National Logistic Economic system (NLE) adalah Ekonomi sistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang dan dokumen dari kedatangan sarana pengangkut hingga barang tiba di gudang, berorientasi pada kerja sama antar instansi pemerintah dan swasta, melalui pertukaran data, simplifikasi proses, penghapusan repetisi dan duplikasi, dan berbasis sistem teknologi informasi yang mencakup seluruh proses logistik terkait dan menghubungkan sistem-sistem logistik yang telah ada.
SUMBER MASALAH IN-EFISIENSI LOGISTIK INDONESIA
DUPLIKASI & REPETISI
Contoh: Agen Pelayaran menyerahkan Manifest Barang ke Syahbandar dan Operator Pelabuhan (SIMLALA), Karantina Pertanian (Manual) dan Bea Cukai (CEISA), sementara beberapa KL yang memerlukan saat ini belum mendapatkan manifest. Contoh: Importir daging mengajukan permohonan rekomendasi impor kepada Kementan. Permohonan yang sama (berulang) diajukan kepada Kemendag untuk mendapatkan Surat Persetujuan Impor (SPI) daging
TINGKAT PENERAPAN OTOMASI
*Beberapa K/L sudah menerapkan full otomasi/online (Bea Cukai, BPOM. * Beberapa K/L menerapkan semi otomasi/online (gabungan manual dan otomasi/online) (SIMLALA). *Beberapa K/L dan entitas logistic bahkan belum menerapkan otomasi/online (manual) (pemesanan container di perusahaan Depo Kontainer di Tanjung Priok).
SILO
Kebanyakan system yang dikembangkan oleh K/L (18) masih berdiri sendiri (belum terhubung). Dari 18 K/L yang ada, saat ini hanya 4 yang menggunakan rujukan (profil) bersama. Sehingga perlakuan antara 1 dengan K/L lainnya bisa berbeda sangat ekstrim.
INEFISIENSI DISTRIBUSI BARANG
Sulitnya importir mencari ketersediaan truk kontainer setelah mendapatkan persetujuan pengeluaran barang karena antara system informasi truk dengan system informasi K/L belum terhubung
Belum sinkronnya informasi tentang ketersediaan & kebutuhan alat angkut, menyebabkan tingginya idle capacity alat angkut, biaya broker, & pengenaan tarif yang tidak transparan.
BELUM ADA PLATFORM LOGISTIK DARI HULU KE HILIR
*Sulitnya para pelaku logistik untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang keberadaan muatan atau ketersediaan truk/gudang. *Sulitnya para importir untuk mendapatkan transparansi harga sewa gudang dan biaya angkut truk. *Sulitnya para importir mengetahui status pengurusan dokumen dan keberadaan barangnya secara real time.
- Pengembangan NLE saat ini secara sistem hanya mengcapture kebutuhan probis yang paling mudah untuk dikembangkan.
- Masih membutuhkan pendalaman probis sampai pada level detail agar sistem NLE dapat mengakomodir semua siklus probis logistik
- NLE tidak masuk pada domain probis B2B secara detail, namun secara tidak langsung hal ini tetap akan mempengaruhi pengembangan NLE,yang mengakibatkan waktu penyelesaian tidak dapat diprediksi dengan pasti
Batam Logistics Ecosystem
Batam Logistics Ecosystem resmi diluncurkan hari ini Kamis, 18 Maret 2021 bertempat di Gedung Balairungsari, BP Batam. Acara ini diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan turut disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia, Menteri Perdagangan, Gubernur Kepulauan Riau, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, Kepala BP Batam, Direktur Jenderal Perhubungan Laut dan Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Batam.
posting oleh gandatmadi46@yahoo.com