Beberapa tahun yang lalu dalam rangka menjalankan tugas dari Kementrian Koperasi & UKM ketemu seorang pemuda yang baru pulang dari Jepang, belajar dari petani Jepang. Pemuda ini mengatakan bahwa tidak memperoleh banyak manfaat karena petani Jepang mendapat support yang sangat cukup. Petani bisa memilih tanaman apa yang cocok dengan tanah miliknya, kemudian sudah tersedia bibit, pupuk dan obat2an dalam paket.
Kini BRI memiliki kredit mikro, Kredit Usaha Pedesaan ( Kupedes ) dan Kupedes Rakyat. Hingga September 2015 tersalurkan Rp 141,4 Trilyun untuk Kupedes dan Rp 18,9 Trilyun untuk Kupedes Rakyat. Setiap nasabah dapat memperoleh pinjaman antara Rp 25 000 – Rp 100 000 000 dengan suku bunga pinjaman 1 % per bulan atau 1,5 % jika terjadi tunggaan. Jangka waktu kredit minimal 3 bulan dan maksimal 36 bulan/60 bulan. Agunan berupa rumah dan bangunan, tanaman ( pohon ) dan barang2 bergerak lainnya.
Jika kredit yang dimaksud untuk menanam padi misalnya para petani belanja bibit, pupuk, obat2an dengan harga spesial dengan syarat membayar dengan giro check BRI. Hal ini mencegak penyalahcunaan subsidi pupuk kepada petani yang sering dimanfaatkan untuk perkebunan besar. Info dari si Man, dari desa Bulukerto, Wonogiri urusan Bank bagi masyarakat relatif bukan menjadi kendala.
Tokoh sepuh IKM ( Industri Kecil & Menengah ) dari Kabupaten Tegal, Bang Abdulah ( AAN ) cerita ketika beberapa tahun yang lalu mengunjungi Jerman. Program untuk IKM di sana juga paket komplit. Yang berminat memproduksi pisau tersedia lembaran2 baja, mesin pemotong menurut bentuk pisau yang diinginkan. Paket2 ini sesuai dengan kebutuhan dijamin kwalitasnya dan keekonomiannya.
Peran Pemerintah
Ditingkat Pemerintah Pusat terdapat Presiden dan Wapres dibantu oleh para Menteri terkait. Dilevel Gubernur dan Bupati sera Walikota dibantu para Kepala Dinas dan Kepala Biro selanjutnya makin mendekati para Petani dan UKM/IKM mengerucut. Dengan demikian arahan Presiden Jokowi agar pilihan proyek maksimum 5 akan terkordinasi dengan bagus. Keluhan kekurangan pupuk dan obat2an tidak terjadi karena sudah terperogram ( action plan ). Hasil produksi sesuai dengan rencana karena kebutuhan sarana telah disiapkan. Tidak ada lagi waduk tanpa ada irigrasi, tidak ada lagi kebutuhan listrik untuk kebutuhan industri kecil belum tersedia. Fokus seperti arahan Jokowi. Hasil kerajinan rakyat ada yang memasarkan misalnya Koperasi Pemasaran sehingga tidak ada lagi Pengrajin menawarkan sendiri dagangannya ke Kota2 Besar. Mereka numpang di rumah keluarga atau di Mesjid2. Sangat tidak efisien.
Total Factor Productivity ( TFP )
Secara makro pertumbuhan suatu negara ( PDB ) dicerminkan dalam pendapatan perkapita suatu negara merupakan salah indikator keberhasilan pembangunan suatu negara. Beberapa penelitian membuktikan bahwa tingginya tingkat output perekonomian yang dihasilkan oleh negara maju sebagian besar ternyata bersumber dari variabel Total Factor Productivity (TFP) yang identik dengan kemajuan teknologi, unsur produktifitas ataupun efisiensi kerja.
Perdebatan seputar fenomena sumber dari pertumbuhan di negara2 Asia Timur selama lebih dari 4 dekade mendorong banyak sekali kegiatan riset pada awal 1990an, yaitu ketika sukses dari negeri tersebut menjadi aspirasi negara berkembang lainnya. Hal penting bagi para akademisi dan pembuat kebijaan untuk mengerti bagaimana ekonomi tersebut dapat dicapai, pertumbuhan yg tak tertandingi, yang membawa kenaikkan living standard masyarakat dan pengurangan kemiskinan.
Studi awal cenderung setuju bahwa pertumbuhan yang tinggi yang dinikmati negara2 Asia Timur merupakan hasil pencapaian produktivitas yang didorong oleh akusisi dan penguasaan teknologi dari luar negeri. Sebagai contoh Pack dan Page ( 1994 ) yang berpendapat pertumbuhan yang tinggi di negara2 tersebut didorong oleh pertumbuhan cepat TFP, terutama dari pergerakan menuju international best practices , bagian dari hasil kinerja export produk2 manufaktur. East Asian Miracle: Economic Growth and Public Policy (1993), dari World Bank mengapresiasi peningkatan efisiensi, terkait erat dengan kebijakan reformasi, perdagangan terbuka ( lawan dari sistem perdagangan tertutup atau protektionis ) serta inovasi bidang teknologi.
Paul Krugman ( peraih hadiah Nobel ) berpendapat bahwa sukses negara2 Asia Timur bukan suatu keajaiban – a result of perspiration rather than inspiration; the high growth rates would not therefore be sustainable in the future.
Dari hasil estimasi model didapatkan hasil bahwa faktor yang signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan TFP di Indonesia adalah inflasi, nett export, anggaran litbang dan tingkat pendidikan pekerja, sedangkan faktor yang tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan TFP adalah Foreign Direct Investment (FDI). Adapun faktor yang memberikan pengaruh paling kuat dalam pertumbuhan TFP adalah anggaran litbang pemerintah . Solichah Vichy Budiwati, Aris Yunanto 2013
Dikumpulkan dari berbagai sumber oleh gandatmadi46@yahoo.com