The Laureates J Stiglitz & Paul Krugman speak about Donald Trump ‘s economic views

T

Donald Trump has threatened to upend the post-World War II geopolitical order. What he finds most vexing about that order is the rise of China. Today, China is the largest trading economy in the world. In terms of purchasing-power parity, it actually became the largest economy in the world in September 2015. Like it or not, there is simply nothing that Trump can do to change these facts. What he can do is make America’s economic position worse—possibly far worse – Joseph E. Stiglitz, Dec 27 2016.

The world economy has gotten a lot more complex over the past three decades. These days, hardly anything is simply “made in America,” or for that matter “made in China”: Manufacturing is a global enterprise, in which cars, planes and so on are assembled from components produced in multiple countries – Paul Krugman, January 27 2017

Stiglitz mengawali tulisannya mengatakan bahwa  D Trump mendapat nasib baik karena mengawali tugasnya sebagai President, perekonomian AS pulih dari krisis tahun 2008 yg dipulihkan oleh Barack Obama – kwartal terakhir 2016 ekonomi tumbuh 3.5%, pengangguran 4.6% dan lowongan kerja bertambah 16 juta sejak krisis itu. Lantas apa yang akan dilakukan Trump?

Pertumbuhan ekonomi 4% relatif gampang diraih namun strategi ekonomi apa yg akan dilakukan seperti yg dijanjikan dalam kampanye Pilpres ? Terlihat a.l. Tax big cut kepada kalangan atas, program infra structure yg didorong oleh tax credit, kenaikkan belanja militer, menggertak perusahaan2 agar tidak memindahkan aktivitasnya ke luar negeri, pengetrapan 45% tarif terhadap produk2 buatan China dan pencabutan Dodd-=Frabk legeslasi

Note :

The Dodd-Frank Wall Street Reform and Consumer Protection Act is a massive piece of financial reform legislation passed by the Obama administration in 2010 as a response to the financial crisis of 2008 – The Financial Stability Oversight Council and Orderly Liquidation Authority monitors the financial stability of major firms whose failure could have a major negative impact on the economy.

Yang membuat perihatin karena President Trump melihat ekonomi dunia – jika China sukses berarti US gagal. Padahal dunia mengharapkan jika ekonomi dunia dikelola dengan baik menguntungkan semua pihak.

Telah dijelaskan oleh para ekonom – jika US menaikkan tarif import dan menciptakan protectionist barriers terhadap barang2 dan jasa2 dari negara lain, berarti melanggar perjanjian, maka negara lain dapat membalas – memutar dunia semacam downward spiral seperti terjadi 87 tahun yg lalu ( great depression ), export US turun 50%.

Pemotongan pajak separuh dinikmati 1% penduduk US, reformasi corporate tax adalah pemutarbalikkan sitem yg mendorong perusahaan multi nasional memarkir uangnya keluar negeri, penurunan pajak terhadap dana repatriasi 10% atau kurang menyebabkan pembuangan perolehan pajak triliunan dollar.

Team ekonomi Trump cenderung berpendapat karena China export ke US jauh lebih banyak dari Export US ke China maka kehilangan pasar export dunia yg besar akan berdampak lebih besar kepada China dibandingkan kepada US. Too simplistic oleh karena Pemerintah China punya lebih kekuasaan dalam mengkontrol ekonomi dibandingkan Pemerintah US, kemudian setiap larangan export akan mempercepat proses ‘ welfare state ‘ yg sedang berjalan serta China memiliki cadangan devisa US$ 3 trillion. Stiglitz mengingatkan :

China’s first response will be to try to find areas of cooperation. They are experts in construction. They know how to build high-speed trains. They might even provide some financing for these projects.

Prinsip dari game theory bahwa outcome tergantung kepada threat ( ancaman )  points – Trump berkeyakinan dengan merendahkan lawan akan menyebabkan lawan menjadi lemah, dan membuat kita kuat dan melakukan lebih baik. Dengan melakukan game theory akan berakhir dengan kegagalan. Jika Trump membuat kacau global supply chain akan sangat costly dan menyebabkan kenaikkan harga yg rakyat US akan beli khususnya marketed goods. Global supply chain sangat kompleks. Di tempa oleh perubahan2 dari comperative advantages. Barang2 yg kita konsumsi seperti smart phones, komponennya dibuat dibanyak negara. Tilpunnya bisa di esembling di China  sedangkan intelectual property termasuh resit karya orang US dan komponennya bisa dibuat di Jepang.

Dari sisi makro ekonomi  keberhasilan yg di dapat adalah efisiensi dan produktivitas yg jika diterjemahkan berarti menurunkan harga, tekanan inflationary berkurang dan Bank Sentral ( The FED ) dapat melakukan ekspansi.  Alan Greenspan dapat membanggakan diri karena bisa mengendalikan inflasi selama 19 tahun namun keuntungan diraih lebih besar oleh China.

Pemikiran Paul Krugman mirip dengan Stiglitz, tabiat Trump seperti dikatakan Krugman, you only win at somebody else’s expense.  “For many decades we’ve enriched foreign industry at the expense of American industry.”

Apa yang akan dilakukan untuk menghentikan Asing menjual barangnya ke US adalah dengan menghentikan. Menurut press report, budget US berbasis pada proyeksi dengan asumsi ekonomi akan tumbuh sangat cepat pada dekade berikutnya. Hampir dua kali lipat proyeksi institusi independen seperti Congressional Budget Office and the Federal Reserve. Menurut Krugman, no serious analysis behind this optimism; instead, the number was plugged in to make the fiscal outlook appear better

Menurut team ekonomi Trump merujuk kepada pertumbuhan di era Reagan ( Republic ) dan Clinton ( Democrate ) 3.7% namun menurut catatan Krugman repeat performance is unlikely. Selain itu di era Reagan dan Clinton tingkat pengangguran diatas 7 % sehingga terdapat ruangan untuk pertumbuhan ekonomi dengan cepat dibanding sekarang pada angka 4.6%.

Satu2nya cara untuk  tumbuh ajaib adalah peningkatan luar biasa produktivitas kerja – output pekerja per jam.This could, of course, happen: maybe driverless flying cars will arrive en masse. But it’s hardly something one should assume for a baseline projection.

Dihimpun oleh

gandatmadi46@yahoo.com