Menkeu Sri Mulyani Indrawati menjelaskan soal Tarif Impor Trump, Kondisi, Danantara.

Ringkasan

Tarif resiprokal yang disampaikan oleh Amerika terhadap 60 negara menggambarkan cara penghitungan tarif tersebut yang saya rasa semua ekonom yang sudah belajar ekonomi tidak bisa memahami.

Kami akan melengkapi presentasi dari Pak Menko Perekonomian yang tentu lebih banyak kepada instrumen APBN karena ini salah satu instrumen di dalam pengelolaan ekonomi dan terutama dari sisi makro yang banyak sekali diandalkan pada saat menghadapi syok ataupun guncangan guncangan.

Empat hal yang akan saya sampaikan pergeseran geopolitik yang sebagian tadi telah disampaikan oleh Pak Menko mengenai  tarif perdagangan yang diimplementasikan Amerika Serikat dan dampaknya,  resiliensi dari perekonomian Indonesia dan bagaimana kinerja APBN.

Ibu Bapak sekalian kita semua memahami bahwa dunia berubah luar biasa Pasca Perang Dunia Kedua di mana pada saat itu negara Eropa porak-poranda dan harus dibangun memunculkan suatu tekad bersama terutama di negara-negara barat untuk memunculkan suatu institusi-institusi global seperti WTO, IMF,  World Bank agar bisa membangun kembali pasca puing perang dunia kedua.

Sekarang ini seluruh institusi global ini menjadi kurang efektif atau bahkan tidak efektif karena shareholder utamanya yaitu G7 terutama Amerika Serikat sendiri yang melahirkan institusi ini sekarang tidak lagi percaya pada institusi yang dibuat sehingga memunculkan suatu sistem yang sifatnya unilateral

Ini rule base yang selama dikenal sejak Perang Dunia Kedua sekarang menjadi tidak pasti,  di sisi lain memunculkan blok-blok baru termasuk Bricks tadi dan juga kebijakan yang semuanya cenderung menjadi dalam situasi tidak pasti,  intensitas dari persaingan yang sangat runcing.

Setiap negara pasti instingnya adalah menjaga domestiknya maka banyak kebijakan ekonomi menjadi inward looking – My country first American first China first Indonesia first dan yang lain-lain. Karena ini memang pada saat exsternal environment tidak bisa diandalkan maka yang harus dilakukan adalah menjaga kepentingan nasional.

Tadinya kita masih berharap adanya supply change yang berdasarkan perkawanan. Makanya waktu itu muncul friend shoring,  near shoring.  Sekarang bahkan tidak ada definisi yang disebut kawan atau friend lagi.  Karena Amerika terhadap Kanada terhadap Meksiko negara yang tergabung dalam nafta ini pun juga yang dibidani oleh Amerika Serikat dan sekarang menjadi persaingan yang tidak ada lagi definisi kawan atau lawan Inilah dunia yang kita hadapi.

Kalau kita lihat timeline-nya selama satu episode 1 Februari hingga April ini dalam 2 bulan telah mengubah landscap perekonomian global.  Pada saat Presiden Trump tanggal 1 April mengeluarkan executive order untuk mengatakan Kanada diberikan tarif 10% dan untuk energinya 25%, Meksiko diberikan tarif 25 dan Tiongkok 10% Itu telah mengubah seluruh tatanan perkawanan yang tadinya dianggap taken for granted itu akan terus berjalan.

Dengan adanya kenaikan tarif di Amerika Serikat memunculkan sebuah pemikiran atau hal yang akan menjadi reaksinya yaitu terjadinya diversion dari perdagangan. Straight diversion ini yang sekarang sedang dibahas dunia negara mana yang bisa menjadi tujuan ekspor alternatif atau negara mana yang bisa menjadi tempat investasi alternatif untuk kemudian munculnya trade without Amerika atau Amerika  di alineate dan kemudian muncul di antara sisa Amerikanya Karena memang Amerika di dalam perdagangan dunia plus RRT itu hanya menjelaskan sekitar 25% dari global trade Jadi 75% sebetulnya bisa berdagang di luar dua negara besar itu

Namun pengaruh dari spill over dua negara tidak bisa juga dianggap enteng peluang Indonesia untuk take over karena beberapa negara Vietnam, Bangladesh, Thailand,  China yang rate dari resiprokalnya dari Amerika itu lebih tinggi yaitu 34 36 37 bahkan 46. Tapi kita juga tahu banyak negara di sekitar kita atau yang mirip dengan kita yang tarifnya juga lebih rendah Filipin hanya 17% Malaysia 24 Korea Selatan 25 dan India hanya 26%.

Nilai tukar kita Pak Gubernur Bank Indonesia sudah menyampaikan juga beberapa langkah bahkan sebelum pembukaan hari ini dan alhamdulillah kita sekarang sudah bisa turun di bawah 17 Namun dinamika ini seperti harga saham nilai tukar maupun dalam hal ini obligasi surat berharga itu seperti per kita itu seperti shock absorber. Karena shocknya terjadi ini adalah bentuk respons yang mungkin harus terbiasa kita lihat namun tidak berarti kita kemudian shifting attention-nya dari fondasi yang tetap harus dijaga.

Tekanan di pasar keuangan yang tinggi terakhir ini sebetulnya bukan hal yang baru.  United States Treasury securities baik yang 2 tahun maupun 10 tahun agak melemah karena dia dianggap safe heaven tapi dolar indeksnya juga melemah jadi kepercayaan 100% terhadap dolar juga mulai menurun. Sementara fixed index yaitu volatility juga meningkat. Tapi kalau kita bandingkan pada saat COVID kenaikannya sebetulnya masih relatively managable.  Tapi ini menggambarkan suasananya alarmnya mulai berbunyi.  Jadi kita harus juga tetap hati-hati tanpa panik. GP Morgan,  Goldman Sachs semuanya mengatakan bahwa Amerika kemungkinan masuk ke resesi.  Probabilitanya sekarang naik ke 60% dari tadinya di bawah 50%.

Dengan outlook seperti itu tidak heran maka commodity price menurun karena nanti demand turun kalau terjadi resesi. Kita lihat harga komoditas mengalami koreksi Harga minyak terutama yang kita lihat sekarang ada di level US$ 64 – US$ 65.  APBN kita menggunakan asumsi US$ 80 Jadi ini berarti nanti subsidi lebih rendah Moga-moga kita tetap jaga ini juga membuat APBN kita menjadi relatively menjadi berkurang tekanannya meskipun nilai tukar kita agak di atas dari asumsi.  Sementara CPO justru membaik Ini membuat penerimaan negara juga membaik Copper juga masih relatif bagus Nikel mengalami penurunan dan coal kita masih agak e struggle bahkan sekarang sudah di bawah 100.

Aktivitas manufacturing sampai hari ini masih diekspansi tapi tipis di 50,3 Tadi telah disampaikan Pak Menko Indonesia masih di atas 52 berarti kita masih ekspansif Kemarin kita sempat turun tapi kemudian kita naik secara cepat sekali Ini menggambarkan cukup resilience dari sektor manufaktur di Indonesia.  Ekspor Indonesia untuk pertanian hal ini pertumbuhan year on year-nya 52%  manufaktur 29% Itu menggambarkan bahwa sebelum tarif Trump kita cukup baik dan oleh karena itu neraca perdagangan kita tetap terjaga surplus.

Kalau kita lihat dari sisi neraca perdagangan ini Amerika adalah the second largest Tapi antara yang the first large largest yaitu China,  Amerika itu di US$ 23 billion Dan ini tidak banyak berbeda dengan destinasi lainnya Kalau lihat dari tabel ini Indonesia punya banyak alternatif sebetulnya dalam artian seperti yang dikatakan oleh Pak Menko tadi bahwa destinasi ekspor kita masih bisa kita diversify dan attachment atau dependency kita terhadap Amerika tidak terlalu besar dibandingkan negara-negara lain.

Sebelum Trump Liberation Day tarif kita sudah diminta untuk memformulasikan deregulasi mempermudah seperti yang tadi telah ditekankan oleh Bapak Presiden. Saya sampaikan untuk beberapa yang di area yang pasti banyak teman-teman dari bisnis melihat dan penting karena ini sangat mempengaruhi cash flow dan yang lain-lain.

