Prof Dani Rodrik: Indonesia diminta fokus kebijakan domestik. 

Pembuatan komponen alat berat di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Dampyak, Kabupaten

Profesor Ekonomi Politik Internasional Harvard Kennedy School Dani Rodrik menyatakan kondisi pemerintahan dan kebijakan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang saat ini dipimpin Donald.J. Trump, cenderung penuh hambatan. Namun demikian, ia memperingatkan agar negara berkembang lainnya seperti Indonesia tidak berfokus dan terpengaruh dengan hambatan tersebut. 

Dani menyampaikan, pemerintahan Trump yang kedua kalinya ini didukung oleh dua segmen, pertama adalah nasionalis populis dan kedua adalah elite teknologi. Sayangnya saat ini kedua kelompok pendukung tersebut memiliki perbedaan yang menghambat kebijakan dalam negeri AS. 

“Ada konflik tajam di keduanya yang tidak tahu akan membawa AS ke mana,” kata  Dani dalam pemaparannya di Mandiri Investment Forum (MIF) 2025.

Menurutnya, saat ini untuk kelompok pendukung nasionalis populis mendorong agar AS membuka lapangan pekerjaan bagi warga negaranya meski berpendidikan rendah. Langkah ini dilakukan dengan kebijakan imigrasi yang mendeportasi para pekerja imigran tak berdokumen lengkap, meski memiliki keahlian yang mumpuni. Sehingga melalui kebijakan tersebut, akan meningkatkan peluang kesejahteraan ekonomi di kelas menengah

Di sisi lain, kelompok pendukung elite teknologi yang sangat mengusung kemajuan masa depan menolak kebijakan tersebut. Mereka yang fokus pada kecerdasan buatan (AI) dan Silicon Valley, justru mendorong agar kebijakan AS membuka peluang sebesar-besarnya visa bagi pekerja imigran namun memiliki keahlian yang spesifik dan terbaik. 

“Pandangan keduanya sangat berbeda terkait isu-isu kebijakan. Para populis nasional ingin lebih mengambil manfaat dari orang-orang kaya, sementara elite teknologi ingin memberi makan orang-orang kaya. Ini akan menjadi sumber ketidakpastian ekonomi dunia,” lanjut Dani. 

Meski ada ketidakpastian secara global, Dani tetap optimistis dan mengingatkan agar negara berkembang seperti Indonesia lebih bisa fokus dalam menetapkan kebijakan dalam negeri. Walaupun ia tak menampik, tantangan bagi negara-negara berkembang ke depannya tidak mudah. 

Dani menilai, perekonomian dan kondisi dalam negeri suatu negara berkembang seperti Indonesia, 80% ditentukan dari kebijakan domestik. 

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *