Jati Gembol
Jati dapat tumbuh di daerah dengan curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan jati adalah tanah dengan pH 4.5 – 7 dan tidak dibanjiri dengan air. Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat dewasa
Jati memiliki pertumbuhan yang lambat dengan germinasi rendah (biasanya kurang dari 50%) atau proses pertumbuhan tanaman yang ditandai dengan munculnya kecambah atau tunas dari biji. Akan tetapi produksi bibit dengan jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas karena adanya lapisan luar biji yang keras.
Beberapa alternatif telah dilakukan untuk mengatasi lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas, serta menambahkan asam, basa, atau bakteri. Akan tetapi alternatif tersebut masih belum optimal untuk menghasilkan jati dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak.
Jati menyebar luas mulai dari India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Indochina, sampai ke Jawa. Jati tumbuh di hutan-hutan gugur, yang menggugurkan daun dimusim kemarau. Menurut sejumlah ahli botani, jati merupakan spesies asli di Burma, yang kemudian menyebar ke Semenanjung India, Thailand, Filipina, dan Jawa. Sebagian ahli botani lain menganggap jati adalah spesies asli di Burma, India, Muangthai, dan Laos.
Sekitar 70% kebutuhan jati dunia pada saat ini dipasok oleh Burma. Sisa kebutuhan itu dipasok oleh India, Thailand, Jawa, Srilangka, dan Vietnam. Namun, pasokan dunia dari hutan jati alami satu-satunya berasal dari Burma. Di Afrika dan Karibia juga banyak dipelihara.
Jati paling banyak tersebar di Asia. Selain di keempat negara asal jati dan Indonesia, jati dikembangkan sebagai hutan tanaman di Srilangka (sejak 1680), Tiongkok (awal abad ke-19), Bangladesh (1871), Vietnam (awal abad ke-20), dan Malaysia (1909).
Keunggulan Kayu Jati
Kayu yang dihasilkan dari pohon jati merupakan kayu dengan kualitas tinggi yang termasuk dalam kelas awet I – II dan kelas kuat I – II yang tidak dimiliki oleh kayu lain seperti kayu pohon pinus, jati belanda dan pohon sengon. Kayu jati memiliki berat jenis 0,62 hingga 0,75 dengan karakteristik stabil, kuat, dan tahan lama.
Sifat unggul dari kayu jati lah yang menjadikannya primadona dan pilihan utama bahan baku furniture dan bahan bangunan. Kayu jati memiliki ketahanan dari serangan jamur dan rayap karena mengandung zat ekstraktif alami berupa tectoquinon yang tidak disukai oleh hama-hama perusak.
Di dunia perdagangan kayu, kayu jati termasuk kategori kayu yang mewah serta mempunyai nilai estetika sangat tinggi. Kayu terasnya berwarna cokelat kekuningan, serta kayu gubalnya berwana putih kekuningan atau cokelat kuning. Selain itu, kayu jati juga memiliki corak tegas dan indah, serta serat lurus bergelombang.
Jenis Kayu Jati
Kayu jati sangat beragam dan bermacam-macam. Berikut ini beberapa jenis kayu jati yang terkenal diantaranya yaitu:
1.Jati Emas
Jenis kayu jati ini merupakan kayu yang paling banyak dibudidayakan oleh banyak orang. Hal ini dikarenakan jati emas mampu untuk tumbuh lebih cepat dan hidup lebih lama dari jenis jati lainnya. Jati emas dapat tumbuh hanya dalam kurun waktu 6 hingga 14 tahun saja , jati emas sudah siap untuk dijadikan furniture rumah atau kayu komersial.
Di Pulau Jawa dan Pulau Madura dikenal dengan nama kalimasada, purnamasada, atau pramasada. Sebuah cerita rakyat Jawa menganggap pohon ini mengandung kekuatan spiritual.
Ciri-ciri jati emas yang paling mencolok adalah kulitnya yang berwarna lebih gelap dengan pori-pori yang besar. Kelebihan dari kayu jati emas diantaranya yaitu: Usia batang pohon jati dan kayu lebih tahan lama, tumbuh lebih cepat, batang pohon lurus dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan, ranting pohon yang lurus dan kokoh, bisa menjadi kayu tambahan, harga kayu lebih murah dibandingkan jenis jati lainnya, Tidak harus mencari supplier, karena bisa ditemukan di mana-mana.
Kekurangan jati emas antara lain: Pada bagian pangkal kayu sering ditemukan cekungan, sehingga ketika kayu dipotong tidak sampai bawah dan hasilnya lebih sedikit, Jika sudah ditebang, kayu tidak begitu awet dan rentan lembab, Kadar air cukup tinggi.
2.Jati Perhutani
Kayu jati perhutani atau TPK, merupakan jenis jati yang dirawat langsung oleh Perhutani. Karena hal inilah yang menjadikan jenis jati ini menjadi sangat istimewa.Jenis pohon jati ini membutuhkan perawatan spesial karena masa tumbuhnya yang lebih lama dan membutuhkan perhatian lebih dalam perawatan.
Pohon jati perhutani memiliki waktu tumbuh yang sangat lama sekitar 20 tahun hingga menjadi pohon dewasa. Penebangan jati perhutani tidak bisa ditebang secara sembarangan. Setiap proses penebangan harus melewati izin dari dinas dan diseleksi untuk memastikan jika kualitas kayu sesuai standar.
Kelebihan jati perhutani diantaranya yaitu Serat kayu dari jenis jati ini sangat padat, awet dan lebih kuat dibandingkan dengan jenis jati lainnya, memiliki warna 3D, sehingga terlihat lebih hidup dan bertekstur, diameter dari batang kayu cukup besar, batang kayu lurus dan mudah ditebang, kualitasnya di atas rata-rata karena diseleksi secara ketat, mengandung minyak alami pada akar dan batang pohon jati.
Karena budidaya dan pengolahannya yang dijaga dengan ketat, harga kayu jati perhutani jauh diatas rata-rata jenis jati lainnya.
3.Jati Rakyat
Jati rakyat memiliki ciri batang yang bengkok dan pori-pori yang padat. Masa pertumbuhan jati rakyat lebih lama dibandingkan jati emas. Kayu jati rakyat baru bisa dipanen dan disulap menjadi mebel ketika pohon telah berusia 14 hingga 26 tahun. Pori-pori dari kayu jati ini bisa padat dikarenakan masa tumbuhnya yang lamban. Ciri khas dari jari rakyat adalah gubal kayunya yang lebih sedikit bila dibandingkan jati perhutani dan jati emas.
Kelebihan jati rakyat diantaranya yaitu harganya lebih murah dari jati emas dan jati perhutani, kayu hasil tebangannya bisa ditemukan di mana saja Kekurangan jati rakyat diantaranya kadar air dan gubalnya cukup tinggi, warna kayu pucat, sehingga kurang diminati.
Manfaat Pohon Jati
Kayu jati juga dapat diolah menjadi veneer untuk melapisi permukaan kayu lapis, serta parquet atau penutup lantai. Bagian ranting pohon jati dapat digunakan sebagai kayu bagar kelas I karena menghasilkan panas yang tinggi. Penggunaan kayu jati juga digunakan pada konstruksi jembatan, bantalan rel kereta, serta kapal laut pada masa lampau.
Bagian daun pohon jati hingga saat ini masih dimanfaatkan untuk membungkus makanan, seperti nasi jamblang dan nasi pecel. Kelebihan dari makanan yang dibungkus dengan daun jati adalah aroma khas jati yang ikut berbaur dengan makanan. Selain itu, daun jati juga digunakan oleh masyarakat Yogyakarta untuk pewarna gudeg.
Dalam bidang pengobatan tradisional dan kesehatan daun jati dipercaya dapat mengobati berbagai macam penyakit serta memberikan berbagai macam manfaat sebagai berikut:
1.Membantu Mengurangi Gejala Asma
Manfaat jati yang pertama terdapat pada daunnya. Daun dari pohon jati memiliki manfaat untuk mengurangi serta mencegah asma. Goswami melakukan penelitian menggunakan model binatang. Dan dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa ekstrak dari daun pohon jati memiliki efek signifikan sebagai anti asma.
2.Membantu Mengobati Cacingan
Manfaat jati selanjutnya adalah mengobati cacingan. Daun dari pohon jati juga dipercaya mampu melawan infeksi dari parasit seperti cacing. Guraraj menemukan bahwa ekstrak dari daun jati dapat dimanfaatkan untuk mengobati cacingan.
Penelitian dilakukan dengan menentukan waktu kelumpuhan dan kematian cacing terhadap obat standard piperazine citrate. Hasilnya, daun pohon jati memiliki efek yang cukup ampuh seperti piperazine citrate dalam melawan cacing penyebab penyakit.
3.Perawatan Kulit
Manfaat jati ini berguna bila sahabat alam mengalami permasalahan pada kulit kalian. Daun dari pohon jati bisa dimanfaatkan sebagai agen antiradang pada kulit. Dengan menggerus daun dari pohon jati, kalian bisa mengambil sari daunnya.
Setelah itu, perasan daun jati bisa dimanfaatkan sebagai obat berbagai penyakit kulit karena peradangan, misalnya jerawat. Daun pohon jati juga bisa membantu mengatasi kulit yang terasa gatal.
4.Daun Pohon Jati Kaya Antioksidan
Daun tanaman jati memiliki kandungan antioksidan yang baik bagi tubuh dalam melawan radikal bebas. Ramachandrana menemukan bahwa komponen phenolic pada daun tanaman jati memiliki agen antioksidan yang sangat baik. Radikal bebas sendiri bisa menjadi penyebab tumbuhnya sel kanker serta penuaan dini.
5.Mempercepat Penyembuhan Luka
Menurut Majumdar, bagian depan daun pohon jati dapat digunakan sebagai penyembuh luka, terutama pada luka lepuh atau luka bakar. Penelitian ini mengevaluasi ekstrak hydrochloric dari daun jati pada tikus.
Didapatkan sebuah hasil bahwa daun pohon jati dapat mempercepat perbaikan sel-sel dan jaringan-jaringan kulit yang rusak sehingga luka bisa lebih cepat sembuh.
6.Merangsang Pertumbuhan Rambut
Ragasa menemukan bahwa minyak dari daun jati dapat dipakai untuk mempercepat pertumbuhan rambut. Kemudian Jaybhaye juga menemukan bahwa biji dari tanaman jati ini dapat digunakakan sebagai hair tonic. Kita bisa memetik daun jati dan mendapatkan manfaat jati sebagai bahan alami untuk merawat rambut kalian.
7.Anti Jamur
Astiti dan Suprapta menilai aktivitas antijamur pada ekstrak daun pohon jati melawan jamur jenis A.phaeospermum. Daun jati kering diambil sarinya oleh para peneliti ini. Ternyata, hasilnya menunjukkan bahwa daun dari pohon jati berkhasiat untuk mencegah pertumbuhan jamur.
Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT)
Indonesia merupakan negara pertama yang diberi wewenang untuk menerbitkan izin Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) untuk kayu yang dijual di pasar Uni Eropa. “Dengan bergabungnya Indonesia di sistem kontrol FLEGT, kita dapat membuktikan bahwa kayu jati Indonesia tidak berasal dari pembalakan liar, dan bahwa jumlah pohon yang ditebang akan sama dengan jumlah bibit pohon yang ditanam kembali,” kata Dubes Oegroseno.
Pada 2020, produk kayu Indonesia diekspor ke Eropa dengan nilai 660 juta euro (sekitar Rp11,3 triliun), umumnya sudah dalam bentuk furnitur. Perputaran uang global dari jual beli kayu mencapai 2,4 miliar euro (sekitar Rp41 triliun).