Seorang kurator lukisan adalah orang yang bertanggung jawab untuk melindungi warisan budaya dalam bentuk karya seni lukis. Orang-orang ini paling sering bekerja di museum, pusat konservasi, atau lembaga budaya lainnya. Mereka mengawasi perawatan fisik koleksi, dan terlatih dalam bidang kimia serta penerapan praktis teknik untuk memperbaiki dan merestorasi lukisan.
Seorang kurator lukisan bekerja sama dengan sejumlah profesional museum untuk memastikan karya seni lukis menerima perawatan berkualitas terbaik. Orang ini dapat dipanggil oleh Registrar/Collections Manager (RCM) jika terjadi keadaan darurat, seperti kerusakan yang tidak disengaja. Seorang kurator lukisan juga dapat diminta berkonsultasi dengan RCM dan tim desain pameran untuk memastikan karya tersebut cukup stabil untuk dipajang, dan menentukan seberapa banyak paparan faktor lingkungan, seperti kelembapan atau cahaya, yang dapat ditahannya.
Kesiapsiagaan darurat dan rencana darurat merupakan bagian penting yang harus dimiliki museum. Rencana ini memberi tahu konservator, RCM, dan semua personel museum lainnya tentang cara menanggapi bencana yang mungkin menimpa institusi mereka, dan juga koleksinya. Rencana ini dapat bersifat luas, merinci sejumlah prosedur untuk berbagai kemungkinan, seperti kebakaran, banjir, dan bahkan perang. Langkah-langkah perlindungan dalam rencana darurat harus mencakup pencegahan melalui manajemen risiko, pelatihan kesiapsiagaan dan respons, serta pengaturan pemulihan. Sebuah institusi harus mengetahui anggota staf mana yang didelegasikan ke suatu proyek selama keadaan tertentu, dan dapat memberi tahu mereka bagaimana mereka akan menilai dan bergerak maju dengan bantuan rencana darurat.
Asosiasi restorasi lukisan
Indonesia
Sebagai pengembangan dari salah satu misi pelestarian budaya, Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) berpartisipasi dalam kegiatan konservasi lukisan sebagai pusaka seni lukis Indonesia. YAD mengawali kontribusinya melalui kegiatan restorasi 3 lukisan karya Raden Saleh pada 2013 lalu yaitu “Penangkapan Pangeran Diponegoro” (1857), “Harimau Minum” (1863) dan Patroli Tentara Belanda di Gunung Merapi dan Merbabu” (1871). Dalam kegiatan ini YAD bekerjasama dengan Goethe Institut dengan mendatangkan ahli konservasi Susanne Erhards dari GRUPPE Kӧln – Jerman.
Tahun 2015, YAD kembali bekerjasama dengan Goethe Institut dalam penyelenggaraan “Pelatihan dan Pameran Konservasi Lukisan: Pencegahan, Restorasi dan Perawatannya” yang merupakan bagian dari Pameran “Aku Diponegoro Sang Pangeran Dalam Ingatan Bangsa dari Raden Saleh Hingga Kini” yang telah berlangsung dari 6 Februari – 8 Maret 2015 lalu di Galeri Nasional, Jl. Medan Merdeka Timur No. 14, Jakarta 10110.
Pameran dan Pelatihan Konservasi Lukisan ini dikurasi oleh Susanne Erhards dan didukung oleh Tim YAD yaitu Catrini Pratihari Kubontubuh, Nyoman Arya Subamiya, Evi Manalu, dan Risza Takijoedin
Pelatihan yang tidak dipungut biaya ini dan diberikan secara langsung oleh Susanne Erhards, bertujuan memberikan pemahaman dasar dan berbagi pengalaman dalam melakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca restorasi. YAD berharap dari pelatihan ini akan bermunculan ahli konservasi lukisan yang kompeten dimana saat ini profesi tersebut masih sangat terbatas di Indonesia.
Belanda
Art Restorers Association Nederland merupakan asosiasi pemulih dan konservator karya seni dan benda bersejarah yang didirikan pada tahun 1991. Sejak saat itu, asosiasi ini tidak hanya berfokus pada perlindungan kepentingan profesi ini, tetapi juga untuk menjaga semua bentuk warisan budaya. Asosiasi ini bertujuan untuk meyakinkan, tidak hanya para anggotanya, tetapi juga mendorong semua orang yang tertarik untuk melestarikan warisan budaya bahwa ada kebutuhan nyata untuk perawatan yang baik dan terampil. A.R.A. berfokus secara khusus pada setiap orang yang secara aktif terlibat dalam bidang konservasi dan restorasi.
Inggris
The British Association of Paintings Conservator-Restorers mempromosikan dan membina praktik konservasi lukisan di Inggris Raya dan di seluruh dunia. Didirikan pada tahun 1943, kami adalah organisasi profesional tertua yang didedikasikan untuk semua konservator-restorasi lukisan di Inggris Raya. Anggota kami adalah profesional terampil yang bekerja di praktik swasta atau di institusi yang sudah mapan.
Langkah2 konservasi lukisan:
Pertama, pembersihan ringan (light cleaning). Lukisan dibersihkan menggunakan kuas dan alat penyedot (vacuum). Kedua, ada pembersihan menggunakan bahan pelarut kimia yang aman. Ketiga, bongkar pasang spanram alias ‘reframing’ dan mengencangkan kanvas yang kendor (restretching).
Tahap keempat adalah inpainting (tusir warna). Tahap kelima adalah melukis ulang dengan mempertimbangkan bentuk-tekstur-warna (repainting), Disusul tahap keenam, ketujuh, kedelapan, dan kesembilan, masing-masing adalah retouching;varnishing (vernis), stripping (mengangkat overpaint/cat yang tidak sesaui), sampai dengan consolidation (penguatan cat rapuh).
Bahan kimia yang digunakan diantaranya methyl ethyl ketone (MEK) sebagai bahan pelarut, emulsi yang mengandung 2-butanone oxime dan oil modified alkyd resin sebagai konsolidan cat rapuh dan kaku.
diposting oleh gandatmadi46@admin