Proyek Migas: Blok Corridor & Deepwater Development (IDD).

A.Blok Corridor

29 Juli 2019 – Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menyatakan Pertamina melalui anak usahanya Pertamina Hulu Energi Corridor telah mendapat hak PI (participating interest) sebesar 30% yang sebelumnya hanya 10%. Hak partisipasi tersebut akan dimulai setelah tahun 2023.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah menandatangani surat keputusan persetujuan perpanjangan kontrak kerja sama pada Wilayah Kerja (WK) Corridor di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Senin, (22/7).

Conocophillips

Pertamina segera mempersiapkan berbagai strategi dan langkah untuk menjadi operator Blok Corridor pada tahun 2026 hingga kontrak selesai pada tahun 2043. Kontrak bagi hasil Blok Corridor, lanjut Fajriyah akan berlaku 20 tahun, efektif sejak 20 Desember 2023 dengan menggunakan skema gross split. Pada 3 tahun pertama, operatornya adalah Conoco Philips dan selama 17 tahun berikutnya menjadi hak Pertamina untuk mengelola Blok Corridor. Sebagai BUMN, Pertamina juga mendukung keterlibatan BUMD yang akan mendapat penawaran hak PI 10%.

Perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan komitmen kerja pasti (KKP) lima tahun pertama sebesar US$250 juta dan bonus tanda tangan (signature bonus) sebesar US$250 juta.

Blok yang terletak di Banyuasin, Sumatera Selatan ini tercatat memiliki cadangan gas nomor tiga terbesar di Indonesia dimana produksi gasnya berkontribusi hingga 17 persen dari total produksi gas nasional.

“Kami optimis mengelola Blok Corridor, ini sangat strategis karena nantinya akan terintegrasi dengan Blok Rokan yang dikelola Pertamina pada 2021 dan Kilang Dumai di Riau,” imbuh Fajriyah.

Meta Epsi

Persaingan memiliki saham di dalam blok Corridor yang dioperasikan oleh Conocophillips (Grissik) Limited/CPGL,dikabarkan dimenangkan oleh PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC). “Penetapan pemenang dilakukan share holder CPGL tgl 13/09/2021.

Kepastian pemenang,dikabarkan dilansir oleh pemegang saham CPGL. Medco dikabarkan berhasil menyisihkan pesaingnya, yakni Repsol. Baik Conocophillips maupun Medco tidak memberikan jawaban ketika dikonfirmasi tersebut.

Dalam catatan ruangenergi.com,Medco  dan Repsol Spanyol dilaporkan tertarik untuk menawar bagian ConocoPhillips dari blok gas Corridor  yang diperkirakan bernilai lebih dari US $ 1,5 miliar.

Mengutip berita dari energy voice yang menuliskan bahwa perusahaan riset energi Wood Mackenzie memperkirakan valuasi sekitar US$1,5 miliar untuk saham ConocoPhillips di Corridor PSC saat ini dan perpanjangannya, yang akan menjadi salah satu transaksi M&A hulu terbesar yang terlihat di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir.

Pada 2019, Indonesia sepakat untuk memperpanjang PSC yang ada, yang berakhir pada 2023, dengan ConocoPhillips, Repsol, dan perusahaan minyak nasional (NOC) Pertamina. Indonesia setuju untuk memperpanjang kontrak selama 20 tahun hingga 2043.

B.Proyek Gas Indonesia Deepwater Development (IDD).

Proyek IDD Gendalo dan Gehem yang dikelola oleh Chevron Makassar Ltd. bakal mulai on stream pada 2024 dan 2025. IDD Gendalo diperkirakan memiliki produksi sekitar 500 juta kaki kubik per hari, sedangkan Gehem memiliki produksi sebesar 420 juta kaki kubik per hari.

Chevron sebagai operator proyek IDD itu memegang 62% saham. Mitra Chevron adalah Eni, Tip Top, PHE, dan mitra di Muara Bakau.

SKK Migas memproyeksikan puncak produksi dari Gendalo Hub dan Gehem Hub mencapai 844 MMSCFD dan 27.000 BOPD dengan estimasi onstream pada kuartal IV 2025 sesuai rencana awal dalam persetujuan POD. Nilai investasi proyek ini disebut mencapai 6,98 miliar.

Info tgl 18 Juli 2021.

ENI perusahaan Itali  hampir pasti mengambil alih  62% hak partisipasi Chevron di Proyek Gas Indonesia Deepwater Development (IDD). Saat ini proses merger dan akuisisi masih berlangsung dan tinggal satu poin pembahasan yang tengah dirampungkan.

Pihak ENI juga disebut berencana mengembangkan area Kutai Basin jika nantinya jadi mengelola IDD. “Mudah-mudahan dalam tahun ini kalau bisa selesai, ENI akan ajukan konsep pengembangan baru,” jelas Fatar.

Dikutip dari laman resminya, Chevron berniat melepas IDD akibat tak dapat bersaing dalam portfolio global perusahaan. “Chevron memutuskan bahwa proyek Indonesia Deepwater Development yang terdiri dari beberapa KKS di Kutai Basin tidak dapat bersaing dalam portofolio global Chevron.

Adapun, Proyek IDD Tahap II Gendalo-Gehem ditaksir bisa mendatangkan investasi US$ 18 miliar.

Diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com

.

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *