Mengenal Proses Pengolahan Minyak di Refinary (Kilang) secara singkat – lanjutan

Salah satu masalah ekonomi yang paling penting bagi penyuling minyak bumi adalah memilih kombinasi komponen yang optimal untuk menghasilkan produk bensin akhir. Pencampuran bensin jauh lebih rumit daripada sekadar pencampuran komponen. Pertama, kilang minyak pada umumnya mungkin memiliki sebanyak 8 hingga 15 aliran hidrokarbon yang berbeda untuk dipertimbangkan sebagai stok campuran. Ini dapat berkisar dari butana, komponen yang paling mudah menguap, hingga nafta berat dan mencakup beberapa nafta bensin dari penyulingan minyak mentah, perengkahan katalitik, dan unit pemrosesan termal selain alkilat, polimer, dan reformasi – Britannica

Dr Tri Yuswidjajanto Zaenuri, alumni ITB dan Technische Universitat Clausthal Jerman 2000 mengungkapkan proses peningkatan Research Octane Number (RON) dalam kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) sewajarnya hanya bisa dilakukan di fasilitas pengolahan atau kilang.

Tri mengatakan proses peningkatan RON pada BBM bisa dilakukan dengan mencampurkan jenis BBM. “Sehingga akhirnya ada impor dalam bentuk bahan bakar jadi. Nah, jadi minyak mentahnya nggak dioplos, nggak dicampur sama bahan bakar. Jadi bahan bakar jadi ya bahan bakar. Minyak mentah ya diproses di kilang,” katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (4/3/2025).

Dia bahkan turut angkat suara perihal kasus yang ramai belakangan ini, mengenai BBM RON 92 yang dianggap oplosan. Tri menegaskan, bahwa proses pencampuran BBM hanya dilakukan di kilang bukan di Terminal BBM.

“Nah, pencampur itu tidak dilakukan oleh (Pertamina) Patra Niaga. Karena Patra Niaga itu dapatnya adalah bahan bakar jadi yang sudah sesuai dengan spesifikasi (Ditjen) Migas. Jadi, mencampur atau blending itu dilakukannya di kilang. Kapan? Ketika mau membuat bahan bakar,” tegasnya.

Selain itu, Tri juga mengungkapkan bahwa terdapat berbagai proses di kilang dalam menghasilkan BBM. Salah satunya adalah dengan memproduksi nafta dengan kadar tinggi maupun rendah yang nantinya bisa menghasilkan BBM dengan berbagai kadar RON.

“Sehingga di kilang itu di dapat, ada naphta yang RON-nya rendah, ada naphta yang RON-nya tinggi,” katanya.

Dengan begitu, Tri juga menegaskan bahwa kilang BBM tidak akan mengeluarkan BBM yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ada saat ini.

“Kalau proses produksi di kilang itu, proses blending atau mencampur tadi, dilakukan di kilang dan bakar yang dihasilkan itu sudah memenuhi spesifikasi Migas, lalu kemudian bisa dijual atau boleh keluar dari kilang sebab kalau tidak sesuai dengan spek Migas, maka bahan bakar itu tidak boleh dijual, tidak boleh diedarkan di Indonesia,” tutupnya.

diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *