Seminggu setelah diangkat menjadi Menkeu, Sri Mulyani Indrawati di bulan Juli 2016 sudah mengambil keputusan memotong APBN sebesar Rp 133,8 triliun setelah dipotong Rp 50,6 triliun oleh Menkeu Bambang Brodjonegoro. Penyebabnya perlambatan ekonomi global.
CNN – An increasingly interconnecting world makes countries vulnerable to events in others. Seven years after the American subprime crisis shook the whole world, global economic shocks keep coming. 2016 witnessed several events that ended up impacting economies all over the world, for good and bad.
Penyebab utama menurut The Economic Times:
Chinese crash
Pada tanggal 4 dan 7 Januari 2011, pasar saham China mengalami aksi jual tajam sekitar 7 persen yang dengan cepat membuat saham jatuh secara global. Dari 4 hingga 15 Januari, pasar saham China turun hampir 18 persen. Yuan jatuh ke level terendah sejak Maret 2011 yang membuat ekspor China lebih kompetitif di pasar luar negeri dan pada gilirannya membuat investasi luar negeri lebih mahal.
Brexit
Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dalam referendum pada bulan Juni. Sekarang Inggris harus mendefinisikan ulang dirinya sendiri setelah 23 tahun menjadi anggota Uni Eropa. Kenaikan tajam nilai dolar AS terhadap euro akan berdampak buruk pada sektor manufaktur AS. Keluarnya Inggris dari UE akan mendorong modal menjauh dari zona euro dan mengarahkannya ke pasar yang aman, termasuk Treasuries AS, yang mengakibatkan penguatan nilai dollar AS.
Trump win
Presiden terpilih AS Donald Trump protes tentang perjanjian perdagangan lama (long-standing trade agreements. Devaluasi yuan terhadap dolar AS oleh China juga telah menimbulkan kemarahannya dan dia telah bersumpah untuk menghukum Beijing karenanya. Dia juga berjanji akan mengenakan pajak pada perusahaan negara yang memindahkan pekerjaan ke luar negeri. Ia juga merencanakan dana baru yang berpotensi mendongkrak lapangan kerja namun bisa memicu inflasi….
President Trump menciptakan trade war yg dampaknya sejumlah negara mengalami resesi seperti Singapore, Italy, Jerman.
Kurs Rupiah
Mengacu data Bloomberg, nilai tukar rupiah pada 1 Januari berada di level 13.830, setelah pada penghujung 2015 ditutup di level 13.788. Pada 20 Januari yang ada di level 13.964. Namun memasuki Februari hingga pertengahan Maret, nilai tukar rupiah berangsur-angsur mengalami apresiasi. Rupiah sempat menyentuh level tertinggi pada 10 Maret di 13.052. Lantas, dari pertengahan Maret sampai pertengahan Mei nilai tukar rupiah berfluktuasi terbatas di bawah level 13.350. Pada tanggal 16 Mei, rupiah berada di level 13.310. Akan tetapi hanya dalam waktu empat hari saja, kurs melorot menyentuh 13.608 pada 20 Mei. Sejumlah analis menyebut, aksi ambil untung menekan kurs rupiah saat itu. Sehingga, pada akhir bulan Mei mata uang garuda bertengger di level 13.648.
Memasuki bulan Juni nilai tukar rupiah kembali menguat namun ada sedikit penurunan pada pertengahan bulan dan di minggu ketiga. Pada bulan ini, dunia tengah menanti hasil referendum Inggris Raya. Merespons hasil referendum yang dimenangkan oleh kelompok “keluar”, pada 24 Juni nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level 13.391 atau terdepresiasi 1,09 persen dari perdagangan sehari sebelumnya yang berada di level 13.248. Sejak 31 Oktober rupiah terus mengalami tekanan, hingga 30 November mencapai Rp 13.555/USD.
Era Covid 19
Menkeu Sri Mulyani Indrawati bicara dengan Tempo dapat diringkas sbb:
1.Presiden Jokowi memberi backup kepada kebijakan para Menteri. Seperti kita saksikan di media TV bagaimana Jokowi memberi ketegasan bahwa keputasan para Menteri adalah keputusan Pemerintah. Supaya dilaksanakan oleh para Menteri dengan seluruh jajarannya, Panglima TNI dan Kapolri dengan seluruh jajarannya, Gubernur, Bupati, Walikota dengan seluruh jajarannya.
2.Ketika Menkeu melaporkan untuk memotong APBN 2016 dalam jumlah Rp 133,8 triliun setelah dipotong Rp 50,6 triliun sebelumnya……perintah Presiden supaya segera dilaksanakan.
3.Indonesia sebagai negara berkembang perangkat birokrasi al hukum, personalia dll belum memadai sbg contoh untuk membeli vaksi perlu dibuat payung hukum termasuk dana dari APBN.
4.Pandemi Covid 19 masih penuh ketidak pastian namun langkah antisipasi disemua sektor wajib al proyeksi pertumbuhan akibat dari Covid yang kapan berakhir masih tanda tanya. Komite Sistem Stabilisasi Keuangan (KSSK) terus menerus membuat kajian agar sasaran tercapai.
5.Menkeu menjawab paska covid 19 kuatir terjadi economic super bubble.
diposting oleh gandatmadi46@yahoo.com