OECD: Catatan Outlook Perekonomian Indonesia Terkini

Dirilis Mei 2024

Kesenjangan kinerja & Rekomendasi

Berfungsinya Produk dan Tenaga Kerja

•Hambatan terhadap investasi dan produktivitas sektor swasta, termasuk pengecualian persaingan usaha bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), jauh lebih parah dibandingkan negara-negara lain, sehingga menjadikan perusahaan-perusahaan Indonesia kurang produktif, kurang inovatif, dan kurang terintegrasi ke dalam global value chains.

•Biaya logistik yang tinggi dan border practices yang tidak efisien menghambat ekspor dan melemahkan ketahanan ekonomi. Reformasi perdagangan dan investasi baru-baru ini telah mengurangi jarak rata-rata OECD dalam hal pembatasan, namun kemajuan lebih lanjut masih diperlukan.

•Menghapuskan aturan pembatasan investasi swasta dan asing yang masih ada

•Memperbaiki lingkungan perdagangan (kebijakan dan infrastruktur fisik) dan mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk fasilitasi perdagangan.

•Mengurangi keistimewaan dan percepatan yang dimiliki BUMN

Transisi digital

•Meskipun tingkat penetrasi telepon seluler tinggi dan ekosistem start-up yang menjanjikan, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain dalam hal kualitas dan jangkauan layanan digital.

•Menghilangkan hambatan persaingan di sektor TIK (teknologi, Informasi,komunikasi) , terutama dengan memperkenalkan portabilitas nomor dan membentuk regulator telekomunikasi independen.

•Mengembangkan strategi komprehensif yang memenuhi kebutuhan internet seluler, teknologi cloud, internet-of-thing, dan analisis data besar, serta investasi infrastruktur.

Inklusivitas, perlindungan sosial, dan penuaan (aging).

•Meskipun tingkat kemiskinan menurun dan kesejahteraan meningkat, setidaknya sebelum terjadinya COVID-19, ketahanan terhadap guncangan ekonomi, sosial, iklim, atau kesehatan masih belum cukup. Membuat pertumbuhan menjadi lebih inklusif akan bergantung pada perluasan akses terhadap kesehatan, pendidikan, dan pelatihan kejuruan, serta infrastruktur publik seperti air dan sanitasi.

•Kesenjangan gender lebih parah dibandingkan negara-negara lain, khususnya dalam hal partisipasi, upah dan kemajuan pekerja perempuan.

•Dana Desa memberikan dampak positif pada beberapa hasil kesehatan dan kesejahteraan (misalnya kasus stunting), namun peningkatan pendanaan dan perluasan tanggung jawab tidak serta merta menghasilkan investasi dan pola belanja yang berbeda.

•Meningkatkan koherensi dan konsistensi peraturan, mengurangi beban administratif pada pemerintah desa dan memungkinkan proyek-proyek yang lebih besar dan mencakup seluruh desa.

•Menjadikan skema bantuan sosial lebih efektif dan efisien, khususnya dengan mengarusutamakan (mainstreaming) kriteria spesifik gender.

•Berinvestasi pada infrastruktur pedesaan, khususnya pasokan air dan sanitasi, yang memiliki dampak kuat terhadap pengentasan kemiskinan melalui kesehatan, nutrisi dan stunting.

•Meningkatkan kualitas belanja dan investasi Dana Desa melalui peningkatan inklusi dan pemetaan kemiskinan partisipatif.

Transisi iklim

•Perubahan iklim dan degradasi sumber daya alam menimbulkan dampak yang parah dan sangat merugikan kelompok yang paling rentan. Interaksi orang-orang dengan pandemi ini berpotensi menimbulkan dampak permanen terhadap produktivitas, sumber daya manusia, dan mobilitas ekonomi.

•Pembangunan berkelanjutan memerlukan cara-cara yang hemat biaya untuk mencapai tujuan mitigasi, sekaligus memobilisasi pendanaan sektor swasta dan mempertimbangkan prioritas masyarakat.

•Meningkatkan instrumen penetapan harga karbon, seperti pajak karbon dan sistem perdagangan emisi domestik.

•Mendorong partisipasi yang lebih besar dalam proses kebijakan pengelolaan sumber daya alam, dengan melibatkan organisasi masyarakat sipil dan komunitas lokal.

•Memfasilitasi kemitraan swasta-publik dalam infrastruktur ramah lingkungan.

Kinerja Keseluruhan

terjemahan bebas oleh gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *