim Pelepasan Varietas (TPV) Tanaman Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian RI, antara lain:
1. Varietas D x P AAL Sejahtera yang merupakan hasil dari persilangan antara tetua dura Dabou terpilih dengan tetua pisifera Yangambi dan telah dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 16/Kpts/KB.020/01/2021 pada tanggal 29 Januari 2021.
2. Varietas D x P AAL Nirmala yang merupakan hasil dari persilangan antara tetua dura Dabou terpilih dengan tetua pisifera La Mé x SP 540 dan telah dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 15/Kpts/KB.020/01/2021 pada tanggal 29 Januari 2021.
3. Varietas D x P AAL Lestari yang merupakan hasil dari persilangan antara tetua dura Dabou terpilih dengan tetua pisifera La Mé dan telah dilepas berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 13/Kpts/KB.020/01/2021 pada tanggal 29 Januari 2021.
Manfaat Minyak Kelapa Sawit Merah
Minyak sawit merah atau Red Palm Oil (RPO) merupakan hasil pemurnian dari minyak sawit kasar atau Crude Palm Oil (CPO) yang memiliki kandungan karoten tinggi sehingga dapat menjadi sumber provitamin A yang potensial.
Minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) olahan tahap pertama berwarna merah pekat dan mengandung beta karoten provitamin A sebanyak 600-1000 mg per kg atau ppm. Minyak kelapa sawit merah memiliki kandungan vitamin A yang lebih tinggi, karena produksinya tidak melalui proses pembersihan atau bleaching yang menghilangkan kandungan vitamin A.
Selama ini, proses pengolahan CPO menjadi minyak sawit goreng meliputi penghancuran provitamin A secara besar-besaran, untuk memperoleh minyak goreng yang jernih atau berwarna agak kuning. Proses pengolahan ini yang disebut sebagai pemurnian, juga merusak vitamin E yang juga terkandung dalam CPO.
Karotenoid yang terdapat dalam minyak sawit merupakan provitamin A yang sangat mudah diserap oleh sel mukosa saluran pencernaan manusia, lalu diubah menjadi vitamin A atau retinol dengan potensi konversi sebesar 98 persen.
Manfaat
1.Minyak kelapa sawit merah merupakan sumber karotenoid dan vitamin E, yang bertindak sebagai antioksidan untuk membantu mencegah kerusakan sel.
2.Peningkatan kesehatan otak
Vitamin E dalam minyak sawit merah mungkin dapat mengurangi atau menghentikan perkembangan demensia dan penyakit Alzheimer akibat lesi pada otak . Ini karena vitamin E melindungi otak dari radikal bebas , yang dapat merusak neuron Anda.
3.Mendukung kesehatan mata
Vitamin A yang terkadung penting untuk kesehatan mata Anda, jadi minyak kelapa sawit dapat membantu mengurangi risiko masalah penglihatan.
Kelemahan
1.Kolesterol Tinggi
Dibandingkan dengan minyak nabati cair lainnya, minyak sawit merah lebih buruk dalam menurunkan kolesterol, dan bahkan dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL
2.Peningkatan risiko penyakit
dikutip dari sejumlah nara sumber gandatmadi46@yahoo.com
Website yang bagus