Cortax kita sudah makin membaik ini akan mempercepat proses pemeriksaan proses keberatan dan termasuk validasi dari instansi melalui layanan Ini membuat nanti dokumentasi menjadi lebih mudah sehingga segala proses termasuk restitusi menjadi jauh lebih cepat karena ini termasuk salah satu yang menjadi potensial dari komplain yang muncul dari United States Trade Representative (USTR) terhadap Indonesia.  Pemeriksaan pajak akan diperpendek 50% waktunya dari 12 bulan menjadi 6 bulan Dan untuk pemeriksaan wajib pajak yang sifatnya group untuk transfer pricing yang selama ini membutuhkan 2 tahun sekarang hanya menjadi 10 bulan Untuk restitusi kami melakukan secara jauh lebih cepat untuk yang orang pribadi di bawah 100 juta sama sekali tidak ada pemeriksaan. Dengan adanya Cortax  kita jauh bisa melakukan pengembalian lebih bayar PPN secara otomatis Ini akan sangat mempengaruhi banget dari sisi cash flow dari perusahaan.

Kita juga penetapan nilai pabean dan ini juga termasuk yang dikomplain oleh pelaku usaha termasuk yang dari Amerika. Kita akan menggunakan rentang harga yang berbasis bukti yang valid jadi ini lebih memberikan kepastian penghapusan kuota impor dan peraturan teknis ini disampaikan oleh Bapak Presiden ini akan sangat membantu karena kuota itu tidak memberikan penerimaan negara tetapi menambah beban transaksi dan menimbulkan ketidaktransparan.  Kalau ini dihapus akan sangat menentukan banget perbaikan dari sisi impor- ekspor Indonesia Penyediaan perizinan dan tata niaga impor akan disederhanakan berbasiskan IT dan data Juga pergeseran dari pengawasan border menjadi post border dengan National Logistic Ecosystem (NLE) di mana semua transaksi logistik ada di dalam digital technology.

NLE merupakan sebuah platform digital layanan logistik dari hulu (kedatangan kapal) hingga hilir (warehouse/pabrik) dengan memfasilitasi .

Maka ini akan menurunkan waktu dan biaya logistik Saat ini 53 pelabuhan dan 7 bandar sudah terkonnect dengan NLE sehingga seluruh transaksi itu semuanya digital dan jauh lebih cepat dan pasti.  Kita juga mengimplementasikan  HI-CO SCAN X-RAY SYSTEM. Dengan demikian petugas tidak perlu harus melihat membongkar karena kita sudah bisa lihat setiap kontainer tanpa adanya intervensi dari petugas.

Media menyoroti mengenai APBN kita APBN memang selama ini menjadi salah satu anchor yang terus-menerus kita sampaikan secara transparan.  Postur dari APBN kita sampai dengan akhir Maret itu sekarang sudah dalam situasi membaik

Kemarin headline seolah-olah mengatakan “Oh penerimaan pajak mengalami kontraksi dan lain-lain.” Kenapa kami kemarin menunda melakukan press conference karena memang datanya masih sangat liquid masih dinamis karena adanya cortax di sisi lain adanya penerapan TER (merupakan sebuah skema untuk menghitung PPh 21) dan juga adanya beberapa perusahaan wajib pajak besar yang melakukan restitusi itu one off sehingga tidak ingin menciptakan kepanikan market jika  kami melakukan presentasi. Kalau kita lihat pada bulan Maret penerimaan pajak bruto kita sudah turn around yang tadinya growth-nya minus 13 bulan Januari dan  Februari minus 4 ini sekarang sudah positif 9,1. Turning around itu kelihatan sudah mulai baik.

Untuk sisi belanja pemerintah kita masih on track meskipun banyak program besar yang Bapak Presiden telah sampaikan kita tetap memantau secara detail belanja Kementrian Lain (KL) Rp 196 triliun sudah kita lakukan dan Rp 16,9 triliun belanja non KL itu termasuk subsidi pensiun ada Rp. 217 triliun. Kalau kita lihat persentase dari belanja kita tidak banyak berbeda tahun lalu karena pemilu kita melakukan front loading untuk persiapan pemilu memang persentase belanja adalah di 17,3 tapi sebelum pemilu  15,5  persen tahun ini 15,3.  Jadi masih comparable masih cukup baik . Untuk pensiun tetap kita bayar kemarin ada kenaikan pensiun plus THR kita tetap meningkatkan belanja yaitu tumbuhnya 4%.

Tahun lalu karena ada kenaikan yang cukup tinggi subsidi yang  tadi  Bapak Presiden menyampaikan subsidi pupuk di 2025 sampai dengan Maret sudah mengeluarkan 1,7 juta ton dan ini dilakukan secara tepat waktu dan tadi sesuai dengan instruksi Bapak Presiden simplifikasi yang menjelaskan bagaimana kita bisa men-secure panen yang baik karena pupuknya datang pada saat di tanam.  tahun-tahun sebelumnya nya pupuknya datang ada anggarannya tapi datangnya terlambat dan hilang. Jadi ini matters a lot reform itu sangat-sangat memberikan pengaruh yang luar biasa besar terhadap perbaikan apa yang ada di dalam pelaksanaan

Beberapa dari subsidi BPM LPG 3 kilo, subsidi listrik semuanya dari sisi volume mengalami kenaikan Ini artinya APBN bekerja untuk melindungi masyarakat agar mereka yang bebannya terasa dalam situasi saat ini mereka mendapatkan perlindungan dari APBN.  Belanja pemerintah ke daerah transfer juga dalam hal ini tetap terjaga dan on track Ini bahkan yang oleh Bapak Presiden menyampaikan kalau kita sekarang membelanjakan hampir sepertiga belanja kita ke pemerintah daerah sudah seharusnya kita melihat setiap rupiah itu harus benar-benar bermanfaat untuk masyarakat Dari mulai dana desa dana bagi hasil dana alokasi umum dana alokasi khusus baik itu yang fisik maupun nonfisik Jadi semua angka di APBN memang dilihat secara lebih teliti Itu barangkali yang membuat banyak yang tidak komfortable.

Pertumbuhan penerimaan pajak bruto yang sebelumnya terkontraksi -13% pada Januari dan -4% pada Februari, kini telah berbalik menjadi positif 9,1% pada Maret 2025. “Turning around itu kelihatan sudah mulai baik,” imbuhnya. Sri Mulyani juga memaparkan data rata-rata penerimaan pajak pada periode Desember hingga Maret dalam empat tahun terakhir. Pada tahun 2025, rata-rata penerimaan pajak mencapai Rp179,7 triliun, yang lebih baik dibandingkan tahun 2024 (Rp174 triliun), tahun 2023 (Rp167 triliun saat boom komoditas), dan tahun 2022 (Rp146 triliun pasca-COVID). Hal ini memberikan keyakinan bahwa penerimaan pajak masih berada di jalur yang tepat (on track). Menkeu menyayangkan adanya narasi yang dibuat seolah-olah APBN tidak berkelanjutan (sustainable) dan tidak hati-hati (prudent). Ia menegaskan bahwa program-program pemerintah telah didesain dalam kerangka APBN yang tetap prudent dan sustainable

Dengan Undang-Undang APBN yang sudah disetujui oleh DPR yaitu Undang-Undang 62 tahun 2024  defisit APBN sebesar 2,53% itu artinya defisit Rp. 616 triliun sampai dengan sekarang defisit dan pembiayaan.

Banyak yang mengatakan apakah APBN-nya jebol Tidak program-program Bapak Presiden ada di dalam ruang APBN yang ada program kesehatan termasuk pemeriksaan  kesehatan gratis itu sudah dianggarkan di dalam APBN pembangunan desa termasuk koperasi desa itu juga nanti akan menggunakan dana desa governance-nya yang kita sekarang workout tapi tidak menambah amplop sehingga kemudian orang menganggap akan ada pengeluaran yang akan membuat APBN kita menjadi tidak sustainable. Pertahanan semesta baik untuk alut sista dan juga industri pertahanan dalam negeri itu semuanya ada di dalam APBN kita

Danantara yang diestablish termasuk penggunaan dividen itu sudah kita perhitungkan Jadi kami ingin menyampaikan bahwa APBN tetap terjaga sebagai anchor confidence karena ini penting sekali. Danantara dalam hal ini kami dengan Pak Rosan dan Menteri BUMN akan terus bekerja bersama ya harus dikelola secara pruden transparan karena ini adalah harta untuk anak cucu kita.

Diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com

Post navigation

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *