we are with you and we want Indonesia agenda in this meeting will be successful

U.S. Treasury Secretary Janet Yellen emphasized that the United States will continue to work in solidarity with Indonesia to advance the important business of the G20, including addressing the negative impacts of Russia’s invasion on the global economy.

Dalam pertemuan para Menteri Keuangan dan Kepala Bank Sentral di Washington DC Rabu lalu (20/4), tiga menteri keuangan, yaitu Menteri Keuangan Amerika Janet Yellen, Menteri Keuangan Kanada Chrystia Freeland, dan Menteri Keuangan Ukraina Serhiy Marchenko “walk out” atau keluar dari ruangan ketika perwakilan dari Rusia bicara. Sebagian lainnya yang mengikuti forum ini secara virtual, mematikan kamera mereka.

Menkeu  Sri Mulyani mengatakan keinginan beberapa negara untuk mengisolasi Rusia karena invasi yang dilakukannya terhadap Ukraina, sedianya diputuskan bersama lewat suatu konsensus.

“Kalau pun ada keinginan seperti itu, harus disetujui oleh seluruh 20 anggota kelompok ini. Maka menuju pertemuan November nanti, kami terus melakukan konsultasi dengan semua anggota. Waktu itu ada yang menanyakan apakah Rusia akan tetap diundang, ya tentu akan tetap diundang wong dia anggota G20. Lalu kalau diundang, apakah dia akan datang secara fisik atau virtual, ya tentu tergantung dari Rusia sendiri,” jelasnya

“Lalu kalau datang, apakah akan diberi kesempatan berbicara, tentu akan diberi kesempatan berbicara. Jika ada sekelompok negara yang tidak bisa berada dalam satu ruang, atau satu meja, atau tidak bisa mendengar dan ingin menunjukkan sikap politik mereka, ya silahkan ketika Rusia bicara. Namun mereka juga mengatakan bahwa mereka akan tetap mendukung Indonesia untuk bisa meneruskan agenda-agenda yang sangat penting,” tegas Sri Mulyani.

Ngopi bareng di GBK, Senayan

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Muhammad Faisal PhD. mengatakan langkah yang dilakukan Indonesia sudah tepat karena sesuai dengan posisi sebagai Presiden G20 dan sekaligus mengikuti kebijakan luar negeri yang bebas aktif.

Lebih jauh Muhammad Faisal menjelaskan bahwa Rusia memang bukan termasuk 13 mitra utama perdagangan Indonesia, sehingga ketergantungan ekonomi Indonesia pada Rusia relatif lebih kecil dibanding pada Amerika dan lainnya. Tetapi Rusia tetap merupakan mitra yang strategis, yang memiliki hubungan sejarah sangat panjang sejak sebelum kebangkitan nasional Indonesia tahun 1908.

“Dan yang kita perlu perhatikan bukan hanya pengaruh ekonominya, tetapi dari sisi kesetaraan, dari sisi upaya mencari jalan tengah.

Salah satu agenda penting yang diusulkan dibahas dalam KTT G20 nanti adalah dampak ekonomi akibat perang Rusia di Ukraina. “Perang di Ukraina menimbulkan dampak ekonomi yang besar, yaitu melonjaknya harga pangan, harga energi, material, pupuk dan ini semua menimbulkan risiko lebih besar terhadap perekonomian dunia. Ini akan dibahas. Masalah perang dibahas dari sisi aspek konsekuensi dan dampak ekonomi yang sangat buruk, yang menimbulkan risiko sangat besar,” ujar Sri Mulyani.

Kelompok G20 adalah forum kerjas ama multilateral yang terdiri dari 19 negara ditambah Uni Eropa. Forum ini merepresentasikan lebih dari 60 persen populasi dunia, 75 persen perdagangan global dan 80 persen PDB dunia. Forum ini beranggotakan Amerika, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, China, Turki, dan Uni Eropa.

diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